| Chap 23

1.7K 106 21
                                    

Author POV

Saat ini, tepatnya setelah keberangkatan Milo kesekolah, Jessie merenung. Menghentikan kegiatan mengetiknya ditengah ruang tamu.

Ya, dia sedang berpikir.

Semuanya tidak mudah, semuanya juga tampak begitu mustahil, bagaimana bisa seorang pria yang selama ini sudah sangat dibenci olehnya tiba tiba hadir kembali dari pertemuan yang tidak diduga itu. Dia tidak mau semua perjuangannya berakhir sia sia.

"Keputusanku benar." Gumamnya untuk meyakinkan dirinya sendiri, lalu ketika kedua tangan lentiknya itu ingin berkutat kembali keatas keyboard laptopnya tiba tiba,

'Klak'

Tanpa aba aba, juga tanpa tanda tanda apapun, Jessie mendengar seseorang sudah memasuki rumahnya.

Jessie panik. Tanpa pikir panjang dia segera mengambil sebuah bantal diatas sofa, lalu berjalan mengendap menuju pintu masuk.

"Je--"

"Siapa kau sialan?!!!"

Belum sempat Jessie melihat dengan jelas siapa seseorang yang sedang berdiri dihadapannya itu, dia langsung memukul wajahnya menggunakan bantal tersebut beberapa kali.

"Jessie!!! Stopp! Ouch-- ini aku--"

Dan ternyata itu adalah Javas.

"A-ahh!! Sorry! Sorry! Aku gatau kalo ini kamu Javas! Kamu ngagetin sih!"

Tentu saja bukannya mendapat jawaban Jessie malah mendapat tatapan kesal dari Javas. Bagaimana tidak kesal, ketika make up dan rambut yang sudah tertata dengan rapih harus tercerai berai kembali.

"Dasar! Emangnya kenapa sih kamu bisa kepikiran buat mukulin aku kayak gitu? Emang kamu pikir aku siapa?"

"aku gini karena aku stress..."

Javas menyeritkan dahinya, dia keheranan.

"Hm... Stress?"

.

.

.

'Bruk!'

"Ah-- Ma-" Belum sempat Milo melanjutkan kalimatnya, dia sudah terbungkam terlebih dahulu.

Baru saja kepalanya mendongak, tatapan tajam, sinis, dan penuh amarah milik seseorang yang sangat dikenalnya itu, Reyga, ternyata sedang terus memandang lurus tepat kedalam irisnya dalam dalam, dia bergidik.

Jantungnya berpacu dua kali lipat lebih cepat dari sebelumnya. Benar saja, ternyata Milo tidak dapat berpikir jernih sedikitpun, dia blank.

Belum sempat Reyga melontarkan sepatah kalimat kepada Milo, dia berjalan beberapa langkah kebelakang dan berniat untuk melarikan diri.

Sayangnya upaya yang dia lakukan itu berakhir sia sia karena respon yang diberikan Reyga lebih cepat dari tindakannya. Buktinya saat ini Reyga sudah berhasil menggenggam pergelangan tangan Milo erat erat.

Sontak Milo terbelalak.

"Lepasin! Gue bilang lepasin!!" Milo memberontak, tak mau kalah Reyga langsung menarik sosoknya pergi dengan kasar.

"Apa sih kak! Sakit!!"

Tak butuh waktu lama, setelah mereka sampai dihalaman belakang sekolah langsung saja Reyga mengunci pergerakan Milo dengan menyudutkannya kedinding.

'Bruk!'

"Akh!!" Ringis Milo setelahnya.

Baru saja Milo ingin memberontak tiba tiba tatapan dingin penuh amarah milik Reyga menusuk kedalam dirinya. Tentu saja dia langsung terpaku, bergidik ngeri.

The Way I Love You [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang