Boun kemudian mendorong pintu tersebut yang memungkinkan dia masuk ke dalam sehingga membuat Prem kaget dan langsung mengambil handuk yang berada di tangan Boun kemudian melilitkan di pinggangnya untuk menutupi miliknya.
"Tunggu tunggu" ujar Prem menahan Boun yang hendak membuka bajunya.
"Apalagi?" Tanya Boun sedikit kesal.
"G-gw bisa m-mandi sendiri" ujar Prem gugup karena dia teringat akibatnya jika dia melakukan hal itu dengan Boun. Seperti saat itu, pantatnya pasti akan merasa kesakitan dan yang paling mengerikan bisa saja dia sampai tidak bisa berjalan.
"L-lo keluar aja" tambah Prem lagi. Dia sangat ketakutan dan mundur perlahan namun punggungnya sudah mencapai tembok sehingga tidak bisa melarikan diri.
Boun semakin mendekat kemudian meraba dada bidang Prem dan membuat Prem semakin merinding tak terkendali. Boun mengecup leher Prem kemudian melumat bibirnya yang langsung dibalas oleh Prem.
"Stop!" Ucap Prem setelah mendorong tubuh Boun menjauh dari dirinya.
"Gak ada kata stop di hidup gw" ucap Boun kemudian mengunci pintu kamar mandi dan mencium bibir Prem kembali sambil melepas handuk yang melingkar di pinggang Prem.
Boun membalikkan badan Prem kemudian mencium setiap inci tubuh Prem sambil dia melepas celananya. Prem mencakar tembok dengan penuh nafsu sambil sedikit menikmati permainan yang Boun lakukan.
"Lo siap?" Tanya Boun dan tanpa persetujuan Prem, dia membuka lebar kaki Prem dengan kakinya kemudian memasukkan miliknya ke dalam sana.
Sambil menahan perih, Prem meremas tangan Boun sampai berwarna kemerahan. Boun kembali menciumi leher dan telinga Prem sampai Prem menggeliat menikmatinya.
Setelah Boun merasa cukup, dia melepaskannya kemudian membalikkan tubuh Prem kembali dan terjadi ciuman yang panas. Prem berkeringat dan kemudian dia memeluk Boun dengan tubuh yang lemas sambil menahan perihnya.
_"Boun" panggil Prem yang sedang tertidur miring di kasur empuk milik Boun setelah mereka selesai mandi dan memakai baju.
"Ambilin hp gw" titah Prem setelah Boun menghampirinya.
"Gara-gara lo nih gw gak bisa jalan, jadi Lo harus nurut apa yang gw bilang" tambah Prem lagi sedikit membentak.
Boun tersenyum menggoda sambil melihat wajah Prem yang terlihat lucu sambil memarahinya. Dia pasti akan menuruti ucapan Prem bahkan jika Prem tidak menyuruhnya sekalipun, dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya.
Boun kembali dengan membawa handphone Prem kemudian berbaring di samping Prem dan memeluknya.
"Gimana? Mau lagi gak?" Tanya Boun menggoda.
"Tadi yang terakhir. Enak aja lo" ucap Prem kemudian memukul tangan Boun yang berada di perutnya.
Boun merasa puas karena melakukannya tanpa harus membuat Prem mabuk terlebih dahulu. Sepertinya dia sudah berhasil membuat Prem jatuh cinta kepadanya, namun bedanya saat ini Prem sedang menjalin hubungan dengan Jane.
"Masih sakit?" Tanya Boun tanpa bersalah.
"Ya masih lah anjing, lu fikir punya lu segede jari kelingking gw bisa langsung masuk gitu aja?" Ujar Prem emosi.
"Emang punya gw segede apa?" Tanya Boun lagi.
"Lo ukur sendiri" jawab Prem yang sedang memperhatikan layar ponselnya.
"Ukur pake mulut lo aja gimana?" Tanya Boun yang masih saja menggoda Prem yang sedang marah.
"Lo kira mulut gw sedalem sumur?" Ujar Prem masih emosi.
"Emang punya gw gak masuk semua di mulut lo?" Tanya Boun lagi dan lagi.
"Anjir Boun! Ya kagak masuk lah difikir punya lo gak panjang apa? Lo nanya sekali lagi gw bunuh nih" ancam Prem kemudian Boun tertawa dan diam sambil mengelus pipi milik Prem.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend | BounPrem [✓]
Fanfiction"Gw janji bakal lakuin apapun demi lo supaya lo gak pergi ninggalin gw Prem!" - Boun Noppanut Guntachai bxb🌈