Chap 14

519 89 68
                                    

Hari ini, langit terlihat cukup biru dari hari-hari sebelumnya, bahkan hingga sore ini langit nampak memancarkan warna menyegarkan.

Entah apa alasannya, mungkin karena musim penghujan sudah lalu dan kini saatnya musim panas melancarkan aksinya dibawah riangnya para manusia.

Dibawah awan yang terhampar bagai gurun sahara, terlihat seorang pemuda berjalan santai dengan kedua tangannya yang dimasukkan kedalam saku celana hitamnya.

Wajahnya datar tanpa ada kesenangan sedikit pun menyambut musim panas yang begitu dicintai orang-orang sebab warna langit jauh lebih cerah dari sebelumnya. Pandangannya terlihat dingin bagai es di arktik meski ia tidak sedang dalam mode mengintimidasi. Namun, setiap ia berjalan melewati para makhluk hidup, mereka sadar bahwa aura yang dimiliki lelaki berponi itu tidak biasa.

Dan ia tidak peduli dengan itu.

Ia kini lebih memfokuskan tujuannya untuk ke suatu tempat dibanding memikirkan pandangan orang-orang berbagai perasaan.

Itu tidak penting bukan?

Melihat ada sebuah rumah kecil yang tidak jauh dari sana, pemuda itu mempercepat langkahnya agar bisa sampai ke tempat tersebut.

Dan benar saja, tidak sampai beberapa menit, ia sudah sampai dan tepat berada didepan teras rumah tersebut.

Ketika ia baru ingin membuka mulutnya, dan mengucapkan sebuah kata permisi. Seorang wanita berperawakan lembut sudah melihatnya dari dalam rumah, dan langsung melangkah keluar dengan senyuman diwajahnya.

“Mau jemput Wonyoung ya?” tanya wanita itu yang sudah hafal dengan pemuda didepannya.

Ia hanya mengangguk singkat, kemudian tak lama wanita yang dikenal sebagai pengurus dirumah penitipan anak ini, menuntunnya ke anak yang akan ia jemput.

Dirinya dan wanita itu, masuk kedalam rumah kecil berisi berbagai macam mainan anak, dan beberapa papan tulis yang biasa untuk bermain para anak-anak suci ini disini. Dan juga jangan lupakan beberapa bangku dan kursi kecil berwarna-warni yang biasanya mereka gunakan untuk menggambar, mewarnai, makan, dan lain sebagainya.

Setelah melewati ruangan penuh warna dan karakter-karakter kartun yang terlukis pada tembok, mereka pun sampai di halaman belakang. Tempat dimana para anak-anak berkumpul untuk bermain di taman bermain kecil yang dilengkapi perosotan merah, ayunan warna-warni, jungkat-jungkit berwarna hijau karat, hingga pasir-pasiran yang biasanya mereka gunakan untuk membangun sebuah istana mini.

“Dia ada disana, saya permisi dulu.” Sang wanita membungkukkan badan dengan santun dan penuh kesopanan, dibalas dengan singkat oleh pemuda tersebut tanpa sepatah kata pun. Setelah itu Sang wanita undur diri dan kembali menjalani tugas-tugasnya untuk menjaga anak-anak yang dititipkan disini.

Mata lelaki itu memicing, menyebar luas keseluruh taman bermain kecil ini untuk menemukan sosok mungil berhodie kuning dengan kucir dua.

Matanya membulat kecil, ia menemukan sesosok itu yang kini hendak ingin menaiki perosotan berwarna merah sembari tertawa bersama teman-teman yang lainnya.

“Wonyoung-ah!” panggil lelaki itu cukup keras hingga yang dipanggil pun menengok dengan mata bulat berbinar.

Ekspresinya sempat terkejut untuk beberapa detik, hingga akhirnya seutas senyuman imut menghiasi wajahnya.

“Piliks!” dia berlari melepas gagang tangga perosotan yang ingin ia taiki, kemudian menghampiri Felix dan memeluknya dengan sangat erat hingga Felix sedikit tedorong ke belakang.

Felix mengukir senyum tipis tak ketara, kemudian melepas pelukan kecil dari Wonyoung sembari berjongkok untuk menyejajarkan tingginya.

“Maaf lama, tadi oppa ada kegiatan eskul sebentar.” Ujar Felix seraya menatap Wonyoung dengan tatapan hangat yang tetap datar.

Levanter  『Chaelix』✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang