▒᳢𝟷 𝟶 .᳢᳟⇀

157 35 2
                                    

Yunho menatap ponselnya bingung. Ini sudah ke 5 kalinya ia mengirimi liz pesan di waktu yang berbeda. Tapi anehnya ia tetap tak mendapat notif balasan dari liz yang biasanya fast respon.

"Kemana si tu anak.."

Iya, padahal ini hari minggu. Sekarang juga udah jam 2 siang. Meski liz pemales, tapi yunho tau maksimal dia bangun jam 11.

Yunho beranjak dari kasurnya, terus pergi ke tempatnya pertama kali bertemu dengan liz. Warnet kang ncang.

Sesampainya di warnet, yunho langsung masuk dan menghampiri yeosang.

"Cang."

"Euy?" Jawabnya sambil masih menatap layar komputernya.

"Lu tetanggaan sama liz kan?"

"Heeh"

"Blok apa rumahnya??"

"C1 nomor 7"

"Aaa.. okeh, makasi, cang"

Yunho keluar dari warnet itu. Ia menggaruk tengkuknya sambil celingak celinguk.

"C1 nomor 7 dimana coba.."

÷÷÷

"....ini beneran temennya lizzie?"

Yunho mengangguk. Dihadapannya ada seorang wanita paruh baya yang biasa dipanggil yuri, yang merupakan ibu dari liz juga. Ia menatap yunho dengan penuh tanda tanya.

"Seumur sama lizzie atau lebih tua?"

"Lebih tua dikit, tante.." jawab yunho sambil tersenyum ramah.

"Ohh, kelas berapa??"

"Udah kuliah, tante."

Saat itu juga wanita yang notabenenya adalah ibu dari liz langsung membulatkan matanya, dan mengedip beberapa kali. Senyum ramah yunho sedikit berubah menjadi senyum awkward.

"Mamaa!! Kenapa ngobrolnya diluar? Yang nagih uang arisan ya???" Tanya leeseo dari dalem rumah.

"Bukan, sayaang.. haduh.. yaudah, yun. Sini masuk, lizzie ada di kamar."

Yunho mengangguk. Ia mengikuti kemana yuri jalan.

"Itu jajan buat lizzie?" Tanya yuri sambil melirik kantung plastik indom*art yang dipegang yunho.

"Iya, tante."

"Jangan tante deh, panggil mama aja kyk lizzie."

"Siap, tan-- eh.. siap, ma."

Yuri tersenyum, ia berhenti di salah satu kamar. Kemudian ia mengetuk pintu kamar itu dan membukanya.

"Liz, ini ada temen kamu."

Liz menoleh, dan melihat yunho yang tersenyum lebar sambil melambaikan tangan padanya.

"Masuk kak." Titahnya, kemudian ia kembali berkutat di meja belajarnya.

Yuri kembali membulatkan matanya, sambil menyuruh yunho masuk ragu ragu. Yunho menaruh kantung plastiknya, lalu duduk di sofa dekat jendela.

Yunho menatap yuri yang masih memegangi gagang pintu. Diikuti liz yang juga menatap yuri.

"Mama ngapain masih disini?" Tanyanya.

"Eum... i-iya, mama pergi. Ini pintunya jangan ditutup ya.."

Perlahan yuri meninggalkan kamar putrinya, melihat itu yunho kembali memasang senyum ramahnya. Tapi sebelum yuri benar benar pergi, ia memicingkan matanya pada yunho.

"Kenapasi mama.." gerutu liz yang kembali menatap buku bukunya.

"Sombong bener lu ga baca chat gue."

"Maaf.. gue ga buka hape." Balas liz.

"Kesambet apaan lu? Minggu siang begini belajar.."

Tak ada jawaban dari liz. Ia malah terisak. Yunho yang menatap dari belakang, melihat punggung liz yang bergetar.

"Liz?! Kenapa???" Tanyanya panik.

"TO gue--hiks! Kecil banget hasilnya--hiks! Try out aja segitu, gimana ntar ujian nasional--hiks!"


÷÷÷

÷÷÷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

÷÷÷

KAK! || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang