Chapter 7-2

19 4 2
                                    

Warning : Boys Love, Typo, AU and OOC

Happy Reading
.
.
.
.


🐻🐻🐻

Hari minggu pagi biasa dijalani Sehun dengan meneguk secangkir kopi. Pasangannya akan lebih sibuk di dapur, berkutat dengan adonan pisang goreng yang akan sama-sama mereka nikmati. Biasanya Somi akan membantu papanya, tapi kali ini ia bahkan belum keluar dari kamarnya sejak tadi.

"Loh, Somi mana?" Tanya Kai. 

"Masih di kamarnya. Kurasa dia ada janji hari ini. Mungkin dengan Yuna yang dia sebut tempo hari," komentar Sehun, "ngomong-ngomong istriku. Kau bangun jam berapa sampai-sampai sudah ada onigiri di meja makan?"

Bletak

"Berhenti memanggilku 'istri' brengsek!!" Sergah Kai. 

Sehun hanya menyeringai, "Habis kau manis sih. Dan kalau kau sedang marah-marah begitu, kau terlihat sangat seksi, istriku."

"Gah, simpan semua omong kosongmu. Ken bahkan...," 

"Bisa kan tidak usah membahas bocah sialan itu?" Sehun merengut, "kau sudah bosan padaku, ya?"

"Ken memang manis," kata Kai, "tapi aku lebih suka uke yang posesif-agresif sepertimu, Se-hunn..."

"Diam! Hari ini aku seme-mu tahu!" kata Sehun dengan wajah merah padam, "Demi Tuhan, aku benar-benar akan menghancurkan hidup Ken jika dia benar-benar merebutmu dariku!"

"Owh, manis sekali, Seme-ku sayang." Suara pasrah Kai seiring dengan tatapan menggodanya selalu sukses membuat Sehun frustasi, "Bukankah jika Ken merebutku, kau masih bisa menggoda Baekhyun?"

"Cukup...," suara Sehun terdengar bergetar ketika ia merangkul Kai dari belakang, "dia manis, tapi tidak seksi sepertimu." Napas hangatnya menyapu lapisan sensitif kulit Kai.

Kai menyeringai penuh kemenangan. Ia berbalik untuk menatap mata pria bermarga Oh yang selalu menghanyutkan. Hari ini ia memang menjadi uke untuk Sehun, tapi bukan berarti ia tidak bisa mengendalikan Sehun perlahan-lahan. Jemari kanannya membuka kancing teratas kemeja Sehun, menyusul kancing berikutnya, hingga ia memiliki akses untuk permukaan dada Sehun yang menggiurkan. Dan sesuai prediksi, Sehun memberinya reaksi yang ia harapkan.

"Posesif, agresif, dan sisi melankolismu membuatku selalu suka menggodamu, Sehun" Kai menghindar dengan cepat ketika pria bermarga Oh itu hendak memberinya sebuah kecupan, "kau tahu, melihat wajah frustasimu itu selalu menjadi hal yang paling menyenangkan. Hahaha…"

"Tsk!" Sehun mendecih tak suka. Jika ini bukan di ruang makan, sepertinya ia akan cepat menarik pria itu ke dalam pelukannya, menyentuhnya, dan bahkan me-

"Ayah, Papa, selamat pagi," Suara imut ini pasti milik putri mereka. 

Ohh, bahkan situasi dan kondisi pun tak berpihak kepada Sehun! 

"Selamat pagi, Somi. Manis sekali ... pasti Somi mau pergi. Iya kan?" tanya Kai, "duduklah. Mau Papa buatkan sesuatu untuk sarapanmu?"

"Somi sudah sarapan kok, Pa," Somi menunjuk onigiri yang ada di meja, "tadi pagi Somi membuat beberapa onigiri untuk sarapan. Yang itu untuk Papa sama Ayah."

"Baiklah. Kami akan memakannya. Terima kasih, ya," kata Kai.

"Somi, ayo pergi!" Ajakan bersuara khas remaja laki-laki bermarga Byun membuat Sehun dan Kai kompak berpandangan.

Gara Gara HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang