▒᳢𝟷 𝟹 .᳢᳟⇀

172 37 9
                                    


"Minggu depan bagi nem." Lirih liz.

"Besar kecil nem lo, ntar kita tetep jalan kok. Asal lu sembuh dulu."

Liz tersenyum. Setelah telfon itu yunho datang ke rumah liz, dan benar saja gadis itu terbaring lemas diatas kasurnya.

"Udah 5 hari ya berarti sakitnya?" Tanya yunho pada yuri.

"Iya, udah dibawa ke dokter katanya cuman demam biasa karena ngambis, ke-capek-an.."

Yunho manggut manggut aja sambil balik natep liz.

"Sembuh dong, ga pusing apa rebahan mulu?? Udah bisa ngegame nih kuy---"

"IH KOK DIAJAK MAIN GAME LAGI?!" Sela yuri diiringi pukulan kecil di ubun ubun yunho.

"E-eh maaf, yun.. reflek.."

Yuri senyum kikuk ke yunho yang lagi meringis sambil ngelus ubun ubunnya.

÷÷÷

Seminggu kemudian.

Setelah selesai kelas, yunho merogoh saku celananya dan menekan ikon telfon pada room chat liz. Tadi yunho terpaksa mereject telfon liz karena dia duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan dosen.

"Eh yun, langsung pulang?" Tanya seorang gadis yang baru saja keluar dari kelas.

"Eh minju, iya nih kayaknya. Kenapa?"

Yunho menjauhkan ponsel dari telinga karena nada sambungnya tak kunjung berganti dengan suara liz. Ia berhenti menelfon liz dan menatap wajah gadis bernama minju itu.

"Eum... gue, yohan, ama yena mau nongkrong nih, temenin gue yuk.. masa gue jadi nyamuk..?" Gadis itu memanyunkan bibirnya.

"E-eh.. aaa.. bentar, gue cek jadwal dulu."

Yunho membuka aplikasi kalender pada ponselnya. Ia membulatkan matanya melihat note pada hari ini.

"Pantesan liz nelfon.." gumam yunho.

"Hah? Kenapa, yun?? Bisa ga? Mm.. kalau gabisa.. ya gapapa." Sahut minju dengan nada mengode.

"I-iya nih, ju.. gabisa.. maaf ya.." yunho menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Yaudah, next tima aja, maaf buang buang waktu lo, gue pergi ya, bye yunhoo~" ucap minju sambil tersenyum paksa dan meninggalkan yunho.


"Gimana gimana??" Tanya beberapa teman minju saat ia datang.

"Hhh.. katanya yunho malu, masa bawa cewe secantik gue pake motor? dia suruh gue tunggu sampe dia punya mobil, ahaha." Jawab minju sambil mengibaskan rambutnya. Senyum paksanya berubah menjadi senyum licik.

Kedua teman minju yang diketahui bernama sakura dan yena cekikikan menahan gemas mendengar cerita minju.

Kembali pada yunho yang terus menelfon liz. Setelah 5 kali menelfon, akhirnya terdengar suara liz.

"Halo, liz?? bagi nem ya??? Bentar gue otewe rumah lo."

Yunho memutus sambungan sepihak setelah liz menjawab 'iya'. Ia berlari menuju parkiran dan buru buru ke rumah liz.

÷÷÷

Yunho, liz, leeseo, dan yuri mengelilingi meja bundar kecil yang ditengahnya terdapat map coklat.

"Siap teh?" Tanya leeseo yang udah megang map nya.

"Siap seo. Ayok, buka mapnya pelan pelan."

Leeseo mengangguk, lalu jari nya mulai menarik tali yang mengunci map tersebut. Selanjutnya leeseo menarik kertas putih dari dalamnya.

Perlahan tapi pasti, leeseo menarik kertas itu hingga yang terlihat sekarang adalah nama dan lambang sekolah liz. Ketika orang lain gugup berlinang keringat dingin, liz malah keluar ingus banyak sampe disumpel sama tisu.

Iya liz belum sepenuhnya sembuh. Dia masih sesekali demam.

Liz menutup matanya saat leeseo tiba tiba narik kertasnya sampe keluar semua. Tapi suasana jadi hening dan hanya terdengar teriakan leeseo

"HAHHHH????????"

"BUKA MATA BEG-- E-h ehm buka matanya cantik~~" yunho mendorong bahu liz pelan.

Perlahan liz membuka mata. Ia melihat adiknya yang menatap kertas itu dengan mulut mengaga yang hampir membuat air liurnya keluar. Lalu ibunya, ia terdiam dengan mata membulat.

Dan yunho. Dia natep liz dengan mata berbinar, dengan senyum yang perlahan mengembang.

Dibuat bingung dengan ekspresi aneh ketiga orang itu, liz mengambil kertas dari tangan leeseo dengan mata yang masih menatap 3 orang didepannya.

"H-halo pa.. beliin hadiah sekalian pulang ya nanti.." entah sejak kapan yuri sudah menelfon papanya liz.

Liz ikut membulatkan matanya mendengar kata kata hadiah. Lalu ia menatap kertas di tangannya. Liz merasa tegang tapi badannya lemas.

"N-nem gue..."

"..NI SERIUS NEM GUE 38,7?!" Liz natep 3 orang itu bergantian, lalu menutup mulutnya tak percaya.

"Sabtu mau jalan kemana, liz?"

÷÷÷

÷÷÷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

÷÷÷

Jangan jadi sider ah, jelek. >:(

KAK! || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang