Dimohon untuk terus mendukung cerita saya. Ikuti terus dan jangan sampai lupa untuk tinggalkan jejak, selain berharga untuk saya juga akan membantu jalannya cerita.
Untuk plagiat, dimohon untuk menjauh. Ini bukan ide yang mudah karena butuh mengetik dan menuangkannya dalam bentuk kata-kata, jadi jika kalian ingin plagiat walau dalam bentuk kata 'terinspirasi' saya tidak akan menoleransi.
Aku, Ariana Queensha mendadak tercengang karena kehadiran lelaki tampan seumuranku, dulu.
Lelaki dengan nama Debiru yang ku tebak maksudnya itu Debu Biru.
Lelaki dengan iris biru, rambut jambul rapih dengan jaket yang membalut tubuhnya. Umurnya seumuranku. Dua belas tahun, tapi kukira kini aku dua puluh tiga tahun. Lebih tua dari Debiru.
Sebenarnya tidak ada yang salah jika aku menganggapnya bocah. Namun, aku malah mencintainya karena kukira aku masih remaja. Dia mengisi kekosongan gadis perawakan dewasa dengan penuh cinta ketika berada pada dunia yang tidak pernah ada.
Aku melihat banyak gedung tinggi, kendaraan mampu terbang ke sana-ke mari, lalu ada lift fortabel waktu yang mampu membawamu ke mana pun. Dunia yang tidak pernah aku bayangkan jika ini ada.
Ini tahun 2050, jika di film-film dunia pada tahun ini akan hancur, tapi pada duniaku ini malah makin maju.
Aku tetap Ariana Queensha yang tiba-tiba dewasa lalu jatuh cinta.
Cast Debiru, Future in 2050
(( Debiru ))
(( Ariana ))
Vers dewasaAku sempat membuat sesuatu saat pergi mendaki, maka aku harap kalian menyukainya. Aku tidak tahu nama kalian satu persatu, maka aku mengambil keseluruhannya saja.
Maaf banget tulisanku gak bagus, tapi naik ke puncak butuh perjuangan, 'kan?
Mungkin aku akan buat lagi saat aku mendaki kembali. Karena pembaca bagiku itu penting.
Silahkan beralih pada chapter selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Debiru, Future in 2050
FantasyMengapa harus Debiru dari banyak manusia? Mungkin karena aku Ariana. Perjalanan waktu menuju masa depan tak pernah Ariana harapkan, apalagi sampai dewasa tiba-tiba dan bertemu dengan Debu Biru. Bagaimana bisa dia ada di sana? Dan sulit untuk kembali...