2. Rehat

191 10 0
                                    

Setelah perkelahian di pohon belakang antara Gandhi dan Dion, membuat Gandhi terkapar walaupun tidak kalah telak karena Dion juga mendapatkan luka dan lebam yang cukup banyak. Untung saja Gandhi sudah kelelahan, jika tidak maka perkelahian tentu masih berlanjut yang bahkan bisa berakibat fatal. Rian dan Yoji yang berada di TKP segera membawa Gandhi ke UKS.

Sepanjang perjalanan menuju UKS, para siswa gempar terutama siswa perempuan yang khawatir melihat wajah idolanya babak belur. Sampai di UKS, Gandhi segera dibaringkan diatas tempat tidur. Anak PMR yang mendapat giliran berjaga saat istirahat dengan sigap mengambil kotak obat.

" Oh my god !! kak Gandhi !!! " suara heboh dari pintu UKS membuat semua yang berada di dalam UKS menoleh kecuali Gandhi yang terbaring lama.

Bianca, anak kelas 11, anggota cheers yang sangat sangat mengidolakan Gandhi memasuki UKS dengan dua teman yang selalu setia menemaninya, Elsa dan Via.

" Eitssss stop stop " Yoji segera menghadang Bianca sebelum ia mengganggu sahabatnya.

" Ihhh apaan sih ! minggir " Bianca mencoba untuk mendorong Yoji namun gagal, karena Yoji lebih kuat dan lebih besar dari Bianca.

" Bi mending lo jangan ganggu Gandhi dulu deh " Rian dengan ekspresi malas mencoba memperingati Bianca.

" Kalian berdua kenapa sih ?! gue cuma pengen liat kak Gandhi ! minggirrrr !!! " Bianca dengan sekuat tenaga sekali lagi mencoba menjauhkan Yoji namun upayanya lagi-lagi gagal karena bahkan kali ini Rian ikut mendorongnya untuk keluar dari dalam UKS.

Setelah mengeluarkan Bianca, kedua sahabat Bianca yaitu Elsa dan Via juga secara otomatis mengikuti sahabatnya itu keluar dari UKS, namun tanpa paksaan dari Rian. Rian juga langsung mengunci pintu UKS berjaga-jaga karena fans Gandhi yang lain bisa saja mengikuti langkah Bianca.

" Cewek-cewek sekarang pada agresif banget heran " ujar Rian.

" Cewek agresif itu bagus Yan, tapi di waktu tertentu " senyum mengembang diwajah Yoji dengan pikiran kotornya.

" Dasar mesum ! " Rian menyentil dahi Yoji.

" Anjingg !! Sakit Yan ! "

" Gue mau balik aja " ucap Gandhi menyela perkelahian kedua sahabatnya yang baru seja akan dimulai. 

Luka-luka Gandhi sudah selesai diobati, dan kedua anak PMR yang berjaga tak kuasa menahan perasaan senang karena bisa merawat idola Garuda Bangsa tersebut. Sesekali mereka saling berbisik dan tersenyum melihat Gandhi yang terbaring.

" Kita temenin ya Gan ! " Yoji bersemangat karena memiliki alasan untuk tidak mengikuti pelajaran di sekolah. Rian mengangguk setuju.

" Nggak usah, lo berdua di sekolah aja, gue lagi pengen sendiri "

" Emang lo bisa balik sendiri ? bisa bawa motor ? " tanya Rian.

" Gue udah sms Mas Amin buat jemput gue, lo bawa motor gue ya " Gandhi menyerahkan kunci motornya pada Yoji. Pagi tadi saat berangkat sekolah Yoji memang nebeng dengan Gandhi, sehingga ia tidak membawa kendaraan ke sekolah. Raut wajah kecewa tergurat di wajah Yoji yang ingin bolos.

" Padahal gue pengen main ps di rumah lo " ujar Yoji polos.

Plak... tamparan pelan mendarat di pipi Yoji dari Rian.

" Kampret lu gak tau situasi ya ! itu namanya lo mencari kesempatan dalam kesempitan ! "

" Lah due tuh pengen nemenin Gandhi, yaaah tapi sekalian main PS gitu maksudnya "

" Alahhh ngeles aja lu "

" Lain kali ya " ucap Gandhi yang membuat Rian dan Yoji menoleh serempak, karena sejak putus dengan Marsha, Gandhi menutup diri, rumahnya yang dulu sering menjadi tempat kumpul untuk sahabat-sahabat terdekatnya juga tertutup. Kini saat kata-kata 'lain kali ya' keluar dari mulut Gandhi, walaupun belum tentu kapan, setidaknya sudah ada sedikit harapan Gandhi bisa kembali terbuka seperti dahulu.

MERCUSUARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang