7•

643 105 5
                                    



"Yang nyante dong bangsat, ketauan sekali cita-cita lu jadi kang serabutan"

"Kak kalo ngomong tuh difilter dulu. Masih untung mau dibeliin sekantung es" Sunoo mendumel, susah payah ia berlari menuju kantin hanya untuk membeli es dan karena terlalu capek ia malah membuang sekantung es tersebut tepat pada kelabang Jay, ya bukan salah dia wong es nya aja yang mesum.

"Iya iya, udah sana main layangan. Suruh dek Jungwon kemari aja"

"Kenapa nyariin aku kak? Masih sakit?" Jungwon duduk pada rerumputan, memperhatikan raut Jay yang berubah tegang.

"Kak Jay bentar lagi kayaknya stroke"

"Bukan stroke lagi, udah mau dimakamkan. Gimana? Enak gak cuk sakaratul mautnya?" Jake ikut duduk pada rerumputan, lutut sedikit menyentuh lutut lainnya, buat empunya sedikit menjauh karena memerah pada wajah.

"Sialan, kalau hanya mau bacain Yasin. Mending pulang lu pada, gak order daging sapi gua"

"Padahal lagi nunggu acara makannya, Nicholas aja siap tanggung kantung kresek buat bungkus daging secara massal" Nicholas mengangguk, ikut duduk disamping Jake dan posisi mereka membuat lingkaran tepat Jay yang berada ditengah.

"Didepan dek Jungwon dan temen-temen laknat gua, hamba siap dijadiin kurban asal dapat ciuman terakhir dari dek Jungwon" Jay menatap hamparan langit siang yang tertutup dedaunan pohon mangga, diberikan angin sepoi-sepoi sebagai pelangkap efek dramatis.

Plak!

"Woi anjing, ganggu aja lu!" Jay bangun dari tidurnya, menunjuk Nicholas yang baru saja menamparnya dari angan-angan

"Udah bel pulang, kalau mau bikin bivak disini aja gak usah minggat"

"Kak, bisa jalan?" Jungwon menatap Jay yang segera mengangguk cepat. Kemudian tangannya menggapai uluran dari Jungwon, subhanallah rejeki anak Soleh.

"Nih curut beban, biar gua sama Nicholas yang urus. Kalian berdua pulang aja gak papa"

Sunoo menatap berseri pada Jake, "Nah, bagus tuh kak. Aku juga ada perlu bareng Jungwon mau main hehe"

Jake mengangguk pelan, "Udah sana hati-hati dijalan"

"Loh loh loh!!! Kok pada nurut aja, dek Jungwon masa ninggalin Abang, tega kamu!" Jay yang tangannya akan dilepas oleh genggaman Jungwon protes tak terima, pasalnya ia berencana untuk melaksanakan aksi sakitnya lebih lama, kalau perlu pulang jalan kaki biar barengan sama dek Jungwon tapi pupus sudah mimpinya.

Jungwon menatap tak enak, inginnya mengantar barangkali sampai depan gerbang tetapi mungkin karena orang yang sedikit berarti menyuruhnya ia ikuti saja. Maaf kak Jay

"Eng, kalau begitu kami pulang dulu kak" Jungwon sedikit membungkuk bersamaan dengan Sunoo, mereka pergi setelah mendapat anggukan dari Jake.

"Ayo gua bantu jalan" Nicholas coba meraih tangan Jay, untuk ia sampirkan pada pundaknya dan ia rangkul agar mudah berjalan tetapi tangannya ditepis oleh Jay.

"Jangan pegang, masih ada bau dek Jungwon, tangan lu najis"

Nicholas mengerutkan alis kesal, disembur najis tepat depan wajahnya bikin naik emosi padahal Jay gak sadar diri ngomong barusan liurnya muncrat ke wajah Nicholas. Yang mana yang najis coba?

"Biarin, orang dimabuk cinta" Jake merangkul pundak Nicholas, meninggalkan sekolah setelah berhasil menendang pantat Jay hingga anjlok kedepan.

























Derana'JakehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang