10. Touch Your Heart

763 151 32
                                    

Saat kembali ke rumah, perasaan euforia menyambut kedatangannya. Taehyun menemukan bagian dari dirinya yang hilang.

Semuanya sudah jelas sekarang. Beomgyu adalah Sunghoon-nya. Taehyun akui, Sunghoon sangat cantik, tapi Beomgyu tidak kalah. Tapi itu tidak penting sekarang, yang mengusik pikirannya saat ini adalah; Apa yang harus ia lakukan sekarang?

Seluruh tanda tanya sudah terjawab, semuanya sudah sangat jelas dan Taehyun yakin dengan itu.

Apa Taehyun harus jatuh cinta pada Beomgyu?

Ia rasa tidak, yang ingin dilakukannya untuk selanjutnya adalah; Menjaga Beomgyu.

Melaksanakan kewajiban yang belum terlaksana saat ia masih sebagai Heeseung, ia harus membiarkan Beomgyu baik-baik saja.








Disisi lain seorang dengan rambut gondrong tengah gagal mencoba untuk tidur, lalu memilih bangkit dan duduk bersila di atas kasurnya.

"Aneh, bocah prik" Beomgyu dibuat bingung kembali, kenapa Taehyun bersikap biasa saja? Apa dia tidak melihat isi bukunya? Mustahil.

Ada terlalu banyak pertanyaan yang singgah di kepala Beomgyu, membuat otak kecilnya yang berkapasitas lebih kecil ini tidak mampu membiarkannya lebih lama menetap, itu harus segera terjawab agar tidak mengusik pikiran dan perasaannya.

Kang Taehyun; Cowok jurusan sebelah yang tidak mengenalnya itu selalu saja merepotkannya.

"Yakali dia gak buka-buka buku gue?" Tanya Beomgyu sambil meratapi buku yang tergeletak didepannya.


. . .



Bukan Choi Beomgyu jika tidak bodoh dan ceroboh, seperti sekarang ini; ia tidak memakai seragam sekolahnya dengan benar. Bagaimana bisa? Di hari seharusnya ia dengan sergam khas sekolahnya, tapi Beomgyu malah mengenakan celana yang harusnya ia pakai di hari berikutnya.

"Kamar saya tuh gelap, lampunya mati. Jadi gak keliatan, lagian warnanya hampir sama banget..."

Alasannya tentu saja sia-sia, intinya sekarang ia mengenakan seragam yang salah dan harus mendapatkan sanksi.

Beomgyu mendengus tidak suka dengan hati yang berteriak memaki diri sendiri yang dengan sangat bodohnya tidak menyadari jika ia dalam celana yang salah. Beomgyu lelah, kapan sih dia bisa pintar?

Kebodohan dan kecerobohannya pagi ini itu membuatnya berakhir untuk berlari lima keliling lapangan baru diperbolehkan memasuki kelas.

Beomgyu menyelesaikannya dengan cepat—terpaksa, ia terlalu haus untuk berlama-lama menikmati hukuman agar tidak terasa lelah. Yang ada dipikirannya saat ini hanyalah minuman yang basah karena baru keluar dari lemari es yang terlihat menyegarkan.

Setelah menyelesaikan putaran terakhir, Beomgyu buru-buru berlari menuju kursi panjang yang tersedia di tepi lapangan—dimana ia menyimpan ranselnya.

Tapi sepertinya sekarang ia tidak perlu capek-capek ke kantin untuk membeli sebotol air untuk membasahi tenggorokannya—yang kini terasa lebih kering dari dompetnya, karena di samping ranselnya sudah tersedia sebotol minuman isotonik yang masih segar—sepertinya baru saja express dari lemari es.

Beomgyu melihat-lihat ke sekitarnya, menyapu pandangannya mencari ini milik siapa, tapi di ruang luas ini hanya ada dirinya. Apa seseorang menaruhnya untuknya? Siapa dia?
Rasa haus mengalahkan rasa penasarannya, dengan masa bodo ia membuka segel tutupnya dan langsung meneguk airnya dengan tidak santai. Segar sekali. Terimakasih.

. . .



Gawat. Beomgyu lupa untuk membawa buku sosiologinya, lagi. Beomgyu tidak akan khawatir jika hari ini tidak ada PR, walaupun jika Beomgyu membawa bukunya, sepertinya ia akan tetap dihukum, karena ia belum mengerjakan PR nya.
Apalagi hari ini ulangan juga, sambil Bu Rosé memeriksa PR, yang para murid lakukan adalah mengerjakan soal-soal di kertas putih itu.

[✓] The Tale Of : Fallin Flower - heehoon taegyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang