flashback off yaaaa.. kembali ke chapter dimana Chaeryoung udah tau semuanya. aduhh spoiler, wkwk
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Ilang kata lo?! Udah jelas jelas Lia itu sebenarnya jatuh ke sungai, terus Yeji juga meninggal, lalu ada Yuna yang menggantung di pohon, terus mau gimana lagi?!”
deg!
“Kenapa Jin? Kenapa lo lakuin ini? Apa lo masih dendam ke kita ber-empat?”
Ryujin menggulung bibirnya, ia ingin jujur, tidak Chaeryoung tidak boleh mengetahui fakta sebenarnya.
“Iya. ” bohong Ryujin. Dengan ekspresi yang telah digambarkan Chaeryoung sama sekali tidak curiga.
“Gue udah tau, selama satu tahun ini elo belum ikhlas maafin kita. Oke, yang kita lakuin ke lo di masa itu memang kejam, tapi kenapa lo balas dengan kelewatan gini Jin?!!”
Ryujin tidak bisa menjawab, ia bahkan tidak tahu kenapa dirinya bisa berubah sebegitu kejamnya dimata orang. apa karena..?
“Jin.. yang terjadi memang gak bisa diputar kembali, tapi..
lo mau kan maafin gua sebagai perwakilan dari ketiga sahabat kita yang telah tiada? Ya?”
“Jin, maaf..”
Ryujin ingin menangis sekencang kencangnya. Agar orang lain tahu, sebenarnya Ryujin juga tidak tega bertindak seperti itu.
Apa boleh buat, ini hanya tekanan semata.
Ryujin benar benar kasihan dengan perempuan didepan ya ini. Chaeryoung nampak kurus, lesu, pucat, dan kasihan di waktu yang bersamaan. Terlihat memelas.
“Iya. aku.. maafkan.”
Chaeryoung tersenyum. Walau pada akhirnya Ryujin harus segera menyelesaikannya.
Sret!
Sebuah pisau kecil sudah menembus perut Chaeryoung, tapi ia tidak melenturkan senyumnya. mungkin, untuk yang terakhir kali.
“Makasih...”
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
