𔐬 13

3.7K 772 271
                                    

Can't get you out of my head
-Glimmer of Blooms


.
.
.

.
.
.



Mata terasa mengabur dan berkunang-kunang. Rasanya sesak dan menyakitkan. Dinginnya pisau bedah bisa (y/n) rasakan ketika memaksa mengeluarkan bayi dari dalam perut. Kucuran darah dari kedua sisi luka mengaburkan pikiran akan tangisan bayi.

Mungil dengan banyak kemerahan dipermukaan kulit.

"Barangkali aku bisa memeluknya sebelum mematikan perasaanku padanya."

Itulah bait kata yang (y/n) sampaikan sesaat setelah melahirkan. Rasanya begitu cepat, entah dewa mengasihinya dan mengeluarkan bayi yang dikandung 9 bulan dengan mudah. Tapi apa didapati dari manusia? Mereka mengambilnya begitu cepat. (Y/n) rela, hanya saja aku butuh waktu membiasakan diri diluar pergerakan kecil yang sudah biasa dia rasakan ketika mengandung.

"Mereka sudah membawanya, kak." jelas Keiji. Tak ayal, laki-laki itu turut bermuram ketika keponakan pertamanya dibawa pergi oleh Gojou Satoru bersama Tsubame.

Sedikit tidak rela tapi demi kebaikan sang kakak, Keiji menerima rasa sakit. Belum sempat Keiji melihat keponakan perempuan yang baru dilahirkan (y/n).

"Aku tahu." ucap (y/n). Area antara pahanya masih sering berdenyut. Perutnya juga sering keram ketika sesak menghampirinya. Kenyataan bahwa perjanjian kedua belah pihak sudah tuntas membuat (y/n) diawang.

Ada rasa senang lepas dari kukungan Gojou Satoru ada juga rasa sedih karena harus berpisah dengan putri pertamanya.

(Y/n) sejenak menghela nafas, lelah dengan segala hal yang terjadi disekelilingnya. "Keiji," panggilnya pelan. "Aku mau meninggalkan Jepang." jemarinya mengelus sedikit perut yang tak lagi besar itu.

Keiji mengangguk sedikit, "tentu. Aku sudah menyiapkan tempat di Inggris."

(Y/n) mengulas senyum pahit, "aku juga akan melanjutkan study-ku yang tertinggal."

Keiji duduk disamping ranjang. Menggenggam pelan jemari (y/n), "apa kakak mau aku temani?"

"Yah, itu obat terbaik saat ini." (Y/n) mengangguk memeluk adiknya dari samping. "Hisui... Gojou Hisui, nama yang bagus tapi tak bisa aku berikan."

.
.
.

"Jadi dimana ibu asliku, otou-chan?"

Isak tangis dari bibir mungil tatkala mendengar kisah masa lalu yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Bibir mungil kemerahan bergetar halus. Tak menyangka akan rasa sakit yang pasti diterima sang ibunda dimasa lalu.

"Tsubame okaa-chan bilang aku adalah anak yang dia dapatkan dari wanita jalang." lirihnya pelan. "Itu semua bohong kan otou-chan." suaranya bergetar sementara tangan kirinya memegangi ujung lengan baju Gojou Satoru, tangan kanannya sibuk mengusap air mata yang keluar mengalir deras dengan isakan keras dari bibir.

"Okaa-chan asliku bukan wanita jalangkan?" tanyanya sekali lagi. Tangisan kembali keras hingga mengusik beberapa pelayan disekitar mereka.

Taman bunga favorit gadis kecil itu dan suara burung tak bisa menghentikan suara tangisannya.

"Maafkan otou-chan," ucap Gojou.

Meski diawal Tsubame terlihat menyayangi putrinya, kini berbanding terbalik. Putri kecilnya selama ini ternyata diam-diam dibisiki kalimat jahat.

Hanya karena rupa mata dan senyum yang sama dengan (y/n), mantan istrinya dulu.

Kotori, nama manis berarti burung kecil yang Tsubame berikan sekitar sepuluh tahun yang lalu. Tampaknya cocok dengan situasi mereka saat ini. Kotori bagaikan burung kecil yang terkurung disangkar emas bernama Gojou dengan banyak hal buruk disekitarnya.

Tsubame bahkan tidak pernah lagi menatap Gojou dengan tatapan yang sama semenjak Kotori tumbuh menjadi semakin mirip dengan (y/n). Benar-benar bagai pinang dibelah dua.

"Otou-chan aku mau ibuku," ucap Kotori bergetar pelan. "Aku mau ibu asliku..."

Gojou mengangguk pelan, pelukan erat dia berikan pada putri semata wayangnya. "Ya, ayo kita cari ibumu."

Malam itu Gojou memutuskan menemani Kotori tidur. Memeluk gadis mungil itu erat. Memberikan kasih sayang yang selama ini tidak pernah diberikan Tsubame dan dirinya.

Dalam hening malam Gojou sejenak terpikir, apa (y/n) yang sekarang masih sama seperti (y/n) yang dulu? Rasanya sangat malu untuk menampakkan wajahnya dihadapan wanita itu. Malu akan ketidakbecusannya dalam merawat Kotori. Dan juga malu akan perlakuannya dimasa lalu.

.
.
.

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

.
.
.

.
.
.

San: sedikit? Sengaja biar tamatnya lama awoakwokasok 🛐💨

.
.
.

.
.
.

See you next chapter 🧍🏼‍♀

25 November 2021

☑ 𔘓 Cease (G.Satoru x Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang