Setelah sampai ke apartemen, Boun langsung melempar tas nya kasar kemudian berbaring di kasur dan mencari obatnya.
Nafasnya sudah tidak bisa ia kendalikan kemudian setelah menemukan obatnya, dia langsung meminumnya dan duduk dengan perasaan tenang.
Boun mengambil handphone kemudian menimbang nimbang untuk menelpon Prem. Dia sangat membutuhkan seseorang disisinya karena sendirian di apartemen sangat membosankan ditambah lagi kondisi tubuhnya sedang tidak baik dan dia ingin ada seseorang yang menjaganya.
Tapi niatnya urung ketika dia memutuskan untuk mandi kemudian mengistirahatkan tubuhnya.
Belum sempat dia tertidur pulas, Boun mendengar seseorang menekan bel apartemennya. Sangat malas untuk pergi membukakan pintu namun Boun berfikir takutnya itu penting.
"Prem?" Ujar Boun kaget karena Prem datang ke apartemennya.
Prem tersenyum dan membawa buah-buahan segar yang tadi ia beli. Setelah diantar pulang oleh Boun, Prem tidak yakin jika Boun baik-baik saja jadi dia bergegas pergi membeli buah dan pergi ke apartemen milik Boun.
Prem langsung masuk dan duduk di sofa lalu diikuti oleh Boun yang duduk disampingnya.
"Buat lo" ujar Prem menaruh buah-buahannya di meja yang berada didepannya.
"Thanks, tapi gw gak sakit" ucap Boun sambil menatap Prem.
"Emangnya buah buat orang sakit aja? Enggak kan? Jadi gw ngasih ini gak ada maksud apa-apa" jelas Prem kemudian Boun hanya diam.
"Malam ini, gw nginep disini" ucap Prem membuat Boun kaget.
Tidak biasanya Prem peduli bahkan sampai menginap di tempatnya. Boun sedikit curiga terhadap sikap Prem dan harus berhati-hati jangan sampai Prem tau bahwa dia sedang sakit.
"Ayo gw anterin lo balik" ajak Boun namun Prem menggelengkan kepalanya. Dia malah pergi ke kamar Boun dan merebahkan tubuhnya di kasur empuk milik Boun.
"Prem balik!" Titah Boun namun ketika dia menghampiri ke kamar, Prem hanya tidur sambil memeluk guling dengan tenang.
Boun kembali batuk sehingga refleks membuat tangannya menungkup mulutnya lalu dengan cepat dia pergi ke kamar mandi.
Batuk berdarah yang Boun alami membuatnya kaget begitupun Prem yang tadi mengikutinya ke kamar mandi.
"B-boun?" Ujar Prem lirih kemudian langsung memeluknya.
"Lepasin gw" ujar Boun lalu mendorong sedikit tubuh Prem lalu mencuci tangan agar tidak ada lagi darah yang tersisa.
"Kita ke rumah sakit sekarang!" Ucap Prem kemudian menarik tangan Boun namun boun tidak mau dan malah pergi ke kamar dan menguncinya. Dia tidak ingin Prem masuk apalagi sampai mengkasihaninya, dia ingin terlihat kuat di depan Prem.
"Boun dengerin gw, lo harus ke rumah sakit!" Teriak Prem sambil menggedor gedor pintu kamar Boun.
"Boun! Jangan kayak anak kecil" tambahnya. Dia menyerah karena bagaimanapun juga, Boun tidak akan membukakan pintunya dan itu hanya membuang-buang waktunya saja.
Setelah cukup lama Prem menunggu Boun keluar kamar dan jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, Prem kembali mengetuk pintu kamar Boun berharap Boun mau keluar dan diajak ke rumah sakit.
"Boun, buka pintunya gw janji deh gak akan bawa lo ke rumah sakit. Tapi gw mohon buka pintunya dulu, seenggaknya gw bisa tau kondisi lo sekarang" ucap Prem panjang lebar.
Boun membuka pintu kamarnya dengan wajah yang terlihat bahagia setelah mendengar ucapan kepedulian Prem terhadapnya.
"Boun? Lo gakpapa kan?" Tanya Prem antusias karena Boun keluar dari kamar. Tanpa jawaban apapun, Boun langsung memeluk Prem dengan penuh kasih sayang.
"Gw sayang sama lo Prem" ujar Boun di tengah pelukannya. Prem hanya diam tanpa menjawab karena dia hanya peduli sebagai teman kepada Boun tidak lebih.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend | BounPrem [✓]
أدب الهواة"Gw janji bakal lakuin apapun demi lo supaya lo gak pergi ninggalin gw Prem!" - Boun Noppanut Guntachai bxb🌈