Boun berbaring kembali setelah agak lama selesai makan. Dia masih diam tanpa berbicara dengan Prem yang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
Di sela chat nya dengan Jane, Prem melihat selimut yang Boun kenakan tidak benar dan membuat dia mendekati Boun kemudian membenarkan selimutnya.
"Udah malem, Lo pulang aja" ucap Boun melihat Prem.
"Besok gw balik" jawabnya.
"Thanks udah jagain gw" ucap Boun setelah cukup lama dia memberanikan diri untuk berterimakasih kepada Prem.
"Cepet sembuh" ucap Prem mengelus lembut rambut Boun sambil tersenyum ramah.
Boun menatap Prem dengan tatapan yang tidak bisa diartikan sebab dia tidak tau harus seperti apa ia mengekspresikannya. Di satu sisi dia sangat bahagia karena Prem peduli terhadapnya namun disisi lain hati Prem sudah menjadi milik Jane.
"Gw sayang lo Prem" ucap Boun ketika Prem terlihat sudah tertidur di sebelahnya.
Tidak lelah Boun mengatakan kalimat yang sama setiap dia melihat Prem bedanya sekarang dia tidak bisa seenaknya untuk mengatakan langsung kepada Prem.
Prem yang sebenarnya belum tertidur pun tersenyum mendengar ucapan Boun kemudian akhirnya dia tertidur pulas.
Sinar matahari yang cerah membangunkan Boun dari tidurnya. Dia melihat sekelilingnya namun tidak ada Prem disana dan dia berfikir mungkin Prem sudah pulang terlebih dahulu karena ada kelas.
"Selamat pagi mas" sapa suster yang memasuki ruangan Boun.
"Pagi sus" jawab Boun.
"Hari ini mas boleh pulang karena kondisi mas sudah cukup baik" ujar suster membawa berita gembira sehingga membuat Boun tersenyum bahagia karena dia akan segera kembali ke apartemennya.
Setelah suster tersebut melepas infusnya, Boun kemudian mengganti pakaian bergegas untuk pulang.
"Terimakasih sus" ujar Boun setelah keluar dari kamar mandi dan melihat suster sedang membereskan tempat tidurnya.
"Sama-sama mas, jangan terlalu banyak fikiran mas, jangan kecapean juga emangnya mas mau kesini lagi?" Tanya suster berbasa basi.
"Saya mungkin kesini lagi sus, tapi nanti" ujar Boun bercanda membuat suster itu tertawa kecil kemudian dia pamit dan meninggalkan rumah sakit.
Setelah Boun kembali ke apartemennya, dia langsung berbaring di sofa dan menutup matanya.
Bel berbunyi menandakan ada seseorang yang menekannya kemudian Boun dengan kemasnya membukakan pintu.
"Hai Boun" sapa Jane membuatnya bingung mengapa Jane bisa sampai ke apartemennya.
Setelah mempersilakan Jane masuk dan duduk di kursi, Boun ke dapur untuk membawakan segelas air putih untuk Jane.
"Awalnya gw mau jenguk Lo di rumah sakit tapi kata suster lo udah balik jadi gw minta kirim alamat Lo ke Prem" jelas Jane setelah Boun duduk di kursi yang berada didepannya.
"Dah baikan gw" ucap Boun kemudian Jane menyodorkan buah-buahan kepada Boun.
"Bagus dong, jadi Lo bisa masuk kelas lagi Boun" ujar Jane.
"Besok gw masuk" ucap Boun.
Jane berbincang-bincang dengan Boun cukup lama kemudian Prem datang untuk menjenguk dan menjemput Jane pulang.
Jane terlihat sangat tidak mau jika Prem disentuh oleh orang lain karena sekarangpun dia sangat manja sampai tidak melepaskan tangan Prem hang6dari tadi ia genggam.
"Gw ke kamar mandi dulu" ujar Boun kemudian pergi. Sebenarnya Boun beralibi dan hanya memperhatikan Jane dan Prem dari pintu dapurnya.
Boun tidak sanggup harus melihat itu karena bagaimanapun juga dia belum berani melupakan perasaannya terhadap Prem.
Dia kemudian membalikkan badan membelakangi Prem dan Jane yang sedang bermesraan di ruang tamunya. Mereka terlihat bahagia satu sama lain dan cinta merekapun sepertinya akan bertahan lama.
Boun menghela nafas panjang kemudian dia kembali meneteskan air matanya dan pergi ke kamar mandi. Dia takutnya Prem dan Jane tau bahwa dia sedang menangis.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend | BounPrem [✓]
Fanfiction"Gw janji bakal lakuin apapun demi lo supaya lo gak pergi ninggalin gw Prem!" - Boun Noppanut Guntachai bxb🌈