Boun berjalan gontai pergi ke perpustakaan setelah satu minggu tidak masuk kelas kemudian duduk sambil membaca buku.
Tidak sengaja dia melihat Jane dan Prem yang juga akan memasuki perpustakaan kemudian dia menundukkan kepala di tangannya yang sengaja ia tarus di meja dengan maksud agar Prem tidak melihatnya.
"Prem, akhir-akhir ini gw gak pernah liat Boun deh" ucap Jane tiba-tiba setelah mereka mengambil buku dan duduk untuk membacanya.
"Udahlah Jane, ngapain lo mikirin dia orang gw juga gak peduli" ujar Prem acuh kemudian membuka bukunya.
Boun yang mendengarnya mengepalkan tangan sebab marah. Ingin rasanya dia keluar dari perpustakaan dan pergi untuk selamanya.
"Ya enggak, maksud gw tuh aneh aja biasanya nempel sama Lo" ucap Jane namun Prem tidak menjawabnya dan mereka pun fokus membaca buku.
Setelah agak lama, Boun berdiri dari duduknya kemudian membereskan buku dengan sembarangan sehingga membuat sedikit suara akibat buku yang ia tumpuk itu.
"Boun?" Sapa Jane ketika mereka sadar bahwa yang duduk di depannya merupakan Boun.
Namun Boun langsung mengambil tas dan membawa buku yang ia pinjam kemudian pergi meninggalkan perpustakaan tanpa melihat ke arah Jane dan Prem.
Prem merasa aneh saat melihat Boun dengan wajah yang pucat. Perasaannya cukup khawatir namun dia tidak ingin membuatnya begitu serius dan mungkin itu hanya pengelihatannya saja.
Prem masih memandangi Boun yang melangkah pergi. Jane melihat wajah Prem yang terlihat khawatir kepada Boun namun dia tidak langsung berbicara kepada Prem dan memilih diam.
Boun berjalan ke arah mobil sambil memegangi dadanya yang terasa sakit. Dia berhenti di pintu mobilnya untuk menstabilkan nafasnya yang terasa sulit.
"Boun!" Teriak Prem kemudian berlari ke arah Boun.
Prem langsung merangkul Boun kemudian melihat wajah pucat Prem dan membuatnya cemas. Jane menyuruhnya untuk menghampiri Boun karena Jane merasa bahwa Boun sedang tidak baik-baik saja. Jadi dia merasa bahwa Prem harus berada di samping Boun.
"Lo gakpapa?" Tanya Prem kemudian Boun tersenyum bahagia ketika Prem menghampirinya dengan wajah cemas.
"Gw gak kenapa-napa, cuma batuk doang wajar" jawab Boun masih tersenyum.
"Yaelah gw kira lo sakit" ucap Prem kemudian melepas rangkulannya dan mundur satu langkah dari hadapan Boun.
Boun sangat ingin memegang dadanya yang sangat terasa sakit namun Prem tidak boleh mengetahuinya karena dia tidak ingin terlihat lemah dihadapan pria yang ia cintai.
"Ayo gw anterin lo balik" ajak Boun kemudian Prem melihat kebelakang tempat Jane berdiri kemudian mengangguk.
Boun menghela nafas panjang sebelum menyalakan mobilnya. Setelah Prem memakai sabuk pengamannya, Boun menjalankan mobilnya kemudian mengantarkan Prem pulang.
"Gimana hubungan lo sama Jane?" Tanya Boun kemudian Prem melihat sekilas kepada Boun yang tengah fokus menyetir.
"Gak gimana-gimana lah" jawab Prem kemudian dia mengeluarkan handphone untuk dimainkannya.
Prem sangat tidak tenang karena berulang kali Boun batuk kemudian membuka kaca mobilnya. Dia melihat Boun dengan perasaan tidak tenang karena dia merasa Boun sedang tidak baik-baik saja.
"Lo yakin gakpapa?" Tanya Prem hati-hati. Boun tersenyum kemudian melihat Prem sekilas
"Gakpapa" ujar Boun kemudian Prem mengangguk dan kembali melihat handphone nya.
Boun sangat tidak ingin Prem tau bahwa dia tidak baik-baik saja. Kemudian Boun mengalihkan pembicaraannya agar Prem tidak fokus kepada dirinya.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend | BounPrem [✓]
Fanfiction"Gw janji bakal lakuin apapun demi lo supaya lo gak pergi ninggalin gw Prem!" - Boun Noppanut Guntachai bxb🌈