𔐬 04

6.3K 979 575
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


┎╌╌╌╌╌╌╼⃘۪▩
Harga
Diri

┖╌╌╌╌╌╌╼⃘۪▩

.

..

.


Duduk diatas kursi taman, sesekali (y/n) menguap menunggu Hideaki yang masih mengurus sesuatu dengan dosen pengajar. (Y/n) melirik kearah taman dimana banyak anak-anak yang bermain disana.

Sesekali (y/n) tersenyum membayangkan seandainya dia punya anak nanti. Tapi (y/n) seketika menelan pahitnya ludah. Dia ingat anak yang nantinya akan dia kandung diambil oleh orang-orang yang membawanya kesini.

(Y/n) menghela nafas berat. Kejutan dingin di pipinya membuat (y/n) berjengit menatap Hideaki yang menyodorkan minuman isotonik kearahnya.

Laki-laki itu kentara khawatir padanya, "kau tidak apa-apa?" tanya Hideaki.

(Y/n) mengulas senyum manis dan menghapus pemikirannya tadi. "Ya aku tidak apa-apa."

Hideaki ikut menyender dibangku taman. Tangannya melepas jaket yang dia kenakan dan menutupi paha (y/n) yang terlihat karena roknya dihembus angin.

"Tumben kau pakai rok," ucap Hideaki. "Biasanyakan pakai celana."

(Y/n) menutup botol isotonik yang baru saja dia minum, "aku diminta untuk membiasakan diri memakai rok karena aku akan segera hamil."

Kata (y/n) mengundang decakan halus dari Hideaki, laki-laki itu semakin mencebik kesal, "aku bingung kenapa kau menerima tawaran menjadi rahim tumpangan?"

(Y/n) mengangkat bahunya ringan, "karena dengan begitu aku dan adikku bisa berjalan tenang tanpa takut akan kematian."

.
.
.

Gojou berjalan ditaman universitas Tokyo yang menaungi nama (y/n), istri keduanya itu. Sesekali laki-laki itu melambaikan tangan begitu mendapati sorakan kecil dari para gadis yang menatap wajah tampannya.

Mata blue sky Gojou menatap sepasang manusia yang asik berbicara disebuah bangku taman.

Gojou tahu (y/n) hanya alat untuk tetua agar bisa tetap melanjutkan keturunan klan Gojou, tapi entah kenapa ada rasa kekalahan begitu melihat (y/n) bisa tertawa lepas bersama laki-laki lain.

Gojou berbalik dan menelepon (y/n) menggunakan ponselnya.

"Moshi-moshi, Gojou-san?"

Suara tawa yang tadi Gojou dengar menghilang ketika telepon tersambung keponsel pintar (y/n).

"Temui aku diruangan seni nomor tujuh belas," ucap Gojou tanpa basa-basi. "Sekarang!"

Perintah Gojou tentunya membuat (y/n) dan Hideaki terkejut. Keduanya tidak tahu kalau gojou ada diuniversitas.

(Y/n) berdiri dan mengembalikan jaket Hideaki lalu berlari cepat menuju ruangan yang disebutkan Gojou.

Hideaki yang ditinggal mengeratkan kepalan tangannya. Rahangnya mengeras menyadari (y/n), gadis yang sudah lama mendapatkan hatinya kini berlari pergi menuju sang suami.

Hideaki meremukkan botol minuman isotonik tadi dan membuangnya tepat kedalam tong sampah.

"Sial," decihnya pelan. "Kenapa aku terus saja datang terlambat? Kini kau milik orang lain," kekehnya pelan diakhir.

"Tapi baguslah kau hanya jadi milik orang lain selama setahun."

.
.
.

🌚

.
.
.

Tangan (y/n) memutar kenop pintu, tapi pintu justru terbuka dan menampakkan Gojou yang terlihat marah.

(Y/n) sedikit gelagapan melihat Gojou yang marah dihadapannya. Tanpa babibu Gojou menarik lengan (y/n) memasuki kamar mandi yang ada disudut lorong.

Gojou memojokkan (y/n) kedinding dan menatap (y/n) tajam, "puas bermain-mainnya?"

Pertanyaan Gojou membuat (y/n) mengernyitkan kening, "huh?"

"Aku tanya sudah puas main-mainnya sama laki-laki lain?" tanya Gojou sekali lagi. Laki-laki itu tertawa kecil. "Pelacur tetap saja pelacur ya."

Gojou membalik tubuh (y/n) kearah dinding. Tangannya merayapi paha (y/n) yang tertutupi rok selutut, "dibagian mana dia menyentuhmu?"

(Y/n) mencoba melepaskan tangan Gojou yang sudah menarik turun celana dalamnya, "Gojou-san tolong hentikan ini! Ini kamar mandi kampus!"

Gojou terkekeh pelan, tangannya mengoral klitoris (y/n). Bagian menonjol itu dicubit halus, jari-jarinya keluar masuk lubang milik (y/n).

"Sehebat apa sentuhannya sampai kau hanya tersenyum ketika dengannya, hm?"

Tangan Gojou yang lain masuk kedalam sweater yang dikenakan (y/n). Tangannya yang itu meremas dada (y/n) dengan ganas hingga membuat perempuan itu menahan pekikan karena rasa sakit didada dan selangkangannya.

"Kau dibayar berapa olehnya? Apa uang yang aku berikan kurang sampai kau menjual diri pada laki-laki lain?"

Gojou mengangkat satu kaki (y/n) keatas. Tangannya yang meremas dada (y/n) tadi membuka resleting celana yang dia kenakan. Gojou mengarahkan miliknya menghantam langsung lubang milik (y/n).

"Apa kau tidak punya harga diri sampai menempeli laki-laki lain bahkan setelah kau menikah, hm?"

(Y/n) menahan diri untuk tidak menjerit karena akan menimbulkan kecurigaan dan mendatangkan banyak orang nantinya. Kaki (y/n) yang lain berjinjit karena Gojou lebih tinggi darinya.

Selangkangan (y/n) terasa sakit dimainkan oleh Gojou. Perempuan itu menangis ketika Gojou mulai mencercanya habis-habisan.

Mata (y/n) terus mengeluarkan bulir beningnya sementara tangannya menahan mulut agar tidak berteriak kesakitan.

Cairan hangat memenuhi perut (y/n). Gojou melepaskan semuanya didalam tubuh (y/n). Tetesan putih jatuh kelantai menuruni paha dan betis (y/n).

Gojou tersenyum menyeringai dan berbisik ketelinga (y/n), "kalau kau mencari yang bisa memuaskanmu, aku juga bisa dasar murahan."

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

.
.
.

.
.
.

San: silahkan kata" mutiaranya untuk bangsat(oru) 🗿->

.
.
.

.
.
.

.
.
.

.
.
.

See you next chapter 🙏🏻🗿

13 Mei 2021

☑ 𔘓 Cease (G.Satoru x Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang