Chap 31

284 51 78
                                    

Berhari-hari telah berlalu, kicauan terdengar damai di luar rumah kayu ini. Langit biru menghiasi musim dingin yang masih dalam nuansa menusuk. Udara berhilir, mendayu, berlari masuk diantara pintu kertas itu dan mengintip sedang apakah dua orang berbeda usia itu di dalam rumah yang lusuh ini.

Wonyoung bermain dengan pensil warnanya, sibuk akan menuangkan imajinasinya ke dalam kertas kosong putih yang sudah tercoreti berbagai warna. Sedangkan pria bersurai kecoklatan itu, hanya memangu tangannya di atas meja bundar, dan melihat-lihat isi ponselnya yang tak menarik dengan ekspresi datar tak berekspresi.

Kini Felix tengah menjaga Wonyoung, ia baru saja menjemput adik kekasihnya dari sekolah, sebab kesibukan Chaewon yang mengharuskan merawat Eunbi di rumah sakit membuat gadis bersurai sebahu itu tak sempat menjemput si bungsu dari sekolahnya.

Niatnya mereka ingin segera ke rumah sakit, namun Chaewon bilang untuk sementara mereka harus di rumah sebentar agar Eunbi bisa beristirahat lebih nyaman.

Mereka menurut dan inilah yang terjadi sekarang, Wonyoung dan Felix tengah berjaga di rumah, tengah menikmati waktu lenggang mereka yang tak tahu harus berbuat apa.

"Piliks Oppa! Liat ini! Bagus gak?!" Wonyoung dengan semangatnya menunjukkan hasil gambarannya.

Mendengar nada suara lucu itu membuat Felix mengangkat kepalanya, kemudian mematikan ponselnya dan melihat lukisan yang Wonyoung gambar.

Lantas ia tersenyum tipis, "bagus." Singkat namun penuh kehangatan, Felix tak bisa memuji orang dengan baik, jadi wajarkan saja tanggapannya terlihat sangat cuek. Dan Wonyoung tahu itu, ia tetap merasa senang akan pujian yang Felix berikan meski terdengar cuek.

Itu gambaran orang, bisa terlihat 2 orang perempuan dan satu anak kecil perempuan diantara dua orang besar itu, dan di sebelah perempuan berambut pendek itu, ada satu orang laki-laki. Felix tak terlalu peka dengan apa yang Wonyoung gambar, jadi ia tak tahu pasti siapa yang Wonyoung gambar.

Mata berbinar itu terlihat bermuara cahaya, kemudian ia menaruh gambarnya dan menunjuk satu persatu orang yang ia gambar.

"Ini Eunbi Eonnie sama Chaewon Eonnie lagi gandeng Wony, terus disamping Chaewon Eonnie ada Piliks Oppa." Jelasnya yang membuat Felix terkejut, tak ia sangka Wonyoung menggambarnya juga bersama kakak-kakaknya.

Manis sekali.

"Dulu Wony selalu gambar Eunbi Eonnie sama Chaewon Eonnie lagi gandeng tangan Wony. Di sekolah pun Wony cuma mau gambar ini padahal disuruhnya gambar gunung hehehe. Sampe sekarang Wony juga selalu gambar mereka, dan sekarang ketambahan Piliks Oppa." Jelasnya dengan aksen imut yang tak pernah berubah meski anak ini sudah tak cadel lagi. Selalu menghangatkan hati dan mengembangkan senyum Felix yang kaku.

Wonyoung meratapi gambarnya dengan matanya yang polos, "Wony harap, Wony selalu bisa gambar mereka seterusnya, dan gak akan ada yang hilang dari gambaran ini." Tiba-tiba ucapan polos itu menjadi suram. Felix yang mendengar itu langsung tertegun dan memudarkan senyumannya.

Raut wajah Wonyoung berubah drastis, yang tadiny tersenyum dengan cerah, kini seolah awan mendung berteduh pada wajah kecilnya itu.

"Eunbi Eonnie... gak akan kenapa-kenapa kan?" suara serta pertanyaan itu terdengar pilu.

"Dulu Wony khawatir sama kondisi Chaewon Eonnie yang koma, takut kalo Chaewon Eonnie ada apa-apa. Tapi setelah semuanya bahagia dan udah baik-baik aja, kenapa Eunbi Eonnie sekarang yang sakit?" remuk mendengarkan kata itu. Wonyoung memang terlihat sebagai pribadi yang ceria, namun sebenarnya ia adalah anak kecil yang menyimpan segala beban pikirannya sendirian dan enggan bercerita kepada sembarang orang.

Levanter  『Chaelix』✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang