PROLOG

410 15 2
                                    

     Putus, lima huruf yang mampu mengakhiri hubungan dengan segala kenangan yang pernah terjadi. Tak peduli berapa lama pun hubungan terjalin, jika kata putus sudah terucap, maka semua tidak akan sama lagi.

Patah hati adalah salah satu dampak dari kata putus. Tidak seorang pun di dunia ini senang jika hatinya patah, sama halnya seperti Gandhi. Sudah 6 bulan sejak kekasih hatinya mengakhiri hubungan yang sudah terjalin sekitar 1,5 tahun, namun Gandhi masih belum bisa move on.

Gandhi yang sekarang berbeda dengan Gandhi yang dulu, ia jadi lebih pemarah, jarang bahkan hampir tidak pernah tersenyum, membuatnya yang semula adalah Gandhi yang disegani kini menjadi Gandhi yang ditakuti. Perubahan Gandhi tak hanya berdampak pada dirinya sendiri namun juga berdampak pada geng yang dipimpinnya, Archard, geng di SMA Garuda Bangsa.

Pada masa awal kepemimpinannya, Gandhi berhasil membawa Archard pada masa kejayaannya, selain disegani oleh geng sekolah lain, Archard juga dapat menjadi contoh baik bagi geng lain karena hampir tidak pernah terlibat tawuran atau perkelahian, justru biasanya Archard yang menjadi penengah jika terjadi tawuran antar gang.

Namun, ketika Gandhi putus cinta, semua jadi berubah. Archard sering terlibat perkelahian karena Gandhi yang mudah terpancing emosi. Walaupun geng Archard memiliki banyak teman dari geng sekolah lain, tak sedikit juga geng lain yang ingin menjatuhkan Archard, dengan goyahnya emosi Gandhi, membuat geng yang ingin menjatuhkan Archard jadi lebih mudah untuk mencari masalah.

* * *
                                                                                     
     Dua bulan terakhir, Gandhi mulai lebih bisa menata emosinya, walaupun terkadang masih tidak bisa kontrol ketika melihat Natya Marshanda, atau biasa dipanggil Marsha -mantan pacar Gandhi- dengan kekasih barunya, Rangga -ketua OSIS SMA Garuda Bangsa-. Seperti pagi ini, saat Gandhi tidak sengaja melihat Marsha dan Rangga yang sedang bercanda di kantin, sebelum emosinya meluap, Gandhi memilih untuk pergi dari kantin dan menuju Pohon Belakang, salah satu markas tempat berkumpulnya geng Archard di sekolah.

" Udah lah Gan, nggak usah dipikirin " ujar Dion, salah satu sahabat Gandhi dan juga teman sebangkunya. Gandhi menyesap batang rokoknya sambil menatap kearah langit. Jari-jari tangan kanan Gandhi tampak lecet karena sebelumnya digunakan Gandhi untuk menghantam samsak usang yang tergeletak dekat pohon belakang. Samsak tersebut kini telah koyak karena seringkali digunakan oleh Gandhi untuk melampiaskan emosinya.

" Emang brengsek si Marsha, bilangnya mau fokus belajar, udah mau kelas 3, alahhhh tai ! " ucap Rian, sahabat Gandhi lainnya. Gandhi tidak menghiraukan teman-temannya, dalam otaknya hanya berfikir bagimana bisa Marsha memutuskannya begitu saja kemudian berpacaran dengan orang lain, padahal hubungan mereka baik-baik saja, tidak ada masalah yang berarti, dan Gandhi benar-benar sayang pada Marsha.

" Mending lo move on ! cari cewek lain, banyak tuh cewek yang ngantre mau jadi pacar lo ! " ucap Yoji, sahabat Gandhi sekaligus Humas Archard.

" Lo nggak bisa gini terus Gan, sekarang kita udah kelas 3, jangan sampai lo ke distract cuma gara-gara cewek " ucap Rian.

" Gue sayang sama Marsha " akhirnya Gandhi bersuara.

" Tapi dia udah nggak sayang sama lo Gan, harus gimana lagi cara buat lo sadar " Dion menggelengkan kepalanya tak percaya Gandhi yang dikenalnya bisa berubah total.

Aura Gandhi terasa gelap, rambut yang biasanya terpotong rapi kini tampak acak-acakan, namun tetap saja terlihat tampan dimata para siswa perempuan.

" Masih banyak yang harus lo pikirin selain Marsha Gan, sekolah lo, keluarga lo, Archard, dan hidup lo kedepannya " ucap Rian.

" Gue nggak yakin Archard bisa jalan dibawah kepemimpinan lo yang ancur ! " kata-kata Dion tersebut berhasil menyulut emosi Gandhi. Gandhi meraih kerah seragam Dion dan menatapnya lekat-lekat dengan amarah yang membara di matanya.

MERCUSUARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang