21

82 15 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sepulangnya Ryujin segera pergi ke salon spa karena lehernya merasa pegal pegal. Lagi pula sekarang hidupnya kan sudah berbeda sedikit.

Setelah itu Ryujin pergi ke Mall sebentar, mengunjungi beberapa toko, untuk ia membeli, peralatan kemah misalnya.

Tak tahu ia kebagian membawa apa, tapi ia akan beli yang berguna, sekalipun tidak harus tetap terpakai lain waktu.



















“Kata Lia kita berangkat jam 10 pagiiiii!!”

“Hah? kesiangan kali,”

“Belum lagi bangun tendanya, pasti lama banget,”

“Iya iya, kita jam 8 aja otw!!”

“Eh, siapa yang kebagian bawa panci?”

Chaey aja?”

Oghey!”

“Gua bawa alat makan ya?”

Trus, siapa yang mau bawa pisau? yakali kita motong bahan ga bawa pisau?”

“Gua aja,”

“Oke, Jin!”
















Singkatnya, tepat jam 8 lebih 15 menit mobil yang mereka sewa sudah tiba. Satu persatu dari mereka naik, dan berhenti di depan gang kosan Ryujin.

“Jin ayok naik!”




























Semalam sebelum berangkat..

















“Lu minta tumbal kan? tapi jangan nyawa gua!”

“Kalo bisa sih manusia, makin banyak yang dikasih makin timbal balik keuntungan untuk mu”




“Oh, harus banyak yahh...”


“Disaat kamu sudah tepat memikirkan sasaran tumbalnya, kamu harus pikirin dengan matang,”

“maksudnya?”



“Kamu harus tau kenapa kamu milih dia, karena apa, alasan, atau tujuan, orang itu harus termasuk yang kamu benci setidaknya,”

“Menarik...”



“Kalau begitu, aku punya..”

“4 orang sekaligus, lagi pula besok adalah harinya.”








“ Akan aku laksanakan,”

Singkatnya itu adalah pembicaraan Ryujin dengan mimpinya. Ya, Ryujin berkomunikasi dengan buku itu di alam bawah sadarnya.




















Flashback is end..


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Our Ending丶 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang