Chapter 3-2

35 6 1
                                    

🐻🐻🐻

"Somi senang? "

Sehun menoleh ke arah putri kecilnya yang terlihat gembira dengan memeluk boneka beruang yang hampir sebesar dirinya. Bocah berpipi bulat itu mengangguk senang sambil mengusap-usap helaian lembut boneka barunya. Sehun mendesah lega. Setidaknya Somi tidak lagi menangis karena boneka kesayangannya dirusak haechan.

" Somi senang bermain bersama keluarga haechan?" Tanya sehun.

Sekali lagi Somi mengangguk, "iya, bibi yuli sangat baik padaku. Tadi bibi yuli membeli puding stobeli untukku. Paman baekhyun juga baik. Dia punya banyak boneka lho. " Ujarnya senang.

Ahh, baekhyun, si uke wannabe yang manis itu...

Sehun menepis pikiran gilanya. Ia mencoba mengalihkan pemikiran bodohnya tentang suami yuri itu dengan  bertanya pada Somi, "kalau haechan? "

"Ehh?? " Somi mengerjapkan mata karamel nya, "hae-haechan baik juga, pa. Tapi dia agak.... Seram. "

Yah, sehun mengerti perasaan Somi. Bocah byun itu memang lain dari bocah-bocah yang lainnya. Di usianya yang masih begitu muda, ia bahkan sudah memiliki lingkaran gelap di sekitar mata. Mungkin ia sering membaca buku-buku ensiklopedia anak hingga larut malam tiba. Setidaknya itu yang bisa disimpulkan sehun ketika mendengar pertanyaan-pertanyaan kritis dari haechan.

" Haechan hanya kurang ramah saja. Tapi sepertinya dia anak baik. " Komentar sehun, " Ngomong-ngonong, Somi. Jika ayah atau papa sedang sibuk, Somi mau ayah titipkan di rumah mereka? "

Meskipun sangat mencintai putri kecil mereka, tapi pasangan sehun dan kai tetap tidak bisa meninggalkan pekerjaan mereka. Kai tetap harus menjalankan tugasnya sebagai seorang walikota sedangkan  sehun tetap harus mengurusi pekerjaan di law office nya. Bisanya Somi akan di titipkan di tempat penitipan anak tak jauh dari kantor sehun.

Melihat keadaan keluarga byun tadi, sehun jadi punya ide untuk sesekali menitipkan Somi di sana. Dengan begitu, Somi bisa tumbuh seperti anak perempuan pada umumnya. Bagaimana pun, sehun dan Kai sama-sama tidak pernah berpengalaman menjadi seorang wanita.

" Mau? " Ulang sehun.

Somi mengangguk ragu-ragu. Ia mengusap pipi putrinya dengan lembut. Yah, mungkin Somi hanya merasa agak takut. Tidak apa-apa, nantinya dia juga akan terbiasa. Saat menjelang remaja nanti, tentu dia akan mengerti maksud dan tujuan sehun melakukannya.

Mobil yang di kendaraan mereka tiba di halaman rumah. Sudah ada mobil milik Kai yang terparkir dengan gagah. Pemiliknya pasti sudah menunggu mereka dengan perasaan gelisah. Sehun membuka pintu mobil, lalu menawarkan punggungnya untuk menggendong bocah imut bermata cerah.

" My baby~~"  Kai melangkah cepat menghampiri mereka. Ia mengulurkan tangannya untuk meraih Somi dari gendongan sehun. Tapi boro-boro berhasil, tangan sehun yang bebas justru bergerak merangkul pinggangnya. Belum sempat Kai mengelak, kecupan sang bungsu oh mendarat di pipinya.

"Eh? " Walikota tersebut terkejut, "apa-apaan kau breng- sehunn!! "

" Hehehe... Tidak perlu terkejut begitu, honey " Seringai penuh makna di lontarkan sehun, " Bukankah sudah seharusnya kau memberiku welcome kiss, hm? "

Gara Gara HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang