15.Ketar-ketir

127 11 3
                                    

“Kamu gak papa?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Kamu gak papa?”

Bian berjongkok di hadapan Loly yang tengah mengusap lututnya.

“Ini yang sakit?”bian mengusap lutut Loly yang agak membiru.

Loly meringis di tempat,karena takut ketahuan adik iparnya ia sampai tak menyadari ada lantai yang basah bekas tumpahan air yang belum mengering.

“Adik kamu mana?”

“Dia lagi nunggu di depan,mungkin bentar lagi dia ke sini.”

“Aduh!gimana dong!?barang-barangku masih banyak.”loly panik.

“Kamu tunggu aja di kamar,biar aku yang pindahin.”

Loly mengangguk,dengan langkah tertatih dia berjalan menuju kamar Bian dan membiarkan Bian memindahkan barang-barangnya.

Bian susah payah berjalan cepat memindahkan barang istrinya yang seabrek,ia tidak ingin ketahuan adiknya yang bawel mengalahkan lambe turah itu.

“Bang,ada apa?kok lama bang-.”ucapan syila yang tengah menaiki tangga terakhir terhenti karena melihat Bian yang tengah mengangkat kardus besar dengan keringat yang bercucuran di dahinya,“Loh,itu apa,bang?”lanjutnya menghampiri Bian.

Bian bergerak gelisah,sedangkan Loly yang mendengarkan percakapan kakak beradik itu hanya menggigit jari gugup,“Oh,i-ini barang-barang istri Abang.”jawab Bian.

Bian merutuki dirinya yang kelewat jujur.

Syila mengangkat sebelah alisnya heran,“Kenapa barang-barangnya ada di kamar sebelah?kalian pisah kamar?”

GAWAT,Bian.

“Engg,enggak gitu.kan istri Abang barang-barangnya banyak,gak cukup di kamar Abang,jadi sebagian di simpan di kamar sebelah.”

Syila mengangguk,“Oke.Terus mbak Loly mana?”

“Ada di kamar.”ucap Bian menunjuk kamar dengan dagunya.

Syila bergegas memasuki kamar Bian,sedangkan Bian bernapas lega dan mengikuti langkah syila dengan kardus besar di tangannya.

“Mbak,Lol.cantik banget ternyata,pantesan Abang aku suka sama mbak Lol.”antusias syila yang mencubit pipi Loly gemas.

Loly meringis,merasakan panas di pipinya,“Syila,ya?”tanya Loly mengusap pipinya.

“Iyaa,mbak lol apa kabar?”tanya syila duduk di sebelah Loly.

“Baik.”

“Kenapa panggil mbak mu Lol?namanya kan Loly bukan Lol.”ujar Bian yang sedang menyimpan kardus di sudut ruangan kamarnya.

“Kan itu panggilan kesayangan dariku abangg.”

Loly hanya tersenyum,meskipun dalam hatinya ia ingin sekali protes atas panggilan yang di berikan syila,tapi ia tahan karena untuk menjaga image di depan adik iparnya itu.

“Terserah.”ucap Bian yang sudah lelah.

Syila dengan semangat menceritakan pengalamannya kuliah di Korea,dia bercerita bahwa dia awalnya tidak mau kuliah di sana tapi Bian memaksanya.

“Abang gak pernah maksa kamu,ya.Itu kan kemauan kamu kuliah di sana supaya bisa ketemu bias mu.”Bian yang sedang membereskan kardus membantah.

Syila cengengesan dengan wajah malu karena ketahuan berbohong,“Iya deh maaf,aku bohong.”sesalnya.

“Jangan suka bohong,ya.Dosa.”tutur Loly.

Loly meringis dengan perkataannya karena nyatanya ia sering berbohong dan membohongi semua orang mengenai pernikahan dirinya dengan Bian.

“Iya siap.”kata syila dengan tangan kanan menghormat layaknya hormat ke bendera.

Bian menggelengkan kepala kemudian duduk di tepi ranjang sebelah Loly.Dia melihat luka di lutut istrinya yang agak membiru.

“Aku obatin dulu,ya.”

“Gak usah.Cuma luka kecil kok.”cegah Loly tak enak.

“Loh,mbak kenapa?jangan-jangan yang suara jatuh tadi mbak ya?”ujar syila khawatir dan baru menyadari ada luka memar di lutut Loly.

“Udah kamu keluar aja!biar Abang yang urus mbakmu itu.”usir Bian menggiring syila supaya keluar dari kamarnya.

“Tapi kan aku mau obatin mbak lol dulu.”tolak syila berusaha masuk kembali ke kamar Bian.

“Aku suaminya,udah biar Abang aja.Kamu main aja sama buldog!udah lama kan gak temu kangen?!”

“Ah!hampir aja lupa. Buldog sayang i coming...”

Syila lantas berlari menuju kucing kesayangannya yang sudah lama ia titipkan kepada Bian selama ia kuliah.

***
Suara gemericik air terdengar menyayu,berbeda dengan seorang wanita yang tengah menggigit jari telunjuknya karena gugup.Ia tengah berdiri di sisi ranjang menunggu Bian yang sedang mandi.

Ia bingung harus tidur dimana,karena tak ada sofa di kamar ini.Mau langsung tidur di kasur Bian takut Bian marah,jadi ia lebih memilih berdiri dan menunggu Bian.

Orang yang di tunggu akhirnya keluar juga,Bian yang sudah mengenakan kaos polos berwarna hitam dan juga boxer menaikkan alisnya heran,“Kenapa berdiri di situ?gak tidur?”tanya Bian yang berjalan mendekati ranjang.

“Tidur dimana?”

“Ya..tidur di kasur.Emangnya kamu mau tidur di lantai?”tanya Bian yang sudah berbaring di atas kasur.

Loly menggeleng lalu naik ke atas kasur dengan was-was,ia berharap malam ini selamat dan dapat tidur nyenyak meskipun jantungnya berdetak lebih cepat dan tak terkendali.Loly lantas menarik selimut kemudian tidur membelakangi Bian.

“Tenang,aku gak akan ngapa-ngapain kamu,guling yang jadi saksinya.”kata Bian yang menyimpan guling di tengah-tengah mereka.

”kata Bian yang menyimpan guling di tengah-tengah mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tinggalkan jejak kalian ya;3
Tetap dukung aku yaaa;)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOLL(Y)POPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang