Chapter 2-1

66 7 0
                                    

.
.
.
.
.

Pagi-pagi begini biasanya Sehun sudah duduk manis di meja makan. Menikmati secangkir kopi hitam atau teh pahit salahkan harga gula yang melambung tinggi. Lebih maknyus lagi kalau ada koran dan sepiring gorengan.

Tapi sayang itu biasanya bukan faktanya. Jangan terburu-buru menuduh tukang gorengan sebagai tersangka. Tapi lihatlah apa yang sedang di lakukan si kepala keluarga. Menina bobokan somi? Hohoho.... Itu salah satu agenda favoritnya, bukan, saat ini dia sedang unjuk kebolehannya dalam menggosok pantat panci agar kembali bersih bersinar. Tidak jauh darinya kai sedang asik menumis daun genjer sambil menyanyikan lagu boyben yang berjudul kokobop versi koplo.

"Kau sungguh-sungguh akan mengantar somi ke posyandu kan?" Tanya kai, bagaimanapun ia merasa takut Sehun hanya pura-pura seperti antagonis dalam drama bawang putih bawang Bombay cirambay.

"Hmmm..." Gumam Sehun sembari melirik narsis ke arah pantat panci yang menampilkan pantulan wajahnya, oh syukurlah wajah tampanku masih terjaga

"Jangan lupa ambil bubur kacang hijaunya, kasih ke somi jangan di makan sendiri" ujar kau

"Iya,,, iya,, cintaku pada anak kita nggak akan hancur hanya karna bubur kacang hijau kok" ujar Sehun nggak tau deh kalo susu vanila

"Terus perhatiin, timbangan somi berapa, tingginya berapa. Kapsul vitamin A nya juga jangan di buang. Aku nggak mau mata somi makin pucat gara-gara kurang vitamin A." Oceh Kai.

"Ya" jawab Sehun singkat.

"Pulangnya jangan lupa beli somi boneka, pilih boneka yang bulunya lembut, gampang di cuci dan harum. Aku nggak mau kamu beliin boneka murahan untuk anak kita. Kalo bisa cari boneka yang mirip sama punyanya yang kemaren, terus..."

"Ngerti malika! Nggak perlu mengajariku cara menyenangkan somi! Aku ayahnya, kau tau itu" tukas Sehun kesal.

Hati kai mencelos, ia mengusap matanya yang sedikit berair. Tak ingin berdebat lagi dengan pasangannya, ia mengalihkan perhatiannya pada masakannya.

Kali ini giliran hati Sehun yang mencelos. Tidak menyangka kai akan menangis hanya karna nada suaranya yang meninggi. Ah memang benar kata nenek -- ngak tau nenek siapa-- . Laki-laki yang sudah memiliki anak itu akan lebih peka, bahkan cenderung sensitif. Tentu saja Sehun merasa sedikit bersalah. Ia mendekati 'istri'nya, memeluknya dari belakang.

"Maafkan aku sayang, aku tidak bermaksud sekasar itu" bisik Sehun di telinga kai.

Kai tentu merasa kaget melihat reaksi Sehun, padahal matanya berair karena asap tumisan yang menyapa matanya.

"Moning.... " Suara menggemaskan milik somi sukses mengejutkan kedua pria itu. Gadis cilik itu baru keluar dari kamarnya, masih mengucek-ngucek matanya, piyama putih motif pudel kecil sukses mengalihkan dunia sehun. Jangan lupa pipi tembam berwarna mawar itu ah putri kecilnya memang manis.

"Morning baby" kai lebih dulu menyapa. "Ayo cuci muka dan gosok gigi, sini sama papa" kai mengembangkan lengannya untuk menggendong somi. Sementara Sehun hanya mengulas senyum sambil melihat putri dan 'istri'nya. Keluarga mereka boleh aja di anggap abnormal, tapi siapa yang peduli kalau hidup nggak normal pun mereka bisa bahagia.

🐻🐻🐻

Seperti prediksi nya sebelumnya, yang namanya posyandu itu pasti di dominasi oleh ibu-ibu dan para balita. Satu-satunya makhluk yang bergender laki-laki disini hanyalah oh Sehun seorang. Pasangan hidup walikota itu menggendong putrinya sambil memasang wajah sedatar papan setrika meski dalam hati dia sedang mengabsen isi kebun binatang.

Somi menelusupkan wajahnya ke dada ayahnya. Gadis cilik itu memang agak pemalu, apalagi di hadapan ibu-ibu anarkis yang gemas akan tingkah imutnya

"Aihhh.. somi benar-benar anak yang pemalu yaa, persis seperti duganku." Entah emang nggak peka atau gimana, Sooyoung masih menatap somi " ayo sini sama bibi, kan harus di timbang dulu," Sooyoung mengulurkan tangannya"ayo nanti bibi kasih bubur kacang hijau. Somi suka kan?".

"Bubul kacang hijau" manik mata somi membulat, tak lama kemudian ia menganggukkan kepalanya lalu mengulurkan tangannya sebagai pertanda ia mau di gendong oleh Sooyoung.

Sehun melongo, kadang ia lupa kali somi hanyalah anak-anak yang gampang terbujuk oleh makanan yang ia suka. Sehun tersenyum melihat somi.

Hmmm.... Kalo ibu-ibu di sini nggak ingat dengan suami dan anak-anak mereka. Mungkin Sekarang mereka sudah teriak macam fansgirl yang haus belaian para oppa, demi sempaknya Suho diningrat kenapa pula Sehun yang blasteran surga ini homo, otomatis kan nggak doyan cewek


Tbc

Gara Gara HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang