8.Bimbang

98 20 5
                                    

Bian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bian.

Nama itu terus saja terngiang di kepalaku,setelah semalam dia mengantarku pulang aku langsung masuk tanpa mengatakan terima kasih .Aku bimbang dengan ajakannya,kalau aku menolak pasti setiap hari aku berpindah tempat dan kalau menerima pun aku takut gagal nantinya .

Helaan napas berat keluar dari mulutku ,banyak beban yang aku tanggung sendiri di sini .Aku memilih pergi ke pasar malam untuk menghilangkan sedikit bebanku,suasana angin malam yang sejuk dan orang yang berlalu lalang entah untuk bermain atau berkencan dengan pasangannya .

Aku terkadang geli sendiri melihat cara berpacaran anak zaman sekarang ,bukan aku berani berkritik karena aku kelamaan sendiri tapi memang cara anak zaman sekarang dan dahulu dalam hal berpacaran sangat berbeda 180°.

Dahulu ,orang berpacaran tidak berani menggenggam tangan atau bahkan merangkul atau sampai di titik berciuman .Aku rasa anak zaman sekarang berpacaran bukan karena suka saling suka tapi karena nafsu ,ralat .Lebih tepatnya 50% cinta dan sisanya nafsu atau bahkan 80% nafsu dan 20% cinta .

Oke ,kembali ke topik .

Aku berjalan menyusuri pasar malam ,untung saja aku memakai Hoodie yang cukup besar  dan juga celana kulot berwarna hitam yang mampu sedikit menghangatkan tubuhku .Aku berpikir apakah keputusan menikah dengan Bian mampu memutus hal konyol ini ?tapi kenapa alasannya harus menikah ?kenapa tidak hal yang sedikit masuk akal?maksudnya seperti ini ,aku bahkan tidak tahu akan ada di permainan konyol ini .Tidak pernah sedikitpun terbayang bahwa cara untuk mengakhiri ini semua adalah dengan menikah .

Memang umurku cukup matang untuk hidup berumah tangga ,tapi kalau mendadak kayak gini aku takutnya berada di fase  ' ingin mengakhiri semuanya karena ketidak cocokan'.

Orang yang berhubungan lama saja belum tentu bahagia dalam hal pernikahan apalagi aku yang kenal saja tidak dengan Bian dan hanya kenal sebatas nama saja tidak lebih .

Langkahku terhenti di sebuah pedagang kaki lima yang menjual berbagai minuman .Aku merongoh saku Hoodie mengecek apakah aku membawa uang atau tidak ,aku sedikit menarik sudut bibirku setelah aku menemukan uang lembar berwarna biru .

“Bang ,air mineral satu .”aku memberikan uang lembar tersebut setelah Abang itu memberikan air mineral ,tidak lupa aku  mengucapkan terima kasih setelah Abang itu memberikan kembaliannya.

Aku kembali berjalan seraya meneguk sedikit air hingga sisa setengahnya.Aku bingung apakah aku harus menikah dengan zafran ataukah harus mengikuti keadaan konyol ini sampai mati ?

Tiba-tiba saja ada yang menarik tangan kananku hingga membawaku ke tempat yang sedikit sepi ,“Siapa Lo ?”aku berteriak ketika tarikan tangan tersebut terlepas .

“Bian.”

Aku menghembuskan napas lega setelah tahu siapa yang menarikku tadi ,lantas aku duduk di sebuah kursi yang ada di sebuah tempat yang memang minim pencahayaan tapi aku masih bisa melihat sebgian barang -barang yang berada di ruangan ini .

“Mau ngapain ?”

“Mau sampai kapan kita begini ?ayo kita akhiri ini semua !kita bisa menjalankan pernikahan kita nanti ,cinta akan datang karena terbiasa .Kalau nanti kita tidak saling mencintai kita bisa akhiri pernikahannya.”

Aku tertawa hambar mendengarkan penjelasannya ,aku hanya menginginkan pernikahan sekali seumur hidup bukan karena tidak cinta atau tidak ada kecocokan harus berakhir dengan perceraian .

“Pernikahan menurutku adalah hal yang di lakukan sekali seumur hidup bukan karena sebuah problem harus berakhir di persidangan .”

“Saya pun begitu ,makannya ayo kita coba dulu .Kita bisa berjuang bersama nantinya ,kita harus menciptakan keluarga yang kita impikan .”

“Aku gak kenal kamu .”gumamku pelan .

“Saya pun sama ,saya gak kenal kamu.”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOLL(Y)POPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang