𔐬 18

3.7K 632 112
                                    

Mata biru memandang tajam langit kelabu. Tetes hujan berderai di udara, memecah dan membasahi tanah serta jalanan dibawah sana. Sesekali menghembuskan nafas lelah. Lelah batin juga fisik terus menerus didapati semenjak kecelakaan yang menimpa istri serta putri satu-satunya.

Tok tok tok.

Ketukan pintu terdengar, manik birunya memandang lesu pemilik surai pirang yang membawa beberapa dokumen dilengannya.

"Masih ada lagi, Nanami?"

Pertanyaannya dijawab anggukan, hela nafas sekali lagi keluar. Gojou Satoru memilih meletakkan kepalanya di atas lipatan tangan. Meja kaca seolah menjadi saksi betapa berat tanggungan yang dibawa oleh Gojou sebagai pemilik dari perusahaan.

"Hanya beberapa berkas lagi," ucap Nanami mencoba mengubah suasana hati bos-nya itu. "Setelah berkas-berkas ini akan ada pertemuan di hotel dengan klien dari Jerman."

Gojou mengusap wajahnya dengan kedua tangan, "apa aku bisa membatalkan pertemuan itu? Aku ingin melihat kondisi Tsubame dan Kotori."

Nanami sejenak diam, menimbang kata-kata yang hendak keluar dari mulutnya yang kemungkinan besar dapat melukai perasaan bos-nya. "Saya mengerti, tapi sayangnya pertemuan kali ini tidak bisa dibatalkan."

Gojou mengorek sejenak saku jas, mengambil sebuah cerutu dan korek listrik. Hisapan halus dia ambil secara dalam, mencoba menikmati sejenak jejak manis dari nikotin yang ada pada cerutu.

"Yah, sepertinya aku harua kembali membohongi Tsubame karena tidak bisa pulang cepat."

Kata-kata Gojou membuat Nanami diam-diam menghembuskan nafas. Jemarinya menaikkan sedikit kacamata yang jatuh ke batang hidung.

.
.
.

Nanami menatap lampu taman yang sudah dihidupkan oleh officer perempuan dan laki-laki. Kakinya menyilang, menunggu Gojou dibarengi dengan membaca buku kecil berwarna merah muda.

Halaman terus dia balik seusai membaca habis satu halaman. Telinganya menangkap suara langkah kaki yang bergema dilorong.

Gojou terlihat menyedihkan dimata Nanami, kantong hitam dibawah mata sebagai penanda sifatnya yang menjadi workaholic cukup lama.

"Ayo pulang," kata Nanami menyimpan buku yang tadi dia baca ke dalam saku jas. "Gojou-san."

Menuntun seorang bos besar, bagi Nanami merupakan kesulitan tersendiri. Lantaran bosnya ini selalu menatap lama ke berbagai hal yang dia lihat setiap kali perjalanan pulang. Seperti saat sekarang ini.

Keduanya tadinya bergerak menuruni tangga menuju lantai satu. Tapi Gojou sempat-sempatnya berhenti menatap lukisan besar taman Kanazawa yang ada di selasar.

Tatapan itu lamat, Nanami tahu pasti pada siapa saat ini Gojou memutar ingatan.

"Lukisannya indah," Gojou berbicara pelan. "Ini mengingatkan ku pada perempuan itu Nanami. Aku masih ingat bagaimana jemarinya menggores kanvas dengan mudah. Membuat ukiran-ukiran sulit dan membuat gradasi warna yang meriah."

Nanami memasukkan sebelah tangannya kedalam saku celana. Matanya ikut menatap lukisan jembatan yang menjadi penghubung dua tempat. Pohon maple setia mengguyur dedaunan kuning oranye tuanya menutupi tanah.

Keduanya dilanda hening sejenak sebelum Nanami mengambil alih pembicaraan, "sebaiknya kita pulang Gojou-san. Tidak baik membuat Nona Kotori menunggu lama."

Gojou mengulas senyum diwajahnya. Menatap Nanami berseri, "kau benar Nanami."

Nanami berjalan lebih dulu, meninggalkan Gojou yang tersenyum dibelakangnya. "Apa yang ingin kau bawakan untuk Nona Kotori, Gojou-san?"

Mendengar pertanyaan Nanami, Gojou sejenak berpikir, "hm... Donat, Kotori suka donat."

"Begitu," Nanami masuk kedalam mobil diikuti Gojou. "Kalau begitu ayo kita mampir dulu ke toko kue langgananku."

.
.
.

Nanami meminum seteguk wine putih miliknya. Menatap kota Tokyo yang tetap terang benderang meski sudah sangat larut. Di atas nakas terdapat sekotak box donat beraneka rasa. Perutnya mual setelah menghabiskan empat buah donat.

Gojou membeli banyak donat semalam. Membuat Nanami kesulitan berpikir menghabiskan semuanya karena Gojou masih belum sadar. Kegilaan masih menelan Gojou, membuat Nanami terus memutar otak agar Gojou tidak lagi bak orang kesetanan seperti dulu.

Nanami menuang lagi wine kedalam gelas. Udara dingin tidak membuat pria itu mendekati perapian seperti istri dan anak-anaknya.

"Sayang."

Panggilan itu menggores lengkungan bulan di wajah Nanami. Suara istrinya yang khawatir membuat hatinya menghangat. "Aku akan masuk kedalam."

Wanita berambut hitam itu mengangguk dan kembali berkumpul bersama anak-anaknya.

Nanami kembali berpikir, bagaimana cara terbaik memberitahu Gojou segalanya. Dia tidak ingin kembali berada di situasi seperti dulu. Dipukuli hingga hampir setengah mati oleh Gojou yang tidak terima akan kematian Tsubame dan Kotori.

Nanami tidak lagi ingin melihat wajah trauma dan ketakutan pada istri dan anak-anaknya ketika melihatnya setengah mati ditangan Gojou.

Gelas wine diputar sejenak ditelapak tangan. Nanami kembali diingatkan tentang perempuan yang bisa membantunya menangani masalah kejiwaan Gojou.

"Dimana kau, (y/n)-san?"

.
.
.

Jemari menekuk, terlihat pas dilekukan jemari gelas berisi kopi hangat. (Y/n) menatap putranya yang tengah menikmati kue-kue bolu dengan aneka macam buah-buahan diatasnya.

"Makannya pelan-pelan saja," ucapnya mengusap sudut bibir sang putra. "Cream nya jadi belepotan."

Hideaki terlihat menimang Yoshinori sembari menatap pemandangan diluar kabin pesawat. Sesekali Yoshinori bertepuk tangan dan tergelak melihat kawanan burung yang melintas. (Y/n) hanya mengulas senyum dan kembali membaca brosur Event disebuah blog berita nasional Jepang

Yoshinori diletakkan ke kursi bayi, Hideaki berjalan dan duduk didepan Yoshinori. Memainkan beberapa kerincing berbentuk hewan-hewan laut.

Perjalan dari Inggris menuju Jepang memakan waktu cukup lama karena delay awan-awan yang cukup berbahaya bagi penerbangan.

"Sebentar lagi kita akan sampai di Jepang," ucap Hideaki.

"Bersiap-siaplah."

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

.
.
.

San: itu... Dimatiin gapapa kan? :V

Btw itu yg jadi istrinya Nanamin anggap aja san 🌚

.
.
.

.
.
.

.
.
.

Jangan lupa dukung dan traktir san di https://trakteer.id/San_21_Arts-cqgn7/tip karena 1 teh es sangat bermanfaat bagi san :3

.
.
.

.
.
.

.
.
.

See you next chapter 🗿

9 Januari 2022

☑ 𔘓 Cease (G.Satoru x Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang