BF_4

3.2K 285 12
                                    

Setelah mengantarkan Jane pulang, Boun menepikan mobilnya yang membuat Prem heran. Apakah Boun akan menurunkannya disini? Tapi tidak mungkin karena rumahnya masih sangat jauh dari tempat mereka berada.

"Turun" titah Boun namun Prem hanya diam dan tidak mau keluar dari dalam mobil Boun.

"Gw bilang turun" ujar Boun lagi dengan sedikit menaikkan nada bicaranya.

"Iye!" Jawab Prem kesal.

Setelah Prem keluar, dia berjalan kaki melewati mobil Boun karena dia fikir Boun mengusirnya dan membiarkan dia pulang sendiri.

"Astaga Prem" ujar Boun yang melihat Prem berjalan kaki kemudian dia langsung keluar dari mobil dan mengejar Prem yang belum jauh.

"Prem" panggil Boun sedikit berteriak kemudian berhasil memegang tangannya.

"Kenapa pergi? Gw nyuruh Lo turun biar lo pindah tempat duduk" jelas Boun namun Prem masih kesal bahkan tidak mau melihat wajah Boun.

"Lepasin! Gw mau balik" ucap Prem kemudian menepis tangan Boun yang menyekalnya.

"Gak bisa! Lo harus pulang sama gw" ujar Boun kemudian menggendong Prem ala bridal style sehingga membuat Prem berontak minta diturunkan.

Boun mendudukkan Prem di kursi depan agar Prem duduk disampingnya. Sebelum Boun melajukan mobil, dia melihat Prem yang masih terdiam kemudian Prem yang sadarpun melihat ke arah Boun.

"Lo niat nganterin gw atau mau ngeliatin gw?" Tanya Prem jutek.

"Kalo gw niat tidurin lo gimana?" Tanya Boun menggoda.

"Gila lo" ucap Prem salah tingkah.

"Jadi gimana?" Tanya Boun kemudian mendekatkan wajahnya ke arah Prem yang sontak menjauhinya namun sial dia tidak punya cukup ruang untuk menjauh.

Prem refleks menutup mata ketika wajah mereka menjadi semakin dekat dan bahkan hidung merekapun sudah bersentuhan.

Prem merasakan bibir lembut Boun yang sudah menyentuh bibir miliknya. Tidak ada pergerakan yang Prem lakukan namun setelah beberapa detik, Prem melingkarkan tangan di leher Boun dan mulai membalas ciuman Boun.

Nafsu Boun seakan-akan terbayar ketika Prem membalas ciumannya. Lumayan bibir yang dilakukannya membuat Prem luluh dan bahkan jika bukan di dalam mobil, mungkin dia sudah melakukan hal yang lebih dari itu.

Prem langsung menghentikan aksi keduanya dan membuat Boun harus terpaksa menjauhkan wajahnya dari Prem.

"Gimana? Mau lebih dari itu?" Tanya Boun terus menggoda Prem.

"Jangan harap!" Ucap Prem kemudian memalingkan wajahnya.

Boun hanya tertawa kemudian melajukan mobilnya untuk mengantar Prem pulang.

Prem meraba bibirnya dan terus membayangkan ciuman yang baru saja ia lakukan dengan Boun. Otaknya terus saja mencerna apa yang ia rasakan namun Prem tidak mau langsung mengambil keputusan kerena bagaimanapun dia dan Boun adalah laki-laki sehingga sedikit kemungkinan jika orang tuanya dapat menerima mereka.

"Prem" panggil Boun tepat di telinga Prem kemudian Boun mengecup sekilas bibir Prem.

Boun seakan akan haus akan Prem dan membuat dia ingin sekali melakukannya dengan Prem seperti saat itu namun yang dia inginkan Prem tidak sedang mabuk.

Prem mengerjapkan matanya dan tersadar bahwa dia sudah sampai dirumahnya kemudian Prem mengambil bergegas untuk keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah.

"Thanks udah nganter gw balik" ucap Prem kemudian dia membuka pintu mobil namun Boun menarik tangannya sehingga membuat pintu mobil itu tertutup kembali.

"Lo harus bayar" ujar Boun membuat Prem mengernyitkan keningnya bingung.

Prem kemudian mengeluarkan dompet hendak memberikan uang kepada Boun namun Boun dengan cepat menghentikannya.

"Bayar pake ini" ucap Boun sambil tangannya mengusap dada Prem menuju arah kemaluan Prem namun Prem langsung menghentikan tangan Boun.

Prem menyimpan tangan Boun di dadanya kemudian mencium bibir Boun yang membuat Boun kaget namun dia langsung membalasnya.

"Lunas" ucap Prem setelah dia berhenti mencium Boun kemudian langsung turun dari mobil milik Boun.

•••

Boyfriend | BounPrem [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang