09

112 25 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



















Chaeryoung pulang ke tenda dengan mata yang sembab karena habis menangis, tapi  dia berusaha menutupinya, sebagaimana ia tak mau Ryujin dan Lia, ikut khawatir.

Paling tidak mereka hanya ber-prasangka jika Chaeryoung menangis karena kedua temannya hilang.


Sesampainya ditenda, Chaer memasak makanan bersama Ryujin yang setia menunggu apinya agar jadi besar.

Chaeryoung melihat Lia yang melamun dari tadi, dia mulai mendekatinya, dan duduk di samping perempuan itu.

"memikirkan apa?”


"e-enggak kok, "

“Ayo, makan dulu"



Chaeryoung yakin semua dialog adalah kepalsuan semata untuk menutupi rasa khawatir mereka.

"stok lita tinggal mi instan sama energen, tapi ini cukup kok buat dua hari kedepan"


'Menyebalkan, kenapa makanan juga harus ikut hilang..' batin Chaeryoung.





Diam diam, Chaeryoung bertanya kepada Lia kenapa stok makanan tiba tiba hampir habis, Dan Lia bilang jika "Yeji-lah yang bertugas membawa makanan, dan bahan bahan yang lain, tapi Yeji sekarang sedang hilang, yaa, makannya stoknya tinggal yang dibawa oleh Ryujin saja,"














Chaeryoung dengan hati hati membagikan mangkuk berisi mi kuah seimbang dengan porsi mereka. Setelahnya ia duduk dan ikut makan bersama.


















"Ayo kita pulang"

Chaeryoung lihat Ryujin sempat kesal dengan ucapan randomnya. Memang dimana letak kesalahannya?

Sejujurnya, Lia juga ingin pulang, tapi ia tidak mau egois, dia ingin pulang bersama teman temannya yang lain. Tidak sendirian.

Andai ia tahu akan seperti ini,

Dia tidak akan mau pergi berkemah.















































Besoknya.

Chaeryoung merasa bangga ia bisa bangun lebih awal. Dia lalu menyiapkan bahan dan alat untuk memasak.

Lagi pula ia tahu, apa yang akan dilakukan selanjutnya, mereka akan pergi mencari Yeji dan Yuna. Lagi.

















“Gini gini, kita kan tinggal bertiga tuh, kalau satu gak dapet pasangan pasti bakal ngambek, kalau kita bertiga pasti pencariannya bakal gak guna, jadi kita pencar sendiri sendiri aja, iya gak?”

“Okedeh..”













Chaeryoung memutuskan berpencar ke belah utara, karena ia yakin lurus adalah jalan yang terbaik, bahkan ia lupa jika Lia juga jalan lurus.

Entah karena tidak sengaja, atau memang nasib buruk Chaeryoung, Ia terpeleset setelah kakinya tekilir. Menyebalkan memang.

Lantas Ryujin yang saat itu kebetulan lewat, membantu Chaeryoung untuk ke tenda.

“Chaer diam sini aja, istirahatin dulu kakimu biar gak sakit lagi,”

“Iya, makasih”

Ryujin tersenyum dan mulai berjalan meninggalkan Chaeryoung yang duduk di pintu tenda.






































“everything will be okay, Chaer..”



”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Our Ending丶 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang