Ciuman memang bukan penyelesaian.
Tapi ciuman dengan gairah, layaknya alkohol... ia akan membiusmu hingga mengaburkan segala yang nyata, termasuk luka.Meski hanya sesaat.
Antidote - Prolog
****
True love's kiss will break any curse
Begitu yang diajarkan Disney pada setiap gadis-gadis kecil di dunia, melalui serialnya. Cinta sejati. Temukan cinta sejati, maka seluruh kemalanganmu akan sirna.
Mulai dari Snow White hingga Sleeping Beauty. Betapa mudahnya sebuah kutukan patah begitu saja hanya dengan satu kecupan dari seorang pangeran, yang bahkan belum mengenal sang puteri.
Moza, anak perempuan semata wayang dari keluarga yang memiliki harta juga kekuasaan, yang jika berada dalam negeri dongeng bisa diibaratkan sebagai seorang puteri, hanya tertawa masam mendengar kutipan itu.
Ciuman tulus? Cinta sejati? Istilah konyol apa itu?
Detik ini, Moza bahkan tengah berciuman dengan Romeo, sosok laki-laki yang bahkan tidak dicintainya. Ketulusan dan afeksi? Moza bahkan memikirkan laki-laki lain saat setiap mili bibirnya dijamah oleh Romeo.
Sementara Romeo? Hanya melakukan apa yang pada umumnya dilakukan oleh laki-laki, ketika ada wanita cantik meminta agar diberi ciuman. Romeo menyukai Moza. Ia juga ahli dalam hal berciuman. Jadi, kenapa tidak?
Tangan Moza meraih tengkuk Romeo, memperdalam ciuman. Dalam decap bibir yang saling beradu, Moza meredam kutukan maupun kemalangan dirinya. Entah siapa yang dikutuk siapa, yang jelas Moza ingin melenyapkan kesakitan yang dirasakannya karena mencintai seseorang. Seseorang yang membuatnya jatuh dan hilang akal, namun tetap ia nantikan sampai detik ini.
Siapa lagi kalau bukan Arsen. Sahabatnya, pria yang ia cintai, sekaligus yang juga sempat menjadi tunangannya. Sosok yang sejak lama melindunginya, terutama dari laki-laki seperti Romeo. Yang sayangnya... selama apapun Moza menunggu, tidak seperti sebelum-sebelumnya, sosok itu tidak akan pernah datang.
Maka seiring intensitas feromon yang semakin meningkat, Moza merapalkan manteranya.
Bila ciuman ini tidak sanggup mendatangkannya, setidaknya cium aku sampai rasa sakit ini hangus terbakar gairah.
Romeo hendak melesakkan lidahnya ke dalam mulut Moza, ketika benda sialan entah dari dimensi mana, menginterupsi.
Keduanya berhenti. Membiarkan sedikit jarak yang tercipta menyadarkan mereka, bahwa sebagai makhluk hidup, mereka butuh oksigen untuk bernapas. Maka napas keduanya pun memburu.
Lalu, benda keparat yang ternyata berasal dari dalam tas Moza, kembali berbunyi. Sambil mengatur napas agar kembali normal, Moza merogoh ke dalam tasnya untuk segera mendapatkan ponselnya yang sedari tadi berteriak.
"Halo," sapa gadis itu. Matanya seketika memicing, ketika mendengar omelan bundanya dari seberang.
"Iya... nanti aku kontak orangnya." Moza berucap untuk menghentikan ocehan bundanya.
Ketika akhirnya percakapan itu usai dan menyisakan keheningan dalam mobil yang baru saja menjadi saksi aktivitas bercumbu kedua insan, Moza pun membuka obrolan basa-basi.
"Bunda. Ngingetin gue buat batalin gedung. Ribet banget. Ya biarin aja sih gedungnya disewa. Kali aja ada jin yang mau nikah. Gantiin gue."
Romeo melirik Moza yang baru saja mendengus kesal. Pandangannya kemudian mengarah ke jemari lentik yang beberapa waktu lalu sempat dihiasi cincin berlian tanda ikatannya dengan seseorang. Kini jemari itu tampak polos.
Ia tahu. Selain cincin yang harus dilepas, batalnya rencana pernikahan juga menyeret pembatalan-pembatalan lain terkait hal-hal yang sebelumnya sudah dipersiapkan. Termasuk gedung yang biasanya dipesan bahkan setahun sebelumnya.
"Nggak usah dibatalin." Romeo bersuara. "Ganti aja mempelai laki-lakinya. Ganti sama gue. Kita nikah."
Kalimat itu sukses membuat Moza menatap ke arahnya.
Damn! Lelucon apalagi ini? Moza membatin.
---------------------------Antidote--------------------
Cerita ini adalah Spin Off dari ceritaku yang berjudul HEROIN.
ANTIDOTE berlatar kejadian setelah HEROIN. Jika HEROIN mengisahkan Arsen, Mia, dan Moza, ANTIDOTE Moza & Romeo.
Karena bukan merupakan Sekuel, jadi ANTIDOTE bisa dibaca tanpa membaca HEROIN terlebih dahulu. Namun untuk lebih mendalami dan merasakan keterikatan emosionalnya, aku sarankan juga membaca HEROIN.
HEROIN bisa dibaca di akun ini ya...
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTIDOTE
RomanceMoza : I was poisoned by the thing called love Runnin' deep inside my veins Burnin' deep inside my brain I needed an Antidote. And Romeo was there Romeo : Coba sebutin, berapa persen kucing yang nolak dikasih ikan? Berapa persen singa yang nolak di...