Haechan terbangun kembali di kamar nya sekarang. Hari sudah menunjukkan matahari bersinar. Tentu saja ini sudah pagi. Ia lupa, lagi pula ini hari libur. Jadi Haechan tak perlu takut untuk telat ke sekolah.
Ia bisa tidur kembali, namun niat nya harus di urung. Karena hari ini ia akan berlatih banyak tentang bela diri menggunakan senjata api.
Bila suatu hari dirinya di panggil untuk mengeksekusi musuh, ia bisa melakukannya dengan mudah tanpa rasa takut maupun iba.
Ia bersiap diri, membersihkan tubuh nya kemudian bergegas menuju ruang makan. Sialan, mungkin saja daddy dan kakak nya sudah selesai makan. Dan dia akan sarapan sendirian pagi ini.
Baru beberapa langkah menuruni anak tangga, mata Haechan terbelalak kaget. Bagaimana bisa teman-teman nya menyantap hidangan di ruang makan utama, yang seharus nya tidak ada yang boleh makan disini selain keluarga inti Seo saja.
"Apa yang terjadi disini?" Haechan bingung, kemudian mengambil tempat duduknya. Tangan nya terlipat mengintrogasi.
"Tuan Seo mengundang kami untuk sarapan disini." Jelas Lucas pada Haechan.
"Why? Mengapa tumben sekali?" Bingung anak bungsu bermarga Seo tersebut.
"Agar kamu dan Hendery tidak kesepian." Jawaban Seo Johnny menyita beberapa orang yang berada di ruangan tersebut, termasuk Haechan dan Hendery.
Haechan masih terkaku menatap ayah nya, ini bukan seperti ayah nya. Tapi, ya tidak apa-apa juga.
"Oh," Hendery hanya merespon kecil, acuh tak acuh dengan ucapan sang ayah.
Johnny menatap Hendery, teebesit rasa penasaran yang berada di dalam benak nya. Mendudukan bokong nya pada kursi empuk, mereka akan bersiap untuk menyantap hidangan makanan yang sudah di buat oleh para Maid.
"Kalian jangan malu dan segan, silakan coba dan ambil sepuas nya. Bukan kah kita sudah termasuk dalam keluarga?" Johnny berujar kecil, tak lupa senyum lembut nya yang baru saja ia keluarkan.
Anak-anak yang lain merasa heran, pria bengis seperti Johnny bisa tersenyum? Dengan perintah, mereka mau mengikuti arahan saat sarapan.
Sampai dimana waktu nya sarapan sudah selesai, semua memberi hormat pada Johnny sebagai tanda terimakasih. Dan pergi ke kamar mereka masing-masing untuk menyiapkan kegiatan selanjutnya. Hanya tersisa Jeno dan Renjun di ruang makan ini.
"Kalian, bisakah menjadi orang terpecaya ku?" Pinta Johnny.
Renjun melirik Jeno sekilas, perasaan bimbang dan bingung. Jika Johnny secara langsung sudah meminta, tak ada guna nya untuk menolak.
"Mengapa? Apakah ada sesuatu hal?" Tanya Renjun yang pikirannya mulai terbesit akan sesuatu hal.
"Nanti kau tahu, tapi apakah kalian setuju?"
"Saya setuju, apapun demi misi Zacanoxa." Sahut Jeno.
"Anak pintar, kembali lah ketempat kalian." Johnny menepuk bahu kedua anak tersebut, kemudian pergi begitu saja.
Sedangkan Renjun masih menatap tajam ke arah Johnny, menghidupkan alat pendeteksi suara batin. Jeno berujar lewat suara hati.
"Kau tahu akan terjadi perang senjata?" Renjun menukik alis saat Jeno berkata seperti itu.
"Mulut mu! Siapa yang akan melakukan hal itu?" Renjun masih menatap marah ke arah Jeno.
"Kau lihat saja nanti." Jeno pergi lebih dulu meninggalkan Renjun seorang diri.
"Memang tak ada yang beres disini." Gumam Renjun samar.
Ia berjalan kearah kamar Xiaojun memastikan lelaki yang merupakan submissif tersebut sudah bisa beraktifitas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Life Of Seo Family [✔]
Misterio / Suspenso[YAOI] [Thriller] [Action] Kehidupan keluarga Seo Johnny tidak lah mudah, kehidupan keluarga yang penuh kegelapan hingga tak ada celah bagi keluarga itu untuk bahagia. ".... mpreg, missgendering, b×b ...." Warn⚠ Mature area. Adegan kekerasan. High r...