07

1.6K 216 13
                                    


Hari sudah menjelang malam, bulan purnama muncul malam ini. Bulan yang begitu indah dengan warna terang yang sangat menyejukan hati jika menatap nya secara langsung.

Hendery terduduk di sebuah kursi tunggal dengan kaki yang menyilang satu di atas kaki yang lain. Sudah terbayang bukan bagaimana gagah nya seorang pewaris utama agent Zacanoxa ini? Menatap sebuah foto palaroid yang di laminating nya tadi, Hendery mulai mengulas senyum kecil.

"Dimana kau ibu, aku merindukan mu." Ulas nya mengecil, nada nya lirih. Begitu pedih jika di dengar oleh orang lain.

Bibir nya mengulum gugup, kelopak mata nya mengedip cepat di seperkian detik nya. Ia tahu, hari ini akan menjadi hari sedih nya. Namun ia menguatkan diri agar tidak menangis.

Mengelus pelan wajah seseorang yang berada di foto palaroid tersebut, Hendery menghela napas nya lega. "Aku harap kita bertemu besok, atau suatu hari nanti." Gumam nya samar.

"Jika kau masih hidup, aku mohon kepada Tuhan untuk mempertemukan kita." Lanjut nya bermonolog.

Hendery berdiri dari duduk nya yang begitu melelahkan, menatap bulan purnama yang indah kini mulai di tutupi awan hitam.

Terlalu metafora sebagai gambaran suasana hati nya saat ini. Bulan purnama dengan sinar terang menandakan dirinya mulai mendapatkan sebagian besar celah untuk bahagia, namun awan gelap yang mulai menutupi bulan itu menandakan ada suatu masalah yang masih menghantui dirinya.

Terlalu jenaka, padahal ia bukan seorang sastrawan. Tapi Hendery mampu mengambarkan dirinya pada situasi yang ia rasakan saat ini.

"Baby, are you okay?"

Lamunan nya tadi buyar seketika setelah kekasih nya datang dan menyentuh pundak Hendery pelan.

Hendery menatap Xiaojun teduh, iris matanya menyiratkan rasa takut dan tenang secara bersamaan. Rasa gundah dan bahagia secara bersamaan juga. Hendery mengangguk sekilas, "yeah, i'm okay."

"Kau tidak terlihat baik-baik saja Hendery. What's happen?" Xiaojun mengelus perlahan pundak Hendery, membawa lelaki dominan tersebut ke dalam pelukan hangat nya.

"Aku lelah, bolehkah aku menangis?" Hendery mulai tak kuasa menahan emosi nya sekarang.

"Siapa yang akan melarang diri mu untuk menangis? Menangis lah sesuka hati mu, aku akan selalu berada di samping mu."

"Xiao.. kau tahu aku tak pernah menangis sebelum nya, tapi mengapa menangis ini sangat menyakitkan?" Hendery mulai sesegukkan. Pengaturan napas nya menjadi sesak.

Xiaojun menuntun Hendery untuk terduduk di sebuah kursi panjang, mereka terduduk saling berhadapan. Tatapan cemas terlihat pada raut wajah Xiaojun.

"Look at me, baby. Menangis memang sesakit itu, tapi kau harus mengeluarkan emosi mu dengan cara menangis. Masakan tanpa bumbu pasti akan hambar, begitu juga dengan hidup." Jelas Xiaojun yang menghapus air mata Hendery. "Menangis lah, untuk menetral kan rasa sakit mu."

"Hum.. aku akan menangis sekarang, mulai hari ini." Ucap Hendery.

Lelaki submissif hanya mengangguk iba dengan mata yang mulai berair. Memang pedih rasa nya jika berada di posisi Hendery. Harus menjadi dewasa seperti apa yang di inginkan ayah nya sendiri. Hidup yang penuh akan aturan, dibatasi oleh kemampuan membuat Hendery semakin murka menjadi bagian dari keluarga Seo.

Pewaris utama Zacanoxa, di takdirkan untuk menjalankan misi agent yang di bangun sejak lama. Membuat Hendery seakan tak pantas untuk mendapatkan hak nya saat ini.

***

Kepala keamanan Mansion Seo di panggil untuk menghadap pada Tuan besar Seo.

The Dark Life Of Seo Family [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang