𔐬 16

3.7K 703 292
                                    

Tsubame POV

Pertama kali bertemu dengan Satoru, yang kupikirkan hanya satu. Tampan. Seolah semua keindahan ada padanya. Aku yang hanya seorang wanita biasa mencoba peruntungan mendapatkan pria setampan Satoru.

Bertahun-tahun mengikutinya, menunggu Satoru menyadari keberatan dan perasaanku. Butuh waktu lama untukku bisa berada disampingnya. Matanya yang sewarna laut itu terkadang membuatku iri. Aku menginginkannya, lebih dari apapun didunia ini. Hanya Satoru yang bisa membuatku segila ini. Menolak lamaran banyak orang demi Satoru, membuang semua pria-pria mapan yang jelas saja bisa mencintai dan memberikanku kebahagiaan lebih dibandingkan Satoru.

Hingga suatu hari, aku memberanikan diri. Mengungkapkan semua perasaaan dan keluh kesahku padanya. Dia hanya tersenyum, senyum manis yang membuatku bisa merasakan seoalh-olah banyak kupu-kupu berterbangan diperutku. 

Semua perasaanku bersambut, dia, Gojou Satoru juga mencintaiku.

Bagaimana cara mendeskripsikan perasaan campur aduk antara senang dan kebingungan? Semuanya teraduk dalam satu waktu, membuatku hanya bisa menatap mata biru laut itu termanggu.

"Ayo kita menikah," ucapannya manis, semanis madu.

Tentu saja aku menerimanya, inilah hal yang aku tunggu sejak lama. Aku menyambut tangannya yang terulur. Membiarkan diriku masuk tanpa tahu seperti apa lingkungan tempat dia dibesarkan.

Mengenalnya selama beberapa bulan lalu menikah dan menebar kebahagiaan, terdengar klise bagi mereka yang hanya melihat dari luar. Tanpa mereka sadari topeng yang terus kupakai karena ego Satoru yang baru bisa kulihat setelah menikahinya.

Setiap hari, selalu ada sepercik pemikiran untuk bertanya, apakah aku pantas untuknya? Apa aku pantas bersanding disampingnya?

Aku ingin mendengar langsung jawabannya dari mulut Satoru. Aku ingin mendengar perkataannya bahwa aku pantas disampingnya.

"Entahlah,"

Jawaban itu sedikit membuatku terdiam. Merenung apakah dia tidak lagi semanis dulu. Senyum pria itu memang tetap menawan dimataku, tapi apa aku masih memiliki posisi yang sama bahkan setelah bertahun kami menikah?

"Tsubame, aku butuh seorang anak."

Kata-kata seperti tombak menusuk lurus dan menembus kedalam jantungku. Aku bahkan sudah tidak ingat lagi berapa tahun kami menikah. Mencoba berbagai cara untuk mendapatkan keturunan.

Hingga aku di diagnosa mandul.

Beberapa bulan terasa seperti dineraka. Aku mulai pesimistis dengan segala hal. Mulai merasa semuanya berantakan secara perlahan.

Satoru masih memperlakukanku seperti biasanya. Tapi akulah yang terlalu negatif. Aku semakin jatuh setiap kali mendengar para pelayan mulai menggosipiku yang mandul. Bahkan secara terang-terangan ingin menggoda Satoruku.

Aku kesal. Aku mencabik wajah tertawa mereka dan mengolesnya dengan garam.

"Pilihlah salah satunya," tetua dihadapanku menyodorkan beberapa kertas berisi biodata beberapa perempuan. "Karena kau sudah setuju untuk dimadu, kami putuskan kau saja yang memilih perempuan mana yang akan dipakai untuk menghasilkan keturunan Gojou."

Tetua ini sama gilanya denganku yang tetap kekeh bertahan disamping Satoru. Maafkan aku untuk siapapun yang kupilih. Maafkan demi egoku, maafkan demi segala hal yang akan terjadi kedepannya.

Maafkan aku.

.
.
.

Gadis itu sangat manis. Awalnya aku sedikit canggung, tapi semuanya berjalan lancar karena bantuan tetua keparat itu. Aku mencoba berbincang sejenak padanya. Tapi dia terlalu menutup diri dariku.

☑ 𔘓 Cease (G.Satoru x Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang