*TEROR DIMULAI*

207 24 0
                                    

Wednesday, July 25
J.Edgar Hoover Building; Washington, D.C, USA
23.12 PST

Brakkk...

"What did you say? Can you repeat it again?" (Apa kau bilang? Bisa kau ulangi perkataanmu itu?) Tatapan tajam terpampang di wajah sang pemimpin mendengar kabar tidak mengenakkan yang ia dengar dari bawahannya

"It's-it's unfortunate that we lost that terorrist in Dallas...We-we still trying to relocate his location" (Sa-sangat disayangkan kami kehilangan teroris itu di Dallas...Ka-kami berusaha mencari lokasinya) jawab sang bawahan yang berusaha menyembunyikan rasa takutnya menatap wajah sang pemimpin yang begitu bengis dan merah saat ini

"D*mn it! After all these years!! And now we're losing him again?! When was the last time he was seen on Dallas?" (Sial! Setelah beberapa tahun ini!! Dan sekarang kita kehilangannya lagi?! Kapan terakhir kali ia terlihat di Dallas?)

"According to our agents who were in charge of surveillance, he was still in Dallas on Sunday. After that, he never went outside again until we busted into his house and found all of his belongings were gone" (Menurut dari agen-agen kami yang bertugas dalam mematainya, dia masih terlihat di Dallas pada hari Minggu. Setelah itu, ia tidak pernah pergi keluar lagi sampai kami masuk ke dalam rumahnya dan menemukan semua barangnya telah hilang)

"I see, so mabye about three days before...He's already packed his things and waiting for us to low our guards then went out from Dallas! Are you being serious?! Now we never know where he is!" (Begitu, jadi mungkin setelah 3 hari sebelumnya...Dia sudah mengemasi barang-barangnya dan menunggu kita untuk lengah lalu pergi keluar dari Dallas! Apa kau serius?! Sekarang kita tidak akan pernah tahu dimana ia) Teriak sang komandan memukul meja kerjanya hingga kertas-kertas yang tersusun rapi di atasnya jatuh berhamburan

"No Chief, we actually found out where he was going to" (Tidak ketua, kami sebenarnya menemukan kemana dia pergi) jawab sang bawahan membuat wajah sang komandan yang muram berubah lebih tenang

"Really? Where he want to go then?" (Benarkah? Kemana dia pergi jadinya?) Terlihat wajah ragu-ragu di wajah sang bawahan mengeryitkan sang komandan

"What's wrong? Just tell me where he go for" (Ada apa? Beritahu saja aku kemana dia pergi)

Dengan nada pelan, ia menjawab,"It's...It's Indonesia" (Itu...itu Indonesia)

Mata sang komandan membelalak,"W-what? Are your serious? Why he go back to his homeland? Unless..." (A-apa? Apa kau serius? Kenapa dia pergi kembali ke kampung halamannya? Kecuali...)
Langsung saja wajah komandan memucat pasi membuat khawatir sang bawahan, dengan cepat sang komandan meraih HPnya dan mencari nomor salah satu wakil direkturnya yang ia simpan

"This is a high and dangerous level threat...I give you all orders to get ready to go to Indonesia and quickly capture the terrorist leader! This is your Chief's order!" (Ini adalah level ancaman tinggi dan berbahaya...Aku memberi kalian semua tugas untuk bersiap pergi ke Indonesia dan dengan sigap menangkap pemimpin teroris itu! Ini adalah perintah komandanmu) katanya dengan tegas sembari berusaha menelpon

"Ye-Yes Chief!" (Ba-baik kepala!) Jawabnya sambil memberi hormat dan bergegas meninggalkan ruangan

*Sial! Angkat HPmu Argata!*

The number you're calling is not active or out of coverage area...please try again in a few minutes

*Mengapa kau mematikan HPmu Argata?! Ngecas HP juga tidak perlu mematikan HP tahu?!!* batin sang komandan kesal memikirkan keburukan sang bawahan yang selalu mematikan daya HPnya ketika sedang mengecas





















-Our Euphoria- (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang