𔐬 12

3.5K 713 147
                                    

Dulu, Keiji selalu berpikir kakaknya kuat dan keras hati. Bak batu karang yang setiap kali diterjang dan dihantam ombak ganas. Tetap kokoh menahan ombak yang hendak menghantam pantai. Senyum manis yang selalu terpampang, menjadi candu dan suaka bagi dia juga kedua orang tua mereka.

Berita kematian kepala keluarga menjadi pukulan keras baginya dan (y/n) yang dulu terlalu naif dan menganggap segalanya berjalan sesuai keinginan mereka. (Y/n) banting tulang menjadi kepala keluarga baru. Memberinya kasih sayang agar tidak terlalu merasakan yang namanya kehilangan diusia muda. Keiji masih saja terlalu naif, dia lupa kalau karang bisa hancur secara perlahan jika dihantam ombak terus menerus, seperti (y/n) saat ini.

Manik mata Keiji bergetar pelan menatap pemilik punggung dihadapannya. Rambut yang diikat kesamping menampakkan siluet leher belakang. Keiji bukan orang bodoh yang tidak tahu betapa berbedanya tubuh sang kakak.

Terlalu kurus untuk ukuran seorang wanita hamil.

"Kakak..."

Suara Keiji bergetar pelan. Nelangsa menatap punggung rapuh yang dulunya kokoh itu. Punggung kebanggaannya yang selalu menjadi orang pertama membantunya menghadapi masalah. Jemari Keiji meremas pegangan parsel buah ditangannya. Begitu erat hingga menampakkan buku-buku jari yang memutih. Geram dengan apa yang terpampang dihadapannya.

Tatapan menajam meski anakan air mata perlahan mengalir. Hatinya sakit melihat kondisi kakaknya. Dia tahu berada disini adalah neraka bagi (y/n). Dia tahu, dan tidak pernah mengunjungi (y/n) sedikitpun dalam delapan bulan belakangan ini.

Keiji sama bajingannya dengan orang yang membuat neraka bagi (y/n). Tapi sayang, dia tidak bisa melakukan apa-apa. Ingin rasanya memukuli dan menghancurkan wajah sombong kepala keluarga Gojou itu bersama istri kesayangannya. Keiji menghela nafas, mengatur detak jantung yang bertalu. Kakinya melangkah mendekati kursi berisi (y/n). Taman indah dan harum lembut seolah menertawai ketidakberdayaan keduanya.

Tangan Keiji meraih bahu (y/n). Kedua matanya menatap perut buncit (y/n) yang siap melahirkan tak lama lagi. "Lama tidak berjumpa, kak."

Ucapan Keiji tidak disahuti sedikitpun. Tangannya meletakkan parsel buah keatas meja. "aku bawa buah kesukaan kakak hari ini."

Lirikan kecil disudut mata (y/n) tertangkap oleh penglihatan Keiji. Kepala yang semula lunglai kini tegap menatap langsung kesepasang mata Keiji. Bibir merah mudanya sedikit bergetar, kedua tangan (y/n) mencengkram erat bahu Keiji. "Kau baru datang?"

Keiji sejenak tertegun melihat amarah berkobar ria dimata (y/n), "kak aku-"

Ucapan Keiji terputus begitu (y/n) mengguncang keras bahunya keras, "KAU KEMANA SAJA SELAMA INI HUH? KAU BARU INGAT KAU PUNYA KAKAK?! SIALAN, KAU MAU MENINGGALKANKU JUGA SEPERTI AYAH DAN IBU, HM? JAWAB AKU KEIJI!"

(Y/n) terisak kuat. Berteriak kepada Keiji yang terduduk dilantai sambil menatapnya takut. Wanita itu tidak segan-segan memukuli tubuh Keiji yang tentu saja dengan mudah kedua tangannya ditangkap Keiji.

Meski meringis sakit, Keiji mencoba meraih tubuh (y/n) kedalam pelukannya. "APA KAU TAHU BERAPA LAMA AKU MENUNGGU?! APA KAU TAHU BERAPA LAMA AKU BERHARAP KAU DATANG SEJENAK SAJA UNTUKKU?! KAU BAJINGAN! KAU BENAR-BENAR BAJINGAN KEIJI!"

Keiji memilih berlarut, menenggelamkan wajahnya dibahu (y/n). Teriakan dan tangisan (y/n) mengundang banyak pelayan untuk menonton drama keduanya.

Bahkan Gojou dan Tsubame pun menonton dipintu. Mengamati (y/n) yang memeluk erat tubuh Keiji.

"Satoru..." panggil Tsubame pelan memperingati. "Bayi kita."

Gojou langsung masuk begitu mengerti ucapan Tsubame. Kalau (y/n) terus menangis kesetanan seperti itu, bukan tidak mungkin itu akan berpengaruh pada bayi yang dia kandung.

Gojou duduk didekat (y/n) dan Keiji. Mencoba meraih tubuh linglung (y/n) kearahnya. Keiji sendiri yang melihat itu merasa aneh, kenapa pria didepannya seolah ingin memisahkannya dari (y/n)? Kalau hanya perihal bayi yang dikandung bukankah tidak akan kenapa-kenapa kalau hanya dipeluk seperti saat ini?

Keiji melihat lirikan mata biru Gojou. Sedikit terbelalak melihat cairan yang menggenang di lantai. Kakinya yang basah baru terasa, Keiji jadi semakin panik ketika (y/n) tidak menjawab panggilannya sedikitpun.

Deru nafas (y/n) semakin cepat, peluh mulai menetes keluar. Tekanan dan teriakan tadi membuatnya merasa radang. Perutnya sangat keram, karena bergerak terlalu lugas tanpa pikir panjang mengenai kondisinya.

Para pelayan terkesiap dan memberi jalan Gojou yang mengangkat tubuh (y/n). Bisa Gojou rasakan gejolak pergerakan diperut bagian samping (y/n). Delapan bulan dan untuk yang pertama kalinya dia merasakan gerakan bayi yang dia tunggu-tunggu cukup lama.

Gojou menatap sejenak (y/n) yang terus meringis. Perempuan itu terlihat semakin kesakitan dan mencengkram baju yang dia pakai dengan erat.

"Satoru!" suara lembut memanggilnya. Tsubame terlihat membuka pintu salah satu mobil yang terparkir dihalaman. Mobil melaju dalam kecepatan konstan, menuju rumah sakit bersalin. Gojou bisa mencium aroma darah khas dipakaiannya.

(Y/n) sudah kontraksi.

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

.
.
.

San: siapa bilang keiji gelud sama gojou? Yg ada keiji gelud sama yeen >:v

.
.
.

.
.
.

.
.
.

See you next chapter, adios!

16 November 2021

☑ 𔘓 Cease (G.Satoru x Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang