20

2.7K 238 22
                                    

Di tengah kegelapan, hanya penyinaran lampu gantung yang sudah meremang. Kim Jongin mengerang kesakitan, keadaan tubuhnya yang tercambuk dengan tali tambang. Ia penuh lebam dan sangat kesakitan.

"Aakh.." Ia menggerang sakit, tangannya terikat di belakang dengan besi berisikan pisau-pisau tajam yang mengelilingi besi tersebut.

Jika tangannya terkena goresan pisau itu, sudah dipastikan urat nadi nya akan putus dengan begitu saja.

"Wah hebat, setelah siksaan yang di berikan oleh orang suruhan ku. Kau masih hidup juga?" Ucap seseorang di tengah kegelapan.

"S-siapa?" Tanya nya.

Pria itu berdecih, "cukup dengar, kau tidak perlu tahu siapa aku." Ujar nya.

"Bedebah gila itu! Dimana si jalang sialan!?" Pekik nya meracau.

"Kau mencari ku, sayang? Kau sudah tak berguna lagi, Kim Jongin." Ujar Soojung di tengah kegelapan.

Jongin diam kelu, ia tak bisa merkutik sekarang. Akankah ia mati dan mendapatkan karma?

"Kau ingin membalas dendam? Tidak ada yang peduli dengan mu sekarang! Bahkan, bisnis mu sudah hancur melebur di luaran sana. Kim Jongin yang malang." Tukas Seo Hendery kepada pria itu.

"K-kau!" Geram Jongin. "Dimana Mingyu! Mingyu adikku!?"

"Dia sudah mati! Berteriaklah sekencang mungkin untuk memohon minta bantuan, Mingyu tidak akan bisa mendengar mu di dalam neraka." Tukas nya dengan nada meledek.

"Seo Hendery! Jung Soojung!" Pekik Jongin menggeram. Ia menggertak rahang begitu kuat.

Hendery hampir keluar dari ruangan bawah tanah yang sangat jauh dari mansion nya, menghidupkan korek api dan membuang korek tersebut di tengah-tengah Kim Jongin yang sudah di sirami minyak.

"Matilah kau dengan para pecundang itu." Gumam Seo Hendery dengan tatapan tajamnya sebelum pergi dari tempat tersebut bersama Soojung.

***

Haechan terbangun di sebuah tempat yang terang, tercium aroma khas seperti di rumah sakit. Kepalanya pusing seperti tercabit-cabit. Sedangkan badannya yang penuh dengan bekas tembakan itu sudah terjahit. Ia tahu dimana dia sekarang, tepatnya di kamar inap pasien.

Ia seorang diri, menatap sekeliling ruangan itu nihil tak ada siapapun yang berada di sampingnya.

Seo Haechan berpikir, mengapa ia masih bisa hidup sedangkan saat ia tertembak itu sudah tak punya harapan lagi untuk bangkit.

Telapak tangan kanannya berkejat sendiri, seperti Haechan tengah memegang sesuatu dan ia merasa kehilangan tersebut.

"D-dimana masker papa?" Lirih nya meringis. Tenggorokannya terasa sakit saat berbicara.

"Haechan? Kamu sudah siuman nak?"

Suara itu mengingat Haechan dengan orang yang sempat menembaknya, tentu nada suara orang itu menjadi terngiang-ngiang dalam pikirannya.

"Papa?" Gumam nya kecil.

Ten Lee, pria itu awalnya berada di ruang kecil sebelah; kamar mandi. Dimana saat ia keluar, tak sengaja melihat Haechan yang sudah siuman. Hal ini membuatnya sangat senang sekaligus takut. Takut jika Haechan akan memojokkan nya, dan tak mau memaafkan perbuatan yang telah ia lakukan beberapa hari yang lalu.

The Dark Life Of Seo Family [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang