Chapter 2-2

60 6 0
                                    

" Yuri,, ku kira kau akan datang Dengan suaminu" seorang wanita berkulit tan tersenyum menerima sambutan dari teman-temannya sesama ibu-ibu. Sementara bocah cilik yang di gandengannya hanya memasang wajah yang cemberut seolah merasa terganggu.

Sepertinya Sehun mengenalnya, kalau tidak salah bocah itu teman sekolah putrinya, seolah sadar dirinya di amati, haechan menoleh. Balita itu membalas tatapan Sehun. Bocah itu juga seperti sedang mengingat-ingat identitas sehun yang sepertinya tidak asing dengannya.

Stop Sehun! kau sudah gay, jangan ditambah jadi pedofil.

"Sudah kuduga, somi pasti tumbuh sehat karena nutrisinya terjaga, iya kan tuan oh?" Komentar Sooyoung menginterupsi tatapan Sehun dengan bocah itu.

"Tentu saja, somi adalah harta kami yang paling berharga. Aku dan walikota pasti akan memberikan yang terbaik baginya" komentar Sehun.

"Tuan oh pasti sudah memahami pola asuh yang baik bagi anak" puji Sooyoung " karena itu maukah tuan oh memberikan sepatah dua patah kata dalam acara ini?"

"A-apa?" Sehun langsung mendelik bagai keselek biji kedondong.

"Sebentar saja. Kami akan merasa sangat bangga jika tuan oh bersedia. Hitung-hitung sebagai kampanye sadar gizi. Tentu akan lebih menarik jika tuan oh yang melakukannya. Bagaimana?" Tawar Sooyoung.

Ugh kalau saja ada tembok di dekatnya, Sehun pasti lebih memilih menjedug-jedukkan kepalanya.

"Ya, baiklah" ucapnya setengah terpaksa " tapi putriku bagaimana?"

"Biar saya..."

"Somi dengan ku saja" entah bagaimana haechan sudah berdiri didekat kaki sehun sembari menarik ujung kemeja sehun "aku temannya di TK esem Celia"

"Echan...." Somi mencengkram batik Sooyoung semakin erat. Seperti hendak menyuarakan ketakutannya. Tapi sekali lagi, Sooyoung bukannlah wanita yang peka. Ia justru tersenyum senang menanggapinya.

" Ahh~ bagus kalau begitu, nah somi kamu dengan temanmu yaaa" Sooyoung menurunkan somi dari gendongannya.

Sehun merendahkan tubuhnya, "tunggu ya, ayah nggak akan lama kok" ucapnya sambil mengusap pipi tembem putrinya.

"Ayah janji yaa"

"Tentu saja baby" ujar sehun

Mau tidak mau somi pun menganggukkan kepalanya. Ia tidak berani menatap bocah berkulit tan itu, sementara haechan mencuri-curi pandang ke arahnya seolah ragu untuk memulai bicara.

"Haechan disini kau rupanya, mama mencarimu" yuri menghampiri mereka "eh?" Ia menatap gadis cilik di sebelah putranya.

"Mama ayo beli boneka untuk somi" ujar haechan, ia menarik ujung blazer milik yuri.

"Ohh jadi nama mu somi yaa,?,, Manisnya.... Apa kau pacar haechan?"

Somi mengerjapkan matanya "pacal itu apa?"

Yuri ingin menertawakan dirinya sekarang juga. Bisa-bisanya ia lupa kalau usia mereka masih balita. Jangankan mengerti tentang pacar. Yang mereka tau pasti cuma main boneka dan mewarnai gambar bunga

" Lupakan saja" yuri tersenyum penuh makna. "Kudengar kemarin haechan merusakkan boneka mu yaa? Kalau begitu ayo kita ke toko mainan. Bibi akan membelikan boneka beruang yang lucu untukmu."

Somi melirik haechan, menatapnya takut-takut.

"Kenapa melihatku begitu?" Protes haechan setengah tidak suka.

Gara Gara HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang