Chap 18

601 90 174
                                    

Author mau bilang sesuatu ke kalian...












Tolong jangan jadi siders dong, sedih nih author udh capek-capek nulis + mikir jalan ceritanya tp malah gk divote sm komen hiks T^T




Happy Reading💕💕

"Jujur! Diapain lagi kamu sama mereka!" teriakan nyaring itu memekakkan telinga Chaewon dan menggema di dalam rumah kayu berlapuk itu. Chaewon memejamkan matanya seraya mengernyit, dan menutup gendang telinganya yang sudah beberapa kali dihantam dan dibombardir oleh pertanyaan-pertanyaan yang tak bisa ia jawab semuanya.

Sulit sekali menghadapi kakaknya ini, bahkan sudah beberapa kali ia berkata jujur, namun Sang sulung itu tak menerima alasan Chaewon yang dianggapnya tak logis.

Mereka tengah berada tepat di depan pintu masuk. Sakura langsung pulang ketika Chaewon turun dari mobilnya. Sempat ia tawarkan untuk mampir ke dalam rumahnya, namun Sakura menolak sebab sudah terlalu larut.

Dan alhasil saat ia masuk kedalam rumah, langsunglah Eunbi berdiri tegap di depannya dengan Wonyoung yang mengintip dibalik menjulangnya tubuh Eunbi. Menatapnya dengan tatapan mengintimidasi bagai jendral perang yang bersiap untuk menyandera tawanan perangnya.

Eunbi sudah berkali-kali menelpon Chaewon, namun rupanya ponsel Chaewon habis baterai sehingga tak masuklah panggilan telponnya. Tak sampai disana, Eunbi pun menelpon teman-teman satu ekskulnya, mulai Minju, Hyunjin, Jaemin, hingga Jeno, bahkan Felix pun ia telponi, namun sayang sekali Felix tidak mengangkatnya. Tentu saja Eunbi memiliki kontak mereka semua, sebab untuk berjaga-jaga menanyai kabar Chaewon bila sulit dihubungi.

Namun mereka semua menjawab dengan jawaban yang sama. Yaitu, Chaewon sudah pulang sedari tadi dan entah kemana.

Mencelos hati Eunbi, tertegun ditempat bagai tersambar petir. Langsunglah kalang kabut dirinya, takut adiknya terjadi apa-apa.

Bukannya ia berlebihan, dirinya hanya takut bila nanti terjadi sesuatu yang tak mengenakan seperti dulu dimana ternyata Chaewon mengalami penindasan yang parah di sekolahnya. Eunbi menjadi lebih protektif, dan mencoba menjaga adiknya sebaik mungkin agar tak terluka lagi.

Dan kini, mereka tengah berhadapan, dengan Chaewon yang masih meringkuk menutupi gendang telinganya agar suara nyaring Eunbi tak merusak indra pendengarannya secara tiba-tiba.

Chaewon mulai membuka matanya, menatap kearah Eunbi dengan helaan napasnya. Kemudian, ia turunkan kembali kedua tangannya sembari menatap Eunbi lesu.

"Kan udah kubilang, aku gak papa."

"Gak papa gimana!? Seragam darah semua kamu pikir gak papa?!" Eunbi masih mengelak, tak mempercayai kata-kata Chaewon sebab dulu Chaewon selalu berbohong dan Eunbi percaya begitu saja. Kini ia tak akan mudah dibodohi lagi.

Tetapi, kini bukanlah kebohongan. Apa yang diucapkan Chaewon adalah kebenaran yang nyata.

Ia menghela napas lagi, kemudian mengulum bibirnya dengan kecut.

"Ini bukan darahku."

"Terus darah siapa!?"

"Ini darah Nancy."

Tertegun langsung Eunbi, membeku dan seketika lidahnya kelu bagai terikat rantai. Matanya membulat, menatap netra cemerlang dengan cahaya yang berjatuhan bagai sinar mutiara.

Levanter  『Chaelix』✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang