“Kamu ngambil apa Ryujin?”
Ryujin membeku ditempat ia berdiri, mengeluarkan keringat dingin ditambah cuaca yang setengah mendung, tampaknya membuat Ryujin harus pergi dari sini.
“Eh, ehh engga bu, engga jadi, saya engga ngambil apa apa juga, tadi salah ngomong saja. Maaf yaaa! saya permisi bu!”
Panik Ryujin yang langsung cabut dari tempat setelah mengecup punggung tangan gurunya itu.
Sedangkan, Bu Sora hanya menatap kepergian salah satu muridnya itu, Ryujin, yang tidak jadi membicarakan sesuatu kepada nya.
Bu Sora curiga. Tapi, ia tak ingat juga jika kehilangan sesuatu. Maupun itu termasuk barang yang penting.
“HUHHH, hampir saja jantungku berpindah tempat..”
Ryujin menubrukkan punggungnya di pintu kos-nanya. Dengan nafas terendah-engah, sebab di sepanjang jalan ia berlarian seperti orang yang dikejar anjing penjaga, yang meng-gonggong.
Ryujin menarik nafasnya, dan membuangnya, agar ia lega sedikit karena Bu Sora tidak menanyakan hal yang berlebihan. “Tapi, kemana perginya buku itu?”
“Aku ingat betul jika menaruhnya dibelakang punggung ku..
.. Atau jangan jangan terjatuh?” Heran Ryujin.
“Ngga mungkin sih, kecuali aku emang lupa membawanya,”
“Jika kau tidak ingin membayarnya sesuai permintaan ku.. maka semua yang kau miliki termasuk nyawa, akan ku renggut!”
Sial. Mimpi itu lagi, dengan seseorang yang sama persis.
“Aku yakin, buku itu minta bayaran karna aku udah memakai 3 permintaannya.. haduh, kok aku bodoh sekali sih, seharusnya aku tidak usah menggambil buku itu..
Seharusnya, aku tidak terkena pelet buku itu juga.. Malah jadi rumit masalahnya!”
“Sekarang aku harus mencari buku itu, dimana keberadaannya sekarang?”
Ryujin membuat seisi kamar kontrakannya berantakan layaknya kapal pecah. Itu demi mencari buku sialan itu.
Omong - omong Ryujin juga belum sempat makan, tentunya karena benda persegi panjang bernama buku itu.
Dan dia memutuskan break sejenak, dan memberi makan perutnya yang sudah berbunyi sejak tadi.
Tapi saat Ryujin sudah kembali dari supermarket, yang hanya untuk membeli 3 buah mi instan, dia melihat..
Bukunya tepat didepan pintu kamarnya.
“Kumohon buku.. akan aku bayar budimu tapi tidak dengan nyawa ku!”
Hening.
Terlihat gila. Ryujin seperti berbicara dengan angin. Apa yang harus ia lakukan agar buku itu berhenti menerornya terus terusan!
Jika ia meminta nyawanya ia akan keberatan karena Ryujin sendiri merasa dosanya belum begitu banyak. Ia harus tetap hidup untuk menemui ibunya juga, dan untuk mendapatkan kesenangannya di masa dewasa kelak.
Tapi, apakah buku itu bisa memberikan Ryujin kesempatan pertama kalinya?
“Ryujin! kita sepakat untuk berkemah kehutan! Lusa, bagaimana?”
“Siapa saja yang ikut?”
“Tentunya kita ber lima! Aku, Yuna, Lia, Chaeryeong, dan Kau!!”
“Hmm, baiklah aku ikut.”
Mereka sepihak—Yeji dan Ryujin, memutuskan panggilan yang sudah terhubung selama hampir 7 menit.
Ryujin tidak tahu juga mengapa iya tiba-tiba saja setuju, padahal ia kan mau mencari uang lebih untuk membayar kuliah.
Bukan maruk, tapi Ryujin ingin menghemat dana karena semua uang mau itu pemberian dari warisan, hasil kerja sampingan, atau buku itu. Ryujin janji menggunakannya dengan sebaik baiknya.
Sekarang Ryujin harus menghadapi kenyataan, atau lebih tepatnya, kenyataan yang ia buat sendiri tanpa ada pemikiran 2 kali.
Ya, tentang buku itu.
Ryujin harus menahan kantuknya supaya tidak di datangi mimpi itu lagi, dan lagi. Ia hanya harus menghabiskan, 6 jam kedepan untuk memikirkan cara yang fasih, agar buku itu mau mengampuninya.
Turut berduka cita atas musibah yang menimpa NTT, semoga keadaan segera membaik, stay safe too🙏🙏<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Ending丶 ✔️
Mistério / Suspense"Maaf..." sebuah tragedi diantara mereka. All Cats : ITZY members Genre : Mystery, Thiller, Fiksi Startup : 17 | 11 | 20 Ended : 2021 (#) Rank. 09-01-21 #7/Chaeryeong. 20-01-22 #4/Chaeryeong.