11•

571 80 6
                                    

"Mau langsung pulang?"

Sunghoon yang akan memakai helm bogo terhenti dan menatap  Jake yang duduk pada motor Astrea, sengaja bawa Astrea karena terakhir kali Jake ingat Sunghoon suka sama motor ini. Jake bela-belain nyogok pak Nur pake 100 botol oli yang ia beli langsung ditoko.

"Lu ada perlu ditempat lain emang?"

"Oma gua nyuruh buat beli sesuatu" Jake berkata sedikit ragu, ampun banyak kali karena menggunakan nama besar Omanya sebagai alasan.

"Tapi gua harus pulang sebelum tengah malam, sekarang jam setengah delapan" Ujar Sunghoon sembari memperhatikan jam tangan nya.

Jake mengangguk cepat "Gua pastiin sebelum tengah malam lu udah sampai dirumah"

"Janji?" Sunghoon menatap tak yakin, sebab Sepupunya akan marah jika ia melewatkan jam tidur. Duplikat bundanya memang.

"Dua rius!"

"Yaudah, gua ikut." Sunghoon mengaitkan pengait helm, kemudian duduk pada boncengan "Mau pesen grab yang ada gua dibawa lari" Ia bergumam. Sunghoon sadar gak sih, Jake lebih berbahaya diabanding akang grab, kalau khilaf satu kota ia keliling.

Mereka berhenti pada pasar malam, tidak terlalu besar tetapi muat beberapa wahana juga beberapa stand penjual membuat Sunghoon mengerutkan dahi takala ia turun dan menatap sekitar.

"Mau ketemu seseorang?"

"Gak kok, Oma gua nitip minta dibeliin permen kapas, mau beli lolipop kan tinggal gigi palsu" Jake nyengir kuda, sekali lagi Sunghoon menatap selidik kearahnya, dari atas hingga bawah semua barang mahal. Masih ragu dia Jake sebenarnya anak orang kaya atau bukan?

"Sunghoon?"

"Hm?"

"Mau tunggu disini atau ikut?"

Sunghoon ingin menggeleng, menolak dan akan berdiam diri disebelah tukang somay tetapi menerawang ke depan mungkin ia akan mati kebosanan dan ia putuskan untuk mengikuti.

Satu dua stand penjual mereka lewati, permen kapas telah ada pada kedua tangan Jake, satu untuk Oma nya dan satu lagi untuk Sunghoon, itupun ia paksa agar Sunghoon mau dibelikan dan berjalan-jalan sedikit sebelum pulang.

"Lu gak ada niatan naikin salah satu wahana?"

Jake mencoba mengajak bicara, sebab sedari tadi Sunghoon selalu menghilang dan melihat wahana yang ada tetapi tidak pernah berkata ingin menaiki salah satunya.

"Gak, lagian dari tadi hanya keliling sana sini. Mau pulang gua"

Jake terkekeh, yang berjalan dan berlari melihat sekitar adalah Sunghoon dan yang kena imbas adalah dirinya.

"Yaudah, temenin gua naik bianglala terus lu gua anter pulang"

"Lu aja, sini permen kapasnya biar gua pegang"

Sunghoon akan mengambil permen kapas dari tangan Jake tetapi pemuda itu malah menariknya menuju wahana bianglala, beruntung tidak begitu banyak pengunjung sehingga Jake menariknya begitu mulus tanpa mengantri terlebih dahulu, membuat Sunghoon yang ingin protes malah menghela nafas kesal saat bokongnya duduk pada kursi bianglala.

"Lain kali gak usah nanya gua mau apa enggak, culik aja gua"

"Serius mau diculik?"

Sunghoon menatap tak percaya pada Jake yang malah menganggap ucapan absurdnya serius. Tidak tau sedang disindir ya nih curut?

"Kepala lu isi apa sih?"

"Kue panada"

Sunghoon tersenyum miris, tidak seharusnya ia bertanya pada stalker maniak kue panada. Netranya beralih, dan melihat kebawah tanpa sadar tertawa kecil ketika teringat masa lampau.

Derana'JakehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang