08

114 26 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










































































alur maju-mundur! jdi disarankan
untuk baca ulang tiap chapter
biar engga bingung yaaaaa :)
masih bingung? tanyakan saja.








































































***


Karena kejadian tadi, Chaeryoung jadi banyak melamun tapi untungnya Lia paham dengan lamunannya.

Tapi ia tidak akan mungkin paham dengan pikiran dalamnya, yang berbeda dengan pikiran luarnya yang terlihat.

“Chaeryoung.. ayo kita susul Yeji dan Ryujin, mereka udah duluan,”

“I-iya..”





“Lia!”

Lia yang sedang berkemas barang barangnya itu menengok sebentar mendapati Chaeryoung memanggilnya.

“Iya?”

Chaeryoung takut.. takut semua menjadi kacau, takut teman temannya itu kecewa dan mulai menjauhinya, karena ia tidak jujur sejak awal. Dia juga kasian kepada teman-temannya, karna bersusah payah untuk mencari Yuna namun, tidak mendapatkan apa apa, itu karna semuanya percuma. Yuna telah tiada.

Dia juga tak berani ambil bukti, dan dia juga belum tahu, siapa pelakunya?..

“E-enggak. Gak jadi,”

Oke. Untuk saat ini, Chaeryoung putuskan untuk bungkam sebelum waktu yang tepat tiba.













Yeji hilang..”























Chaeryoung sangat yakin ada yang tidak beres dengan kehilangan mereka. Apa disengaja? atau, ini hanya mimpi..

Yah.. ia masih saja berpikir seperti itu.

Lalu Chaeryoung cabut dari tempat, dengan alasan mau mengumpulkan kayu bakar. Dibalas anggukan oleh Lia dan Ryujin.






































Tak peduli ada siapa dibelakang Chaeryeong sekarang, ia ingin me-rilekskan diri dengan berjalan jalan sedikit lebih jauh, dia butuh ketenangan.

Tangan Chaeyoung satu persatu mengambil kayu bakar yang berceceran disekitarnya. Sebanyak mungkin ia ambil.

Dan tak sengaja Chaeryoung menginjak sesuatu..



































Tak!









Ia menengok kebawah sepatunya, dan melihat, jika ia menginjak sebuah gantungan kunci berbentuk boneka.

Warnanya dan bentuknya begitu mencolok di ingatan Chaeryoung. Ah... ia ingat jika gantungan ini, milik Yeji.









YEJI?!!








































































































Dia memutar kepalanya kesegala arah, sesekali menggeser kan beberapa daun agar tak menghalangi jalannya.

Suatu tumpukan daun membuat Chaeryoung cukup curiga.

Dan benar ia tidak salah dengan dugaannya.

Di bawah daun yang menumpuk itu, ada Yeji, yang terbaring dengan mata tertutup. Hidung yang mengeluarkan cairan merah, dan kepalanya.. yang memperlihatkan bahwa ia terluka parah.

Dengan keadaan seperti ini, Ia yakin. Yeji lebih dari tidak apa apa.










“Y-yeji...” isak Chaeryoung. Dia menangis sembari mengegam salah satu tangan Yeji. Kemarin Yuna sekarang..

Yeji.








Dia menemukan keduanya, namun di waktu yang berbeda.





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Our Ending丶 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang