| Chap 10

1.3K 137 7
                                    

Milo POV

Setelah gue sampai disekolah, kaki gue melangkah pelan didalam koridor untuk menuju ke kelas gue,

Namun tiba tiba manik gue berhasil dibuat mengerjap beberapa kali demi memastikan bahwa yang akan lewat dihadapan gue ini adalah sesosok Reyga dan juga sahabatnya, Farel,

Ternyata bener aja, ini kebetulan banget!

Saat Reyga sudah mendekat kearah gue, gue langsung menyapa Reyga dengan sebuah senyuman, tapi... Apa yang gue dapetin?

Dia malah ngelewatin gue begitu aja tanpa noleh sedikitpun kearah gue, atmosfer disekitarnya juga jadi ikutan gaenak,

Jujur gue bener bener kaget sekarang.

Farel yang sedang berjalan disamping Reyga juga sontak ikut terkejut setelah kejadian ini terjadi,

Reyga nyuekin gue?

Tapi kenapa? 

Apa gue punya salah sama dia?

Gue heran kenapa ya dia begini, padahal kemarin dia masih baik baik aja, bahkan tadi pagi aja gue masih makan masakan dia, sebenernya ini ada apa sih?

Saat gue noleh kearah dua sosok tersebut hanya rasa sesak yang gue rasain didada menyambut gue.

Gue kenapa? Apa jangan jangan gue asma? Atau jangan jangan gue sakit jantung?

Ayolah jangan konyol! Gue itu gaada riwayat penyakit asma atau jantung! Lah terus kenapa rasanya dada gue sesek banget? Persetan dengan sesek sesekan  gue harus cepet cepet ke kelas sebelum bel masuk berbunyi.

Sepanjang melangkahnya kaki gue, otak gue masih terus mencoba mencari cari alasan kenapa si Reyga jadi kayak gitu,

Tapi intinya gue harus tanya dia nanti.

Dan akibat dari gue yang sama sekali ga merhatiin jalan, tiba tiba,

'Bruk!'

Damn! Pundaknya itu terbuat dari baja atau gimana sih? Kayaknya keras banget.

Ya! Gue gasengaja menabrak bahu sesosok anak perempuan yang gue duga adalah senior gue alias siswi dari angkatan Reyga dan Farel, ini membuatnya langsung meringis dengan begitu heboh.

"Aduh! Lo punya mata ga sih?! Liat kan baju gue jadi berantakan lagi!" Kata dia dengan nada melengkin yang membuat gue langsung menghela napas dan segera meminta maaf,

Kita salahkan Reyga atas kejadian ini! Gara gara kelakuan dia otak gue jadi gabisa stay di satu tempat, itak gue terus ngacir ngacir kesana kemari dan travel dalam naungan nethink gue!

"Maaf ya kak, gue ga sengaja."

"Gasengaja? Seenaknya aja lo ngomong begitu! Lo tau ga sih gue itu baru dari toilet buat ngerapihin baju gue! His!! Cape cape gue rapihin biar gue keliatan perfect!"

Gue heran... Padahal kan tadi gue cuman nabrak bahunya tapi kok dia malah marah marah dan bilang kalo baju dia jadi berantakan, toh yang gue liat gaada  bagian yang berantakan dari bajunya.

Dia langsun menghela napasnya dalam dalam dan mengalihkan atensinya kepada gue,

"Hah! Terserah lah! Oh ya! Kebetulan nih.... Kayaknya lo anak kelas 11 ya?"

Setelah gue mendengar perkataan senior gue itu dengan sigap gue langsung mengangguk membenarkan ucapannya.

Maklum deh kalo gue gaterlalu terkenal dikalangan siswa siswi, toh gue bukan pemilik paras cogan kayak Reyga, Devan sama Farel.

"Bagus! Lo kenal Milo? Nama lengkapnya Milo alaska."

Dan pertanyaannya ini berhasil membuat dahi gue mengekerut sempurna, firasat gue gaenak.

"Gue Milo, kenapa kak?"

Author POV

"Gue Milo, kenapa kak?" Jawab Milo pelan yang membuat sosok seniornya itu langsung membulatkan maniknya sempurna,

Dengan dada yang dibusungkan serta dagu yang dia naikkan sedikit keatas dirinya langsung melipat kedua tangannya tepat kedepan dada, Milo semakin heran setelah melihat perubahannya begini.

"Oh? Jadi lo homo yang berusaha ngedeketin tunangan gue, Reyga?!"

Rasa sesak dan nyeri didadanya semakin bertambah setelah mendengar ucapan seniornya, tunangan? Yang benar saja! Bahkan Reyga tidak pernah menceritakan kepadany bahwa dirinya memiliki seorang tunangan.

"Tu-tunangan?"

"Iya! Tunagan, kenapa? Ha! Gue heran sama Reyga! Bisa bisanya dia mau dideketin sama homo kayak lo!"

"Bahkan dada lo aja tepos! Menang tampang dikit doang emang pengaruh banget buat dia ya? Apa jangan jangan lo melet dia makanya dia jadi kayak gini?!"

"Haduh! Kayaknya gue udah mulai jijik deh sama lo! Inget ya! Sampai kapanpun homo kayak lo itu ga akan pernah pantes buat Reyga! Mendingan lo ngejauh dari Reyga dan buang mimpi lo jauh jauh sebelum gue bertindak lebih nekat!"

Selama dia mendengar celotehan dari seniornya ini, Milo hanya menundukkan kepalanya untuk menghindari kontak mata langsung dengan perempuan ini, sampai akhirnya Milo mencapai titik kesabarannya, dia tidak tahan.

"... Lo takut Reyga berpaling dari lo? Kalo emang begitu berarti didalam diri lo ada sesuatu, lo itu harus mengoreksi diri lo sendiri kenapa Reyga bisa sampe berpaling dari lo."

"Dah ya, gue pamit."

Saat Milo melangkahkan kakinya tiba tiba suara melengking perempuan itu menyambut pendengarannya lagi, namun kali ini dia sambil sedikit memekik ditengah koridor sekolah.

"Lo! Lo kurang ajar! Liat aja! Gue bakal ngancurin hidup lo! Gue bakal buat nama baik lo tercoreng disini! Camkan ucapan gue!!!"

Tanpa Milo gubris dia hanya terus melangkah maju tanpa menoleh sedikitpun, Milo tidak perduli dengan apa yang di ucapkan oleh perempuan itu, baginya itu hanya sebuah ancaman.

.

.

.

Setelah kejadian barusan berlalu, saat ini Milo tengah meremcanakan untuk menyantap nasi gorengnya dikantin bersama Devan, namun apalah dirinya yang sedari tadi hanya mengaduk ngaduk nasi tersebut tanpa menyuapnya sedikitpun dan menopang kepalanya menggunakan lengannya.

Devan yang melihat kejadian ini langsung menghela napasnya panjang, dia tahu kalau Milo ini sedang dalam mood yang buruk.

"Hey... Lo kenapa? Masa dari tadi nasi gorengnya diaduk aduk doang? Kalo keburu dingin nanti jadi gaenak loh."

"Hah? Oh... Gapapa gapapa, gue lagi males aja."

"Apa mau gue suapin nih? Hm~"

"Ngaco deh lo! Kita bukan anak anak lagi, apa opini mereka semua nanti kalo kita begitu?"

Uh... Milo seperti seorang perempuan yang tengah dalam masa 'Period'nya,

Dan saat Devan ingin menjawab kalimat yang dilontarkan oleh Milo barusan, bibirnya terhenti, dia langsung menghentikan niatnya untuk berbicara setelah melihat sesosok laki laki yang tak lain adalah Farel sudah berdiri disamping meja mereka.

"Hai."

Dan Devan langangsung memberikan respon dengan memutar maniknya malas didepan Farel, dia benci semua orang yang dekat dengan Reyga. Dendam pribadi? Huh entahlah.

"Kak Farel? Kenapa kak?"

"Bisa ikut gue sebentar? Ada yang pengen gue omongin sama lo, urgent."

.

.

.

Haii haii!

Ikuti terus kisah Reyga dan Milo ya:D

Jangan lupa voment!~

- Bai baii

The Way I Love You [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang