Chap 25

463 76 244
                                    

Memang kali ini study tour paling biasa diantara tahun-tahun sebelumnya, bahkan mereka tak menginap sama sekali dan akan langsung pulang hari ini juga.

Namun bagi Chaewon, ini adalah study tour terluar biasanya dalam seumur hidupnya.

Lihatlah, wajahnya bahkan tak lepas-lepas dari kaca jendela. Matanya berbinar, mulutnya terbuka serta senyumannya mengembang senang melihat lautan biru yang menjadi pemandangan pertama saat mereka tiba di Kota Daegu.

Mungkin karena ini pertama kalinya ia mengikuti pariwisata sekolah, jadi rasa senang melihat pemandangan di luar kota sangat menakjubkan sampai beberapakali matanya lupa berkedip.

Sebelumnya ia sama sekali tak pernah ikut study tour sekolah atau semacamnya, bahkan ke tempat terdekat saja tak pernah sekali pun. Saat di Samjinae, mencari uang jauh lebih sulit dibandingkan berada di Seoul, bahkan beberapa kali ia pernah ikut mencangkul sawah untuk mencari upah makan.

Untunglah ia pindah ke Seoul, selain kakaknya mendapat pekerjaan dengan gaji yang jauh lebih besar, ia pun juga bisa merasakan betapa menyenangkannya tinggal di Seoul dan menikmati suasana kota yang tak akan pernah ia rasakan di desa pelosok seperti Samjinae.

Yaa... meskipun ada beberapa kejadian yang memang kurang menyenangkan...

Tak henti-hentinya Chaewon kagum, kini kedua telapak tangannya ikut menempel di kaca jendela yang masih menyuguhkan lautan menghampar luas dan berkilauan dibawah teriknya matahari.

“Felix, liat kesini deh. Pemandangannya bagus banget.” Ia pun memutar kepalanya ke belakang untuk melihat sesosok berhoodie putih yang tengah memejamkan matanya, serta earphone hitam yang tercantum pada daun telinganya.

Sang empu kembali membuka netranya. Felix tampak melirik dengan ekor mata tajamnya, kemudian tangannya itu menarik tudung hoodienya untuk menutupi kepalanya.

“Bacot.” Ketus Felix yang kembali memejamkan matanya.

Chaewon mendengus kasar. Bisakah Felix menggunakan kata-kata penolakan yang lebih halus lagi?

Ia pun berbalik sepenuhnya.

“Liat dulu, ini kan study tour pertama kamu.” Protes Chaewon yang melihat Felix yang sama sekali tak bersemangat.

Felix masih setia memejamkan matanya, “capek, mau tidur.” Singkat, jelas, dan padat.

“Kamu dari tadi tidur-tidur mulu. Terus kamu ngapain ikut study tour kalo molor mulu kayak gini?”

“Karena lu.”

Tercekat Chaewon langsung, ia tertegun seakan-akan kata-kata Felix barusan membekukan jiwa dan raganya.

“Gua ikut, cuma karena lu doang...” suara berat Felix mengalun di kedamaian netra tajamnya yang terpejam.

Chaewon tidak mengerti, ia tidak mengerti apa yang Felix katakan. Dirinya benar-benar tak mengerti apa maksud dari segala kata-kata singkatnya. Kata-kata yang menguar teriringi berat basah suara khasnya, sama sekali tak Chaewon pahami, dan hanya membuat jantungnya berdegup cepat.

Tak sadar pipinya merona, Chaewon pun langsung menggeleng pelan, berusaha kuat-kuat menepis perasaannya yang masih samar.

Levanter  『Chaelix』✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang