3•

942 138 10
                                    



Hari pagi cerah, Minggu bersejarah bagi kaum rebahan tapi entah kenapa Jake bangun terlalu pagi sehingga inisiatif untuk jalan-jalan sekeliling kompleks.

Udah hampir tiga puluh menitan keringat mulai membasahi tubuhnya perlahan, melihat minimarket langganan jadi pilihan utama cari minuman penghilang dehaga.

Keluar dari minimarket bersama beberapa cola yang ia taruh pada kantung kresek. Duduk pada bangku sekitar dan bersandar kurang ajar meneguk salah satu Cola.

Melihat sekitar, menemukan seseorang yang menganggu pikiran beberapa hari ini sedang memberi makan kucing belantara dibawa pohon yang rindang.

"Rasanya kota kelahiran gua jadi kecil semenjak ada lu" Jake mulai percakapan dan yang diajak bicara mendongak malas-malasan, pagi cerahnya hancur sudah.

"Tinggal gak usah lihat doang apa susahnya?" Sunghoon kembali pada retunitas awal, menunduk dan memberi makan kucing ikan kalengan.

"Lu tinggal disekitar sini?" Sunghoon menghela nafas jengah, ia selalu berdoa untuk tidak dipertemukan lagi dengan orang yang membuatnya kesal waktu itu tapi ternyata Tuhan berkehendak lain.

"Gua udah pernah bilang, bukan urusan lu" Kali ini Sunghoon telah berdiri bertatapan penuh dengan orang menyebalkan baginya, dan yang ia dapati adalah tatapan intens yang hanya tertuju padanya membuatnya sedikit gugup dan berbalik melangkah pergi.

"Pelan-pelan jalannya, jatuh entar gua juga yang repot jadi saksi mata" Jake terkekeh melihat tingkah Sunghoon yang tiba-tiba gugup dan melangkah, sejelas itu hingga Jake saja bisa melihat daun telinganya sedikit memerah.

Sunghoon mendelik pada Jake yang berjalan tak jauh dibelakangnya
"Suka-suka gua, lagian lu aja yang ngikutin gua terus"

"Gak ada yang ngikutin tuh" Jake mengendikkan bahunya, dia memang tidak mengikuti karena ini juga trotoar menuju kekompleks tapi ia begitu penasaran pada ekspresi apa saja yang akan ditampilkan pemuda itu selain kesal dan marah-marah. Ia sampai melupakan beberapa cola yang ia tinggalkan di bangku.

"Pagi Raden" Pak Budiman menyapa Jake tepat saat sebelum Jake melangkah masuk melewati gerbang kompleks. Masih memperhatikan punggung si pecinta kucing belantara kian menjauh sebelum akhirnya terpikirkan sesuatu.

"Pak, yang tadi masuk sebelum saya. Bapak kenal gak?" Jake bertanya pasalnya ia tidak pernah bertemu pemuda itu dikompleks selama ini, sepertinya ia harus minta rekap data tamu dan penghuni kompleks pada Nicholas.

"Oh yang tadi den, kata Raden Nicholas dia yang tempati rumah ujung kompleks sekarang, bapak juga kemarin bantu ngangkatin barang soalnya mereka tinggalnya hanya berdua"

"Berdua? Sama orang tuanya?"

"Gak Den, yang saya denger dari Bu inem katanya sepupuan mereka"

Jake mengangguk mengerti, kakinya melangkah dari sana setelah sebelumnya memberikan uang pada pak Budiman agar dibelikan kue panada.














_+

"Oy oy pagi amat lu bangun"

Jay yang sedang menguap mencari udara segar diluar melihat jake berjalan melewati rumahnya, tidak biasanya Jake bangun pagi membuat lidahnya gatal untuk bertanya.

Jake menoleh dan mendapati Jay yang sanderan di pagar rumah.

"Kebangun"

Jay menggaruk tenguknya, menyipitkan matanya sebab jawaban Jake yang kurang memuaskan tapi yaudahlah bukan urusannya juga.

Derana'JakehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang