3 - lu kenapa?

4.2K 689 121
                                        

SEBUAH helaan napas kasar dari teman yang duduk disebelahnya menarik perhatian Yedam.

Bukan hanya sekali atau dua kali, tapi sudah hampir dua puluh kali dia mendengar suara helaan penuh tekanan batin dari Jeongwoo.

"Lu kenapa Woo? Punya utang lu ke gue?" tanya Yedam sambil buka buku catatan perhutangannya.

Jeongwoo menggeleng lemah, "Gaada, gue belum ngutang lagi," balasnya, yang diangguki Yedam setelah selesai memeriksa bukunya.

"Terus?"

"Apa?" Jeongwoo noleh, bingung maksud pertanyaannya Yedam.

"Ya terus lu kenapa? Kalo bukan karna lu ngutang ke gue, berarti lu kenapa-napa."

"Peka mulu ya lu sama gue Dam, tapi suka pura-pura ga peka sama perasaan anak orang, kasian."

Sindiran Jeongwoo dibalas tatapan malas Yedam, "Jangan ngalihin topik. Lagian gue bukan pura-pura ga peka ya."

"Terus?"

"Gaada terus terusan, ini kita mau ngomongin soal masalah lu ya Woo, bukan gue."

Yedam menunjukan tatapan tajam, membuat Jeongwoo menyerah untuk mengelak lagi.

"Lu ngerasa ada yang aneh ga sama Haruto?"

Pertanyaan Jeongwoo, Yedam ngerutin dahinya bingung, "Haruto?"

Yedam segera menoleh ke seseorang yang saat ini lagi tiduran di bangkunya, kelas mereka lagi jam kosong sekarang jadi banyak anak anak yang tidur soalnya udah hampir jam pelajaran terakhir.

"Emang dia kenapa?" tanya Yedam setelah melihat Haruto yang menurutnya biasa-biasa saja.

Jeongwoo kembali menghela napas, "Akhir-akhir ini dia jadi sering ngelamun, gue jadi khawatir."

"Emangnya ada yang salah sama orang yang ngelamun mulu?" tanya Yedam lagi dengan kening mengerut.

"Ga gitu maksud gue Dam. Gimana ya ngejelasinnya..." Jeongwoo mengacak rambutnya, merasa bingung dengan pemikirannya sendiri.

Yedam dengan anteng menunggu penjelasan dari teman sebangkunya sambil memperhatikan keadaan teman teman sekelasnya yang lain juga pada sibuk masing-masing.

"Intinya..." karena Jeongwoo buka suara lagi, Yedam kembali memperhatikannya.

"Intinya?"

Jeongwoo mengangguk, "Iya, intinya gue khawatir sama itu anak."

Yedam memutar bola matanya, "Jadi maksud lu khawatir itu gegara apa Woo?"

"Gimana ya..." kali ini Jeongwoo menggaruk belakang lehernya.

Sekarang Yedam gabisa sabar lagi, dia udah lelah. Kenapa temannya ini lama amat mikirnya?

"Haruto yang ngelamun mulu bikin lu kepikiran kalo dia lagi ada masalah gitu? Tapi nyampe sekarang dia ga ngomongin apapun sama lu, makanya lu khawatir. Gitu maksud lu."

"Nah itu. Emang cuman lu temen gue paling peka Dam."

Saat ini juga Yedam ingin menggiling bulat-bulat temannya yang sedang duduk disebelahnya ini.

Tapi Yedam masih menyayangi statusnya sebagai anak baik-baik, jadi untungnya Jeongwoo masih bisa selamat.

"Kenapa ga lu tanya aja duluan?"

Jeongwoo menoleh dengan muka bingungnya, "Nanya? Maksud lu?"

"Maksud gue, kenapa ga lu duluan aja yang bawa topik soal apa yang Ruto lamunin mulu akhir-akhir ini?"

changed | jeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang