"Loh? Tumben pake masker sama hoodie?" Tanya Jane setelah dia keluar kelas dan menunggu Prem di kantin.
Prem sengaja memakai hoodie crowl neck untuk menutupi kemerahan bekas ciuman yang dilakukan oleh Boun serta masker untuk menutupi bibirnya yang sedikit bengkak.
"G-gw gak enak badan hehe" alibi Prem membuat Jane mengangguk dan mengelus punggungnya khawatir.
Dia merasa tidak memperhatikan Prem sampai Prem tidak enak badan seperti ini. Boun menghampiri mereka dan duduk di depan keduanya.
Prem melihat ke arah Boun yang tersenyum sambil mengangkat salah satu alisnya sehingga membuat Prem memalingkan wajahnya dan jangan sampai dia memikirkan kejadian semalam.
"Dia semalem kesakitan" ujar Boun yang membuat Jane langsung kaget dan menatap intens ke arah Boun untuk diinterogasi.
"Pacar gw kenapa?" Tanya Jane panik.
"Tanya aja pacar lo" jawab Boun tidak ingin menjelaskan.
"Kamu kenapa?" Tanya Jane menatap Prem.
"Gak enak badan doang, gak ada yang sakit" ujar Prem meyakinkan Jane yang sempat panik.
"Yaudah nanti malem aku ke apartemennya Boun ya buat jagain kamu" pinta Jane karena dia fikir dia harus merawat Prem malam ini.
"Gak usah Jane, besok juga sembuh" jawab Prem tidak mengizinkannya bermalam di apartemen Boun.
"Enggak, pokoknya aku mau rawat kamu" ucap Jane memaksa kemudian Prem diam dan tidak bisa menolak sama sekali.
Sebenarnya Boun merasa keberatan namun tidak enak jika dia melarang Jane dan alhasil hanya diam membiarkannya.
Setelah kelas selesai, Boun langsung pulang ke apartemennya dan tidak menunggu Prem karena sudah dapat dipastikan Prem akan menjemput Jane terlebih dahulu.
Dia melihat seseorang sedang menyimpan bunga di lantai depan pintu apartemennya nya. Dia langsung sedikit berlari mencegah pria yang memakai topi dan jaket hitam itu agar tidak melarikan diri.
"Lo siapa?" Tanya Boun.
Pria tersebut menunduk panik karena Boun mempergokinya yang akan menyimpan bunga.
"Dave?" Ujar Boun kaget setelah dia melepas topi yang menutupi kepala Pria itu.
Dave merupakan teman masa kecil Boun. Dia selalu mengikuti Boun kemanapun Boun pergi karena dia sudah tau bahwa Boun sering sakit sehingga membuatnya khawatir. Terlebih lagi, Boun hidup sendiri karena orang tuanya sudah meninggal.
Dave menceritakan semuanya dari awal dia mengikuti Boun sampai dia tau Boun sedang jatuh cinta kepada Prem. Dave juga sebenarnya menyukai Boun dan mengirim bunga kepada Boun namun Boun sepertinya tidak puduli dan hanya akan menganggapnya sebagai teman.
"Tambah ganteng aja lo" ujar Boun memuji setelah mereka duduk di sofa dan Boun memberinya segelas air putih dan beberapa cemilan.
"Bisa aja lu" jawab Dave setelah meminum air tersebut.
"Lo gak harus ngirim gw bunga, bikin gw bingung aja anjir" ujar Boun menegur karena dia sedikit kebingungan dengan si pengirim bunga tersebut yang ternyata temannya sendiri.
"Siapa tau lo inget sama gw Boun" jawab Dave kemudian mereka mengobrol sampai tidak habis topik.
Mereka membicarakan masa kecil sampai Boun merasa sedih karena dulu ia selalu bersama orang tuanya. Namun Dave menenangkan Boun dengan membicarakan hal-hal lucu yang mereka lakukan sejak kecil.
"Gimana sama Prem?" Tanya Dave mengalihkan pembicaraan.
"Udah ada pacar" jawab Boun seadanya.
"Dia kagak nolak Lo kan?" Tanya Dave memastikan.
"Gw ngelakuin itu aja dia kagak nolak" ucap Boun dan Dave hanya tertawa.
"Lakuin sekali lagi, dijamin luluh dah si Prem" saran Dave. Dia mendukung apapun yang membuat Boun bahagia walaupun dia harus mengalah dan membiarkan Boun memperjuangkan apa yang dia cintai.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend | BounPrem [✓]
Fanfic"Gw janji bakal lakuin apapun demi lo supaya lo gak pergi ninggalin gw Prem!" - Boun Noppanut Guntachai bxb🌈