*RENCANA*

177 18 0
                                    

"Keadaan pasien tidak apa-apa, pasien dapat sembuh 2-3 minggu asalkan pasien tidak terlalu banyak menggerakkan lehernya, menggunakan bantal yang empuk ketika ingin tidur. Setelah gips di leher sudah dibuka saya menyarankan pasien untuk mengikuti senam leher agar tidak kaku" jelas sang dokter
memeriksa keadaan Samuel setelah Fazka menekan bel pemanggil dokter karena khawatir dengan Samuel

"Baiklah pak, saya mengerti" kata Fazka mengangguk pelan

Sang dokter tersenyum,"kalau begitu, saya permisi dulu. Jika ada perlu apa-apa silahkan tekan belnya" sang dokter membungkuk dan pergi keluar

     Fazka bernafas lega mendengar adiknya tidak terluka parah dari yang ia duga, ia menoleh kearah Samuel yang saat ini menatap tajam Indra dengan Virza yang asik membuli sang kucing tsundere itu.

"Kalian lihat saja ya, sembuh nanti siap-siap kuhabisi kalian" senyum Samuel membuat wajah Indra dan Virza memucat biru dan langsung berubah sikap

"Sudah itu Sam, sudah sakit-sakit begini pun kau sempat menakuti adik-adikmu itu" kata Fazka menengahi

Samuel memutar bola matanya malas,"Kakak tidak tahu aja ya, mereka ini gak akan kapok-kapok sebelum di ultimatum balik"

"Daripada itu kak, apa yang tadi ingin kakak katakan?" tanya Indra mengalihkan topik








     Samuel langsung membelalakkan matanya,"Ohiya aku lupa! Sampai dimana aku mau bicara?"

"Sampai kakak mau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi" kata Virza

"Jadi, aku,Rendy dan Aileen sedang berada di mobil. Kejadiannya seperti biasa, kami berbincang-bincang membunuh rasa bosan kami kecuali Aileen yang hanya diam sedari tadi membuat kami semua khawatir" jelas Samuel didengarkan Fazka dan lainnya dengan serius

"Kenapa adek seperti itu? Apa kau tahu alasannya?" tanya Fazka

"Entahlah kak, lalu Aileen juga yang menyadari truk tersebut melaju ke arah kami membuat Rendy harus membanting setirnya, kalau terlambat satu detik saja...mungkin nyawa kami sudah melayang" kata Samuel dengan nada rendah membayangkan hal terburuk yang terjadi

Virza dan Indra ingin menangis, tidak dapat membayangkan nyawa saudara-saudaranya dapat melayang dengan sekejap tanpa mengetahui apa yang terjadi.

"Tapi yang membuatku curiga kak, truk tersebut melaju cepat menuju ke arah mobil kami. Truk tersebut tidak ada niatan untuk memelankan kecepatannya, ketika Rendy membanting setir pun truk tersebut langsung membanting setirnya, seakan ingin menabrakan dirinya dengan kami" kata Samuel mengingatnya

Fazka pun speechless,"Apa? Itu...bukan kecelakaan murni? Ini kecelakaan yang disengaja?!!" teriak Fazka penuh emosian, wajahnya memerah mengetahui ada orang br*ngsek yang berniat menghabisi adik-adiknya

"Apa...apa ini ada hubungannya dengan surat ancama yang kakak terima?" ceplos Virza yang ditatap balik Indra dan Fazka sedangkan Samuel tentu terkejut mengetahui kakaknya di ancam

"Virza~mulutmu itu emang perlu dijahit ya?" senyum Fazka menatap adik aliennya itu, ia lupa jika diantara mereka semua Virza adalah orang yang tidak bisa diajak berkompromi tentang rahasia

"Lah? Emangnya kenapa kak? Kenapa mulutku harus dijahit? Enggak mau dong! Nanti gak bisa makan lagi dong, apalagi gak bisa membulli Indra!" balas Virza membuat Indra yang disebut namanya ingin melempar adiknya itu ke luar jendela sana, pas sekali kamar rawat inap mereka berada di lantai 4.

-Our Euphoria- (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang