8. Dari Heeseung

905 184 12
                                    

Heeseung pernah jatuh, tapi hanya sekali. Ia jatuh pada sepasang mata teduh yang menatapnya dengan penuh. Sebelumnya ia tidak pernah mengerti apa yang dimaksud dengan kebahagiaan.

Padahal, ia sering merasakan kebahagiaan saat melarikan diri dari istana bersama Sungchan, menertawakan kebodohan para prajurit yang terkecoh dengan trik mereka.

Hueningkai bilang, Kebahagiaan itu sulit didefinisikan. Katanya, mereka lebih nyata dari ilusi, bahkan terlalu indah disandingkan dengan puisi. Jika gugusan bintang mampu membentuk berbagai rasi, maka kamu hanya harus mencari titik pusat dimana duniamu akan terus berotasi.

Saat matanya berjumpa dengan milik Sunghoon, sesaat ia merasakan dunianya. Disana Heeseung bisa melihat adanya siang yang mencencang hirup dan langit malam dengan kerlip gemintang-nya.

. . .

Saat menanggahkan kepalanya, diatas sana, gumpalan putih perlahan berarak pergi. Memperluas sinar matahari sore untuk jatuh ke bumi. Bersamaan dengan gemilir angin yang berhembus menyapu wajahnya, sinar matahari juga ikut serta menjatuhi permukaan wajah ayu-nya.

Menutup matanya, Pikiran Sunghoon melayang dengan hati yang membaca banyak harap.

Tanpa sepengetahuan, seorang tengah berdiri disampingnya. "Maaf." Satu kata sederhana terucap, namun Sunghoon tidak mampu mendengarnya.

Lee Heeseung, Alpha-nya ada disini. Berdiri disisinya, sama seperti saat pertama kali mereka saling memperkenalkan nama.

Walau mungkin saja Sunghoon bisa mendengarnya, bahkan seribu kata maaf tetap tidak akan berguna. Maaf tidak akan menyembuhkan luka juga tidak mengobati raga yang tergores dusta. Semuanya sudah terjadi, waktu tidak bisa kembali diputar, Sunghoon terlanjur berada di ambang akhir.

"Tidak... Jangan. Sunghoon!!!" Heeseung mencoba menggenggam lengan Sunghoon untuk menariknya kebelakang, namun ia tidak mampu, raganya kini hanya sesosok roh yang menyatu dengan udara.

Bingkai roh itu seketika dipenuhi kaca kala melihat kekasihnya memilih jatuh ke air untuk menyusulnya.

Heeseung merasa jahat, seharusnya sekarang ia masih hidup dan tengah bercerita lebih banyak tentang hidupnya kepada Sunghoon yang ada dalam pelukannya.

Pergi dari penjara mewah yang bernamakan kerajaan, meninggalkan negara dan menetap disebuah tempat yang belum terjamah manusia. Membangun sebuah gubuk kecil namun nyaman, kemudian membuat kebun dan memelihara beberapa ekor kambing. Berdua menghabiskan sisa hidup bersama; seperti apa yang Sunghoon rencanakan.

Harusnya malam itu mereka pergi setidaknya lebih cepat sebelum mentri Yeonjun yang ditemani pasukan prajurit datang menghadang mereka dan menawarkan sebuah tawaran palsu pada Heeseung.

Yang dengan bodohnya, Heeseung percaya.
Heeseung benci dan menyesalinya.













To be continued.

Boleh minta tolong gak? Pencet icon bintang aja di bawah🥺
Gak apa komentar sepi, tapi aku pengen ada setidaknya jejak sederhana yang kalian tinggalin. Maaf kalo ceritaku belum sebagus dan sepanjang author lain, i try better. Terimakasih 💗

[✓] The Tale Of : Fallin Flower - heehoon taegyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang