Seminggu setelah kejadian di sekolah, Jaemin memutuskan untuk menjaga jarak dari Haechan. Sungguh, ini yang ia takutkan jika berpapasan langsung dengan pria psikopat berdarah dingin seperti Haechan.Menatap mata nya saja Jaemin tak bisa berkutik sedikit pun, walaupun sebenarnya wajah Haechan seperti seorang pelawak tapi Jaemin tidak tahu persis selera humor milik Haechan.
Mengendap-endap memasuki ruang kelas, hanya berniat ingin menaruh tas saja setelah itu pergi menuju perpustakaan. Ia pikir dengan sekolah lebih pagi, agar tak melihat wajah angkuh Haechan itu.
Menaruh tas nya di dalam kolong meja, Jaemin berbalik badan dan di kejutkan oleh beberapa orang di hadapannya. Haechan dan kawan-kawan nya, berdiri dengan lagak angkuh dan dingin sembari menatap Jaemin yang terkejut setengah mati.
"Kau.. kenapa mengendap-endap seperti maling?" Tanya Haechan dengan nada santai, namun mimik wajahnya seperti anak polos.
Jaemin tak berekspresi banyak, dia ingin cepat-cepat pergi dari kelas itu atau menghilang di tempat saja.
"Tunggu!" Cegat lelaki bermarga Seo itu kepada Jaemin saat pria yang lebih tinggi 2 cm dari nya ini memutuskan berjalan menjauhi diri nya. "Tangan mu sudah sembuh?" Tanya nya.
"Bukan urusan mu!" Jawab Jaemin bersungut. Ia melangkah pergi menjauhi kelas begitu saja, tanpa menoleh mimik wajah Haechan yang cengo akan perilaku dari Jaemin.
"Lagi pula mengapa kau sebegitu peduli dengan nya, dan kurasa dia tidak terlalu ingin dekat dengan mu Chan." Ungkap Moon Renjun kepada Seo Haechan.
Haechan menatap ubin kelas, seolah-olah diri nya baru saja di tolak oleh seseorang. "Tapi dia berbeda, kau tahu." Sahut lelaki bersurai coklat karamel.
"Apa kau mulai ada rasa setelah seminggu duduk dengan nya?" Goda Moon Yangyang.
Wajah dingin Haechan mulai di tampilkan, mood nya jadi suram kembali.
"Tapi sepertinya ada yang lebih dulu menyukai si 'Na' itu dari Haechan." Ujar Moon Renjun memberikan penekanan pada kata Na.
Jung Jeno yang merasa tersindir kemudian membantah pernyataan tersebut.
"Tapi dia sekilas mirip dengan papa," Ucap Haechan spontan di depan teman - temannya.
"Hanya mirip, tak lebih." Sahut Renjun cepat.
Haechan hanya diam termenung, tak menghiraukan ketiga teman yang berdiri sembari menatap dirinya khawatir. Namun, ketiga pria itu berusaha untuk tidak menampilkan rasa iba mereka terhadap Haechan, karena mereka yakin anak bungsu Tuan Seo Johnny ini tidak suka di perlakukan layak nya orang yang di kasihani.
.
Berbalik pandangan, Jaemin yang kini berjalan menjauhi kelas nya itu menuntun dirinya sendiri menuju ruang perpustakaan. Tentu saja untuk mengambil buku pelajaran, dan tak mungkin ia sanggup satu buku bersama Haechan.
"Huft! Apa aku terlalu kasar barusan?" Tanya nya bermonolog. "Tapi, ini sudah lebih dari cukup. Aku pantas berbicara seperti itu di hadapannya." Lanjut Jaemin.
Memasuki ruang perpustakaan, Jaemin mengambil nomor antri di tempat menunggu. Ruang perpustakaan yang sangat besar melebihi kamar pribadi nya itu membuat Jaemin kagum. Ini seperti pada di perpustaka kota, dan sekolah ini memiliki nya.
Fasilitas yang terbilang cukup untuk ukuran anak remaja yang gemar baca buku seperti Jaemin, pasti akan sangat betah duduk beberapa jam membaca buku dengan genre kesukaan mereka.
Di sisi lain Hendery berjalan bersama Xiaojun, Lucas, Mark. Mereka berempat memiliki niatan sekedar mencari buku untuk pratikum nanti sore.
Tentu saja mencari buku materi di perpustakaan, kemudian pratek di Lab.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Life Of Seo Family [✔]
Misteri / Thriller[YAOI] [Thriller] [Action] Kehidupan keluarga Seo Johnny tidak lah mudah, kehidupan keluarga yang penuh kegelapan hingga tak ada celah bagi keluarga itu untuk bahagia. ".... mpreg, missgendering, b×b ...." Warn⚠ Mature area. Adegan kekerasan. High r...