Chapter 5

45 6 0
                                    


Warning: Typo, Boys Love dan lain-lain

Selamat Membaca 


.

.

🐻🐻🐻

" Aku tidak mengerti, Sehun! Jadi itu alasanmu rajin mampir ke rumah keluarga Byun? Demi Tuhan, Sehun! Aku tidak percaya kau bisa melakukan semua ini padaku!"


"Ssttt.. tenanglah, Kai. Somi bisa terbangun jika mendengar suaramu," kata Sehun," lagi pula semuanya tidak seperti yang kaupikirkan. Ku akui, Beakhyun memang manis, tapi.."


"sialan, aku benar-benar lelah. Ini bukan pertama kali kau bersikap begitu. Kupikir selama ini kedekatanmu dengan Baekhyun hanya sebatas untuk memenuhi fantasi fujoshi istrinya. Itu saja sudah benar-benar membuatku sakit, tahu!"


"Aku benar-benar minta maaf, Kai. Semuanya memang salahku, aku tahu itu. Lagi pula tidak ada yang perlu kau kahwatirkan. Baekhyun tidak akan tertarik padaku. Dia bukan gay."


"Aku tahu, Sehun! Aku tahu!" Kai menjerit frustasi," jadi aku harus bagaimana? Apa aku harus jadi Mie S*dap suaya kau tidak bisa lagi bohong padaku? Apa aku harus jadi Ind*mie supaya aku selalu menjadi seleramu? Apa aku harus jadi Cer** Be** supaya kau bisa mengatakan 'Love Is You' padaku?"

Somi mengerjapkan mata ketika jarum jam masih menunjukkan pukul sebelas. Sayup-sayup telinga mungilnya mendengar teriakan papanya dengan emosi yang benar-benar terkuras. Somi ingin tahu, tapi ia tak berani bertanya mengapa papanya sampai berteriak dengan suara keras. Pernah suatu kali ia bertanya, papanya hanya memaksakan diri tersenyum lalu menyuruhnya kembali tidur agar ia tidak kesiangan saat besok masuk kelas.

Apa orang tua anak-anak yang lain juga seperti ini? Atau hanya terjadi pada orang tua yang sama-sama laki-laki. Banyak yang bilang itu tidak normal, tapi Somi memilih untuk tidak peduli. Baginya, papa dan ayahnya adalah orang tua paling baik yang ada dimuka bumi. Lagi pula bibi yuri juga bilang, punya orang tua yang sama-sama laki-laki itu istimewa dan itu harus somi syukuri.


" Lepaskan! Jangan peluk aku, Brengsek!"

Suara papa kai membuat somi benar-benar penasaran. Kenapa papa kai menyebut ayah sehun dengan kata-kata yang tidak boleh diucapkan? Kata papa 'brengsek' adalah kosa kata kotor yang hanya akan keluar dari preman-preman minim pendidikan. Tapi kenapa sekarang kata itu justru papa ucapkan? Dan lagi kenapa harus kepada ayah sehun kata kotor itu ditunjukan?

Somi yang berumur sepuluh tahun itu sekarang benar-benar menampakkan kaki dilantai. Boneka beruang kesayangannya dipelukannya di tangan kiri. Ia melangkahkan kaki, membuka kenop pintu dengan hati-hati. Mata kecoklatannya mencoba menelusuri. Siapa tahu ada yang bisa dilihatnya dari sini.

Tidak ada.


"Brengsek! Keluar kau! Sana tidur di sofa!"

Kali ini ada suara gaduh yang menyertai. Takut... somi benar-benar takut setengah mati. Kenapa papa mengusir Ayah? Apa itu pertanda bahwa mereka akan berpisah? Somi tidak mau, pokoknya ayah dan papa tidak boleh berpisah

Tok! Tok! Tok!

Somi mengetuk pintu kamar kedua orangtuanya. Hatinya berdebar kencang, tangannya semakin erat memeluk boneka beruang miliknya. Tak seberapa lama pintu kamar itu terbuka. Wajah ayahnyalah yang pertma menyambutnya. Terlihat setengah sedih dan terluka. Belum lagi ada lipatan kain sarung yang tersampir di lehernya – mengingatkan somi pada bapak-bapak yang akan melaksanakan ronda. Lalu ketika ia mencoba menatap wajah papanya, ia mendapatkan ekspresi yang sama dengan tambahan rasa amarah yang belum reda.

Gara Gara HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang