20•

487 58 20
                                    

"Apa sudah terkumpul semua?"

Guru olahraga, atau bisa di sapa pak Mahmud. Pembimbing karya wisata sekaligus penanggung jawab kegiatan, menatap seluruh siswanya yang telah duduk anteng di kursi mereka masing-masing. Tak lupa bapak TNI yang menjadi satpam belakangan ini turut ikut dan menjadi pendamping, alasan lain karena gunung yang akan mereka datangi adalah kampung halaman beliau.

Geonu yang duduk dibelakang kemudi Bus, berdiri. Ia menyerahkan absen kelas gabungan pada pak Mahmud. "Ini pak, absen kehadiran untuk dua kelas."

Pak Mahmud sedikit menurunkan kacamata bulatnya. "Geonu? Dimana Heeseung?" Ucap guru olahraga tersebut sembari mengambil lembaran absen yang seharusnya di tangani oleh siswa terbaik, Heeseung si ketua kelas alih-alih wakilnya.

"Saya juga kurang tau pak," Geonu menjawab seadanya dan pak Mahmud mengangguk setelah melihat seluruh siswa dan siswi telah mengisi absen kehadiran, kecuali Heeseung tanpa keterangan.

"Baiklah, karena kita akan segera berangkat. Bapak ingin kalia-"

"Pak bentar! Pacar saya belum masuk bus"

Seluruh pandangan teralihkan pada Jake yang duduk pada kursi bagian belakang, muat untuk lima orang tapi yang nguasain trio buaya doang. Udah kayak yang punya aja padahal emang iya bener.

Pak Mahmud mendengus geli "Kemarin janda, sekarang anak perawan mana lagi yang kamu jadiin pacar?"

Pertanyaan barusan berhasil membuat seisi bus pecah dengan gelak tawa, bahkan Jake yang menjadi alasan dibaliknya juga ketawa kecil. Sebelum akhirnya matanya melirik pada kaca bus, dan tangannya menunjuk dengan reflek.

"Noh, orangnya datang"

Sekali lagi, seluruh pandangan beralih pada seorang pemuda yang masuk kedalam bus dengan terburu-buru, alasan jelas karena ia yang izin untuk buang air kecil dan kembali dengan cepat karena takut busnya akan segera berangkat tanpa dirinya.

Alhasil, ia malah di buat bingung dengan keterdiaman dari seluruh orang yang berada didalam bus, terutama guru olahraga nya yang menatap ia tanpa berkedip.

"Psst, Sunghoon. Sebaiknya lu duduk" Geonu menarik-narik ujung Hoodie Sunghoon yang mematung di pintu bus. Sebelum kemudian ia terkejut karena pak Mahmud yang bertepuk tangan dengan heboh.

"Jake, bapak gak mau tau. PJ nya kelar karya wisata!"

Nicholas menjatuhkan Gundam seharga ratusan juta begitu saja dari tangan nya.

Bahkan emak Jay yang marah-marah pada sambungan telefon karena anaknya membawa Tupperware pink kesayangan tanpa bilang-bilang ikut cengo dan terdiam. Setelah ini, mungkin bahan gosip mengenai fakta barusan akan menjadi topik utama saat tukang sayur singgah.

Krik~krik~

Geonu menyambung suara jangkrik barusan menggunakan mic bluetooth miliknya, ia tidak tahan dengan atmosfer di luar angkasa.

Pak Mahmud yang diperhatikan juga kembali menaiki kacamata nya dan tertawa kikuk, beliau sedikit berdehem. "Oke, harap tenang. Sunghoon, kau duduklah. Bapak ingin berceramah sedikit"

Sunghoon yang tidak tahu menahu hanya mengangguk, ia melirik Geonu yang duduk bersama Haruto yang sedang tidur begitu pulas padahal berangkat saja belum. Geonu mengikuti lirikan Sunghoon kemudian menggeleng,

"Sekali tidur dia susah sekali untuk bangun. Tapi jika lu pengen duduk disini, gue bisa pindah ke belakang" Ucap Geonu karena menyadari bahwa Sunghoon memang tidak terlalu suka dekat dengan trio buaya.

Tapi Sunghoon menahan pergerakan temannya itu, ia menggeleng dan tersenyum. Kemudian berjalan pelan menuju kursi belakang, dimana ada Jake yang menatapnya tanpa berkedip.

Derana'JakehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang