Mobil Jane berhenti diluar rumah Prem sehingga membuat Boun menghentikan mobilnya agak jauh dari mobil milik Jane karena takutnya mereka akan tau bahwa Boun mengikutinya. Boun menghampiri Prem setelah dia melihat Jane sudah pergi.
"Boun?" Tanya Prem heran sambil menunjuknya.
"Kenapa?" Tanya Boun kembali kemudian melangkah mendekati Prem
"Lo gak bisa dibiarin" tambah Boun kemudian menarik tangan Prem dan memasuki rumah milik Prem tanpa seizinnya karena Boun tau Prem sendiri di rumahnya.
Boun melempar tubuh Prem ke sofa di ruang tamu. Dia sudah tidak tahan melihat Prem dan Jane sedari tadi.
"jadi lo ngikutin gw?" Tanya Prem yang sadar bahwa yang membuat kekacauan di restoran tadi adalah Boun.
"Kenapa?! Gw tanya sama lo! Kenapa lo berdua sama Jane?!" Tanya Boun yang langsung meluapkan amarahnya.
"Lo gak perlu ngatur gw! Lo bukan siapa-siapa gw! Terserah gw mau pergi kemana dan sama siapa! Itu bukan urusan lo!" Jawab Prem tak kalah marah. Dia berdiri menghadap Boun tanpa takut sedikitpun.
Boun terdiam mendengar kata-kata yang diucapkan Prem. Dia melihat amarah di mata Prem kemudian menghembuskan nafas kasar. Boun sadar Prem memang tidak mempunyai perasaan yang sama terhadapnya namun Boun tetap ingin memperjuangkan Prem sampai Prem membalas perasaannya.
"Gw sayang sama lo! Gw cinta sama lo Prem! Apa lo gak faham?!" Teriak Boun membuat Prem tersenyum meremehkan.
"Boun! Berapa kali lagi gw harus bilang sama lo gw gak akan pernah suka sama cowok!" Ujar Prem.
Kalimat yang Prem lontarkan sudah cukup membuat hatinya sakit. Namun Boun tidak ingin menyerah dalam waktu dekat ini karena menurutnya Prem adalah alasan mengapa Boun menyukai laki-laki.
"Satu lagi, jangan pernah ganggu hidup gw! Dan asal lo tau, besok gw mau nyatain perasaan gw sama Jane" ujar Prem lagi setelah melihat Boun yang hendak melangkah pergi meninggalkan rumah Prem.
Mendengar semua itu, Boun tidak menjawabnya dan langsung pergi dari rumah Prem. Dia sudah tidak tahan lagi jika beradu mulut dengan Prem sehingga membiarkan Prem berbicara semaunya.
Prem duduk di sofa kemudian menghembuskan nafasnya pelan. Dia sudah tidak habis fikir kepada Boun dan merasa sedikit lega karena sudah berbicara seperti itu sehingga membuat dia berfikir bahwa Boun tidak akan lagi mengganggunya.
Handphone Prem berdering menandakan seseorang menelponnya kemudian dia langsung mengambil dari saku celananya.
"Jane?" Sapa Prem setelah mengangkat telpon dari Jane.
"Prem? Lo gakpapa?" Tanya Jane saat mendengar nada suara Prem yang terdengar berbeda dari biasanya.
"Gw gakpapa Jane, ada apa lo nelpon gw?" Tanya Prem dengan niat mengalihkan pembicaraannya.
Setelah masuk kedalam mobil, Boun tidak langsung menancap gas pergi namun dia hanya diam dan memikirkan ucapan yang baru saja Prem lontarkan kepadanya.
Apa yang harus ia lakukan jika tidak bisa membuat Prem membalas perasaannya? Dia diam namun matanya tidak bisa berbohong. Tetesan air matanya langsung ia hapus dan memilih untuk pergi bahkan jika bisa Boun ingin sekali menghapus perasaanya untuk Prem terlebih lagi seperti yang Prem katakan bahwa mereka sama-sama laki-laki sehingga sedikit kemungkinan mereka bisa diterima di keluarganya.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend | BounPrem [✓]
Fanfiction"Gw janji bakal lakuin apapun demi lo supaya lo gak pergi ninggalin gw Prem!" - Boun Noppanut Guntachai bxb🌈