3. Merasa lebih baik

1K 179 24
                                    

Cowok bersurai gondrong itu berjalan di lorong dengan hentakan kaki yang dibuat-buat keras.

"Park Jisoo? Park Seonghwa? Siapa lagi mereka anjer?!"

Semalam, ia mendapatkan pentunjuk lain tentang pasangan heeseunghoon. Please lah, Beomgyu capek. Kapan ia bisa bermimpi lain selain dua orang kuno itu?

. . .

"Apa yang kau lukis?" Sebuah suara mengejutkan laki-laki manis yang tengah fokus dengan secarik kertas dan kuas tinta ditangan kanannya itu.

Melirik sekilas oknum tersebut, ia kembali memfokuskan atensinya pada kegiatannya yang belum selesai—memilih bungkam tidak menjawab pertanyaan yang orang disebelahnya ini tanyakan sebelumnya,—karena pertanyaan itu akan terjawab saat lukisannya selesai.

Lee Heeseung, putra tunggal Jendral Lee—Pemimpin utama pasukan perang dari Kerajaan Goryeo saat ini. Laki-laki yang selalu ditemani pedang kemanapun ia pergi ini kembali menemui si manis Park Sunghoon yang hanya seorang rakyat biasa.

Seakan menari diatas kertas, kuas itu bergerak dengan indah—seindah makhluk yang menggerakkannya. Meletakkannya perlahan diatas meja, lalu memandang hasil yang tercipta disana dengan rasa puas—gambar yang terpapar disana lebih indah dari ekspektasi.

3 tangkai bunga berwarna putih.

"Tiga tangkai bunga?" Teka Heeseung.

Sunghoon mengangguk tanpa menoleh, masih dengan pandangannya yang tertuju pada kertas tersebut dan senyum diwajahnya.

"Apa artinya?" Heeseung yakin, Sunghoon menggambar 3 tangkai bunga yang indah ini bukanlah tanpa alasan.

"Bunga ini bernama snowdrops, bunga keluargaku..." Jawab Sunghoon.

Tidak mengerti, Heeseung mengerutkan keningnya.

Seakan mengerti, Sunghoon menjelaskan. "Park Jisoo, Park Seonghwa, dan aku—Park Sunghoon."

"Mereka siapamu?"

"Nenek dan ibuku."

Heeseung—yang sebelumnya masil berdiri dibelakang Sunghoon dengan kedua tangan yang bertumpu pada meja guna menahan beban tubuhnya—beralih duduk disamping Sunghoon, memandang Omega manis itu seakan dengan mata penuh puja—menunggu Sunghoon bercerita lebih banyak, Heeseung ingin tahu Sunghoon lebih banyak.

"Mereka Omega paling menyedihkan yang pernah ada."

Baiklah, Heeseung semakin dibuat penuh tanya.

"Mereka mati dengan menyedihkan, bahkan tidak ada kenangan bahagia sebelum hidup mereka berakhir..."

Heeseung menunggu, namun Sunghoon sepertinya tidak mampu melanjutkan ceritanya apalagi sekarang matanya tengah membendung air yang kapan saja siap untuk terjun dipipinya.

Sunghoon mengusap matanya sebelum air disana berganti menjadi bulir dan jatuh, "Ah lagipula siapa yang peduli, mengapa aku harus cerita padamu?"

Heeseung merasakan sakit milik Sunghoon saat pasang manik coklat itu menatapnya. "Jangan cerita dan lupakan jika itu membuatmu sakit."

. . .

"Please lah, gue udah depresot!!!"

Beomgyu lelah, dia benar-benar harus mencari alasan mengapa(sebelumya) tubuhnya—tidak, hatinya juga—selalu sakit saat berada didekat Taehyun.

[✓] The Tale Of : Fallin Flower - heehoon taegyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang